DELLANDA EMSZA NOERPRIASARI, 101411133050 (2018) ANALISIS PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA PADA PELAJAR BERDASARKAN TEORI WHO (Studi di SMA 2 Sidoarjo). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Preview	Text (ABSTRACT) KKC KK FKM.269-18 Noe a ABSTRAK.pdf Download (24kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KKC KK FKM.269-18 Noe a SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only until 16 November 2021. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kecelakaan lalu lintas di Sidoarjo masih tergolong tinggi dan semakin meningkat setiap tahunnya. Mayoritas kecelakaan lalu lintas di Sidoarjo terjadi pada umur 16-30 tahun. Faktor paling besar kecelakaan lalu lintas adalah faktor manusia yang sering melanggar aturan lalu lintas dan pengetahuan yang kurang. Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis perilaku keselamatan berkendara pada pelajar SMA 2 Sidoarjo berdasarkan teori WHO. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 80 responden yang diambil secara acak menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square. Hasil penelitian pada kelas XI SMA 2 Sidoarjo menunjukkan bahwa ada hubungan antara skill (masa berkendara) (p-value 0,013), kepemilikan SIM C (p-value 0,000), pengetahuan (p-value 0,001), dukungan sosial (p-value 0,001) dan sikap (p-value 0,049) dengan perilaku keselamatan berkendara. Sedangkan pada variabel umur (p-value 1,000) dan jenis kelamin (p-value 0,470) tidak terdapat hubungan dengan perilaku keselamatan berkendara. Ada hubungan yang signifikan antara skill (masa berkendara), kepemilikan SIM C, pengetahuan, dukungan sosial dan sikap dengan perilaku keselamatan berkendara sedangkan untuk variabel umur dan jenis kelamin tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan perilaku keselamatan berkendara. Pelajar harus menaati peraturan lalu lintas. Pihak sekolah diharapkan membuat peraturan tertulis terkait larangan mengendarai sepeda motor ke sekolah jika belum memiliki SIM C dan memeriksa SIM C pelajar yang mengendarai motor ke sekolah. Pihak kepolisian diharapkan membuat program pembuatan SIM kolektif per sekolah sedangkan untuk pemerintah perlu adanya bis sekolah yang berhenti di setiap kecamatan untuk pelajar.

Actions (login required)

View Item