PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS PER-ORAL TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS DAN EPITELIALISASI LUKA TIKUS WISTAR DENGAN INFEKSI METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA)

Winona May Hendrata, NIM011511133005 (2018) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS PER-ORAL TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS DAN EPITELIALISASI LUKA TIKUS WISTAR DENGAN INFEKSI METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf

Download (48kB) | Preview
[img] Text (Fulltext)
FK PD 54 18 Hen p.pdf
Restricted to Registered users only until 13 December 2021.

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Propolis adalah produk lebah yang saat ini banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif. Propolis mengandung protein, karbohidrat, flavonoid, fenol, serta bahanbahan lain. Salah satu penggunaan propolis yang telah diteliti adalah pengaruhnya terhadap penyembuhan luka. Luka pada kulit yang disertai infeksi dapat menyebabkan perubahan terhadap proses penyembuhan luka dari normal menjadi luka kronis. Selain itu luka kronis juga berpotensi untuk menimbulkan scar atau bekas luka yang disebabkan oleh ketidakseimbangan jumlah sel fibroblas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek propolis terhadap penutupan luka, jumlah sel fibroblas, dan epitelialisasi secara in vivo. Hewan coba Rattus norvegicus galur Wistar jantan dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing dilabeli P1, P2, P3, K1, K2, dan K3. Aklimatisasi hewan coba dilakukan selama 7 hari. Seluruh hewan coba diberi luka insisi sepanjang 2 cm di kulit bagian punggung, lalu diberi inokulasi methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Kelompok P1, P2, dan P3 diberi perlakuan propolis per oral dan kelompok K1, K2, dan K3 diberi plasebo setiap hari sejak pemberian luka. Kelompok P1 dan K1 dilakukan pengukuran sisa panjang luka dan pengambilan jaringan pada hari ke-3, sedangkan kelompok P2 dan K2 pada hari ke-5, lalu kelompok P3 dan K3 pada hari ke-7. Jaringan kulit tikus dibuat menjadi sediaan histopatologi dengan pengencatan HE. Sediaan digunakan untuk mengamati jumlah sel fibroblas dan penutupan luka dengan epitelisasi. Hasil menunjukkan panjang luka yang secara signifikan lebih kecil pada kelompok P2 dibandingkan K2 (p = 0,02), dan tidak ditemukan perbedaan signifikan pada hari lain. Jumlah fibroblas berbeda signifikan pada hari ke-3 (p = 0,002) dan hari ke-5 (p = 0,003) namun tidak signifikan pada hari ke-7. Epitelialisasi luka pada hari ke-5 menunjukkan kelompok P2 lebih banyak mengalami epitelialisasi lengkap daripada K2, namun tidak teruji signifikan menurut uji statistik. Sisa panjang luka dan penutupan luka dipengaruhi oleh kontraksi sel-sel myofibroblas. Kelompok P2 memiliki jumlah fibroblas yang lebih kecil dan di sisi lain mengalami sisa panjang luka yang lebih kecil dan epitelialisasi yang lebih cepat. Kemungkinan fase-fase penyembuhan luka berlangsung lebih cepat dan harus diamati dengan frekuensi yang lebih rapat. Propolis memiliki efek antimikrobial yang telah banyak diteliti. Efek ini kemungkinan berkontribusi dalam percepatan penyembuhan luka. Dalam penelitian ini efek antimikrobial propolis belum diteliti. Propolis memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan luka kronis. Efek penurunan sel fibroblas yang ditunjukkan menunjukkan propolis berpotensi untuk menjadi obat pencegah terbentuknya scar.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KK KKA FK. PD. 54/18 Hen p
Uncontrolled Keywords: Epithelization, fibroblast, propolis, wound healing
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
Winona May Hendrata, NIM011511133005NIM011511133005
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorAgung Dwi Wahyu Widodo, Dr. , dr., M.Si,UNSPECIFIED
Depositing User: Dewi Puspita
Date Deposited: 13 Dec 2018 11:34
Last Modified: 13 Dec 2018 11:34
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/76690
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item