PERBANDINGAN INDEKS PROLIFERASI KULTUR SEL LEUKEMIA MIELOID AKUT SETELAH PEMBERIAN DOSIS STANDAR SITARABINDAUNORUBISIN, SITARABIN DOSIS TINGGI DAN AZACITIDINE

Veronika Juanita Maskito, NIM011518156307 (2019) PERBANDINGAN INDEKS PROLIFERASI KULTUR SEL LEUKEMIA MIELOID AKUT SETELAH PEMBERIAN DOSIS STANDAR SITARABINDAUNORUBISIN, SITARABIN DOSIS TINGGI DAN AZACITIDINE. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text (ABSTRAK)
PPDS.PK. 02-19 Mas p ABSTRAK.pdf

Download (168kB)
[img] Text (DAFTAR ISI)
PPDS.PK. 02-19 Mas p DAFTAR ISI.pdf

Download (323kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
PPDS.PK. 02-19 Mas p DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (287kB)
[img] Text (FULLTEXT)
PPDS.PK. 02-19 Mas p.pdf
Restricted to Registered users only until 3 September 2022.

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pendahuluan Terapi induksi standar Acute Myeloid Leukemia (AML), Sitarabin Dosis Standar (SDAC)-Daunorubisin, menghasilkan remisi60% dan sering relaps. Upaya meningkatkan hasil misalnya dengan meningkatkan dosis sitarabin dan menggunakan azacitidine. Perbandingan indeks proliferasi kultur sel AML terhadap berbagai terapi induksi diharapkan memberi gambaran sensitivitas in vivo. Metode Isolasi Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC) dari sampel darah tepi EDTA dibagi menjadi 4 kelompok kultur sel masing-masing mengandung 106PBMC dalam media kultur. Kelompok kontrol (tanpa perlakuan), SDAC, HiDAC dan Azacitidine diinkubasi dengan obat selama 4 jam, 37C CO25%, dilanjutkan pemberian MTT dan SDS-HCl. Optical density (OD) diukur dengan spektrofotometer UV-VISmini-1240-Shimadzu pada panjang gelombang 570nm. Hasil dan Pembahasan Total didapatkan 9 penderita AML sesuai inklusi dari bulan April 2019-Juni 2019. Rerata usia penderita 40,119,75 tahun. Mayoritas adalah penderita AML M2(44,44%). Uji paired T Test menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) OD kontrol dengan OD kelompok SDAC (p=0,008), HiDAC (p=0,001) dan Azacitidine (p=0,002). Hal ini menunjukkan bahwa terapi SDAC, HiDAC dan Azacitidine memberi pengaruh bermakna dalam menurunkan proliferasi sel myeloblast penderita AML. Tidak ada perbedaan bermakna indeks proliferasi ketiga kelompok perlakuan (p=0,412) mungkin dapat disebabkan waktu proliferasi sel yang tidak optimal, jumlah sel dan dosis obat yang berbeda, tidak dipertimbangkannya faktor lain pada penelitian ini seperti fase sel, resistensi terapi, faktor sitogenetik atau ketiga terapi memang memiliki efek in vivo yang kurang lebih sama. Kesimpulan Ada perbedaan OD yang bermakna antara kelompok tanpa perlakuan (kontrol) dengan kelompok SDAC, HiDAC dan Aza. Tidak ada perbedaan bermakna indeks proliferasi ketiga kelompok perlakuan

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK PPDS.PK. 02-19 Mas p
Uncontrolled Keywords: AML, kultur sel, SDAC, HiDAC, Azacitidine, indeks proliferasi
Subjects: R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Patologi Klinik
Creators:
CreatorsNIM
Veronika Juanita Maskito, NIM011518156307NIM011518156307
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPaulus Budiono Notopuro, dr., SpPK(K)UNSPECIFIED
Thesis advisorSoeprapto Ma’at, Prof. Dr., drs, MS AptUNSPECIFIED
Thesis advisorMade Putra Sedana, dr,SpPD-KHOMUNSPECIFIED
Thesis advisorAtika, SSi, MKes.UNSPECIFIED
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 03 Sep 2019 10:06
Last Modified: 03 Sep 2019 10:06
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/86316
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item