Profil Ulkus Peptikum yang Mengalami Perforasi berdasarkan Skor Prognosis di RSUD DR. Soetomo Tahun 2016

Elvin Nuzulistina, NIM011511133068 (2018) Profil Ulkus Peptikum yang Mengalami Perforasi berdasarkan Skor Prognosis di RSUD DR. Soetomo Tahun 2016. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text (ABSTRAK)
FK PD 171-18 Nuz p .pdf

Download (755kB)
[img] Text (FULLTEXT)
FK PD 171-18 Nuz p.pdf
Restricted to Registered users only until January 2022.

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Salah satu kelainan pada traktus gastrointestinal adalah ulkus peptikum. Ulkus peptikum merupakan penyakit kronis yang dapat terjadi di gaster maupun duodenum (Amandeep et al., 2012) ditandai dengan kerusakan saluran makan bagian atas pada jaringan terluar yaitu mukosa, submukosa, sampai muskularis mukosa yang dapat diamati secara endoskopis maupun radiologis (Nusi, 2015). Ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau perforated peptic ulcer (PPU) akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas (Bas G et al, 2008). Menurut Thorsen, Søreide dan Søreide tahun 2013, angka mortalitas ulkus peptikum yang mengalami perforasi mencapai lebih dari 27%. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk memprediksi prognosis pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi, salah satunya dengan metode skoring. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran dan mempelajari profil pada penderita ulkus peptikum yang mengalami perforasi berdasarkan skor prognosis di RSUD Dr. Soetomo tahun 2016. Namun, pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini hanya difokuskan pada metode skoring Boey dan POMPP karena dari beberapa literatur terdahulu kedua metode ini yang biasa diterapkan di RSUD Dr. Soetomo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilanjutkan dengan analitis melalui pendekatan retropektif dengan cara mengambil data pasien pada rekam medis. Populasi penelitian ini yaitu rekam medis pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi yang datang ke rumah sakit dalam keadaan emergency dan dioperasi serta dirawat di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo tahun 2016, sedangkan besar sampel pada penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara nonprobability sampling yaitu total sampling. Dari sampel tersebut, variabel yang akan diteliti antara lain karakteristik pasien (usia dan jenis kelamin), keadaan klinis (keluhan, riwayat konsumsi jamu atau obat antinyeri, lokasi perforasi, syok praoperasi, durasi perforasi, dan penyakit komorbid), hasil pemeriksaan laboratorium kimia klinik praoperasi (kadar Blood Urea Nitrogen, kadar kreatinin serum, dan kadar albumin serum), dan outcome pasien (komplikasi dan mortalitas) serta analisis prognosis menurut metode skoring Boey dan POMPP. Cara pengambilan data pada penelitian ini yaitu data diambil dari data sekunder yang berasal dari data rekam medis RSUD Dr. Soetomo tahun 2016, mulai 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016. Data rekam medis yang digunakan berasal dari kantor Pusat Rekam Medis dan kantor Rekam Medis Poli Bedah RSUD Dr. Soetomo. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpul data dari dokumen fisik dan data terkomputerisasi dengan bantuan petugas rekam medis yang sudah berkompeten di bidangnya. Setelah itu, data yang terkumpul diolah dan dikelompokkan secara deskriptif dan dilanjutkan dengan analisis untuk pengolahan metode skoring. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan Microsoft Excel 2013 dan software SPSS versi 22. Untuk pengolahan data deskriptif dilakukan dengan rumus pada Microsoft Excel 2013. Kemudian analisis metode skoring dilakukan dengan chi square pada software SPSS. Kemudian hasil pengolahan dan analisis data dideskripsikan dengan tabel, diagram pie, atau diagram batang. Hasil pada penelitian ini dari 39 sampel pasien didapatkan semua sampel pasien masuk dalam kriteria inklusi. Gambaran karakteristik pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi di RSUD Dr. Soetomo tahun 2016 memiliki usia rata-rata 59,56 ± 10,08 tahun dengan median 58 tahun. Kemudian, rentang usia dengan jumlah pasien terbanyak adalah 56-65 tahun (41,02%). Sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (71,79%). Selanjutnya, pada gambaran keadaan klinis pasien, keluhan yang paling sering dirasakan yaitu nyeri seluruh perut, berawal di ulu hati disertai rasa ditusuk (48,72%) dan demam (56,41%). Berdasarkan riwayat konsumsi jamu pegal linu dan obat antinyeri, sebagian besar pasien memiliki riwayat konsumsi jamu pegal linu (48,72%) dan riwayat konsumsi obat antinyeri (25,64%). Sementara itu, lokasi perforasi paling sering di gaster (94,87%), terutama di bagian prepilorus (54,06%). Kemudian, sebagian besar pasien datang dalam keadaan tidak syok (89,74%) dengan durasi perforasi lebih dari 24 jam (74,39%) dan memiliki penyakit komorbid (58,97%). Jenis penyakit komorbid yang banyak diderita adalah penyakit kardiovaskular (60,87%) dan diabetes mellitus (34,78%). Sementara itu, gambaran hasil pemeriksaan laboratorium kimia klinik praoperasi pasien menunjukkan bahwa sebagian besar pasien datang dengan kadar BUN dan kreatinin serum yang meningkat (87,18% dan 71,80%), sedangkan kadar albumin serum yang rendah/hipoalbuminemia (94,87%). Kemudian, gambaran outcome pasien antara lain komplikasi dan mortalitas. Mortalitas pasien didapatkan mencapai 43,59%. Sedangkan, komplikasi yang paling banyak didapat adalah sepsis (82,05%) yang juga merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak (52,94%). Selanjutnya, setiap parameter yang dimiliki masing-masing metode skoring memiliki risiko mortalitas yang berkaitan dengan pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi. Persentase jumlah pasien dengan parameter menurut metode skoring Boey sebesar 10,26% pasien datang dalam syok praoperasi, 74,39% pasien dengan durasi perforasi lebih dari 24 jam, dan 58,97% pasien memiliki penyakit komorbid. Sedangkan persentase jumlah pasien dengan parameter menurut metode skoring POMPP yaitu sebesar 25,64% berusia >65 tahun, 38,46% dengan kadar BUN >45 mg/dL dan tidak ada pasien dengan kadar albumin serum ≤1,5 g/dL. Berdasarkan hasil analisis metode skoring Boey maupun POMPP yang telah diteliti, secara statistik keduanya tidak ada hubungan antara peningkatan total skor dengan risiko mortalitas. Akan tetapi, hasil metode skoring Boey secara deskriptif tampak ada hubungan antara peningkatan total skor dengan risiko mortalitas (0%, 37,50%, 52,94%, dan 100%). Metode skoring Boey memiliki parameter yang lebih bersifat subyektif dan dapat terpenuhi hanya dengan anamnesis serta pemeriksaan tanda vital, walaupun ada risiko bias akibat perbedaan interpretasi dari pasien saat anamnesis. Sedangkan, parameter pada metode skoring POMPP lebih bersifat obyektif. Namun, metode skoring ini tidak melihat kondisi klinis umum pasien saat datang ke rumah sakit dan memiliki parameter yang hanya bisa terpenuhi dengan tambahan pemeriksaan penunjang laboratorium kimia klinik, yang juga berisiko terjadi kesalahan dalam tahap pengendalian mutu hasil. Oleh karena itu, setiap metode skoring memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit sehingga belum menggeneralisasikan profil pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi berdasarkan skor prognosis di RSUD Dr. Soetomo tahun 2016 secara optimal. Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya antara lain diperlukan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih banyak. Selain itu, administrasi penyimpanan dan pencatatan rekam medis diharapkan lebih lengkap agar data dari rekam medis dapat dianalisis dengan akurat dan untuk uji validitas metode skoring Boey maupun POMPP, diperlukan penelitian lebih lanjut secara prospektif agar metode skoring dapat digunakan dalam praktek sehari-hari di rumah sakit pada pasien ulkus peptikum yang mengalami perforasi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKA KK FK.PD. 171/18 Nuz p
Uncontrolled Keywords: perforated peptic ulcer, Boey score, POMPP score
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine
R Medicine > RC Internal medicine > RC799-869 Diseases of the digestive system. Gastroenterology
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Creators:
CreatorsNIM
Elvin Nuzulistina, NIM011511133068NIM011511133068
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMamiek Dwi Putro, dr. Sp.B-KBDUNSPECIFIED
Thesis advisorDyah Fauziah, dr., SpPA (K)UNSPECIFIED
Depositing User: Ika Rudianto
Date Deposited: 16 Jan 2019 00:52
Last Modified: 18 Jan 2019 02:12
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/78159
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item