PENGARUH KADAR POLYPLASDON XL-10 TERHADAP MUTU FISIK ORALLY DISINTEGRATING TABLET PARASETAMOL YANG DIBUAT SECARA CETAK LANGSUNG

Novpio Pratinasari, 050212542 (2007) PENGARUH KADAR POLYPLASDON XL-10 TERHADAP MUTU FISIK ORALLY DISINTEGRATING TABLET PARASETAMOL YANG DIBUAT SECARA CETAK LANGSUNG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (ABSTRACT)
gdlhub-gdl-s1-2007-pratinasar-4975-ff9107.log

Download (263B)
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-pratinasar-4975-ff9107-min.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pemakaian obat secara oral paling sering digunakan karena dianggap sederhana, tidak sulit, menyenangkan dan aman dalam hal pemberian obat. Adanya problem menelan sediaan tablet pada pasien geriatrik dan pediatrik menyebabkan tingginya ketidakpatuhan dan terapi yang tidak efektif. Problem tersebut dapat diatasi dengan menciptakan bentuk sediaan yang cepat terdispersi atau terlarut dengan saliva tanpa memerlukan air untuk menelannya yang dinamakan Orally Disintegrating Tablet. Orally Disintegrating Tablet adalah tablet yang terdisintegrasi secara cepat pada rongga mulut dengan waktu disintegrasi kurang dari 1 menit dengan beberapa persyaratan yaitu cepat terdisintegrasi di mulut dalam beberapa detik tanpa memerlukan air, meninggalkan residu atau tidak sama sekali residu di mulut setelah pemakaian, memiliki sensitivitas yang rendah pada kondisi lingkungan seperti kelembaban dan temperatur. Salah satu metode pembuatan Orally Disintegrating Tablet adalah metode cetak langsung. Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu ekonomis, tidak memerlukan banyak peralatan, tahapan proses pembuatannya terbatas dan dapat dihindari panas dan lembab yang ditimbulkan oleh proses granulasi sehingga dapat digunakan untuk bahan yang tidak tahan terhadap lembab dan pemanasan. Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian proses untuk mengetahui pengaruh kadar polyplasdon XL-10 (1 %, 3% dan 5% ) terhadap mutu fisik Orally Disintegrating Tablet parasetamol yang dibuat secara cetak langsung, sehingga dapat diketahui kadar optimal polyplasdon XL-10 sebagai disintegran. Sebelum dilakukan proses pembuatan tablet, terlebih dahulu dilakukan uji kualitatif bahan penelitian. Hasil pemeriksaan kualitatif bahan menunjukkan bahwa semua bahan yang digunakan memenuhi persyaratan yang ada pada literatur. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan mutu fisik serbuk yang meliputi pemeriksaan kecepatan alir dan sudut diam serta dilakukan pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam serbuk. Hasil pemeriksaan kecepatan alir dan sudut diam dari semua formula telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Demikian juga dengan pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam serbuk sudah memenuhi persyaratan yang ada. Setelah dilakukan pemeriksaan mutu fisik, serbuk dicetak menjadi tablet dengan diameter 13 mm dan tekanan 1 ton selama ± 3 detik kemudian dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet dan pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam tablet. Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan meliputi pemeriksaan kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Hasil pemeriksaan kekerasan tablet untuk F I sebesar [6,11±0,24]kP, F II [7,67±0,35]kP, F III [8,38±0,17] kP dan F IV [9,54±0,12]kP. Hasil pemeriksaan kekerasan tablet tersebut melebihi persyaratan yang ada, dimana persyaratan kekerasan untuk Orally Disintegrating Tablet adalah 0,1 – 3 kP (Izza, 2004). Hal tersebut lebih menguntungkan dari segi stabilitas mekanis, terutama pada saat pengemasan dan pengangkutannya. Hasil pemeriksaan kerapuhan pada F I sebesar [0,95 ± 0,04] %, F II [0,72 ± 0,04] %, F III [0,68 ± 0,02] % dan F IV [0,63 ± 0,02] %. Persyaratan untuk kerapu han Orally Disintegrating Tablet adalah <1% ( Izza, 2004 ). Hasil pemeriksaan tersebut sudah memenuhi persyaratan yang ada pada literatur. Hasil pemeriksaan waktu hancur untuk F I sebesar [21,5 ± 0,55] detik, F II [18,33 ± 0,82] detik, F III [14,17 ± 0,41] detik dan F IV [11,33 ± 0,52] detik. Persyaratan waktu hancur untuk Orally Disintegrating Tablet adalah < 1 menit (Klancke, 2003). Semua formula tersebut sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pada pemeriksaan keseragaman kadar parasetamol dalam tablet didapatkan bahwa semua formula sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Adapun persyaratan keseragaman kadar parasetamol dalam tablet yaitu 90 -110 %, dengan SBR < 6 % (DepKes RI, 1995). Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar formula pada pemeriksaan kekerasan dan waktu hancur tablet. Sedangkan untuk pemeriksaan kerapuhan, terdapat perbedaan bermakna antara F I dengan formula lainnya dan F II berbeda bermakna dengan F IV. Dari basil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar polyplasdon XL-10 dalam formula menyebabkan meningkatnya kekerasan dan waktu hancur tablet serta menurunnya kerapuhan tablet. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa F II dengan konsentrasi polyplasdon XL-10 1 % dapat menghasilkan mutu fisik Orally Disintegrating Tablet parasetamol yang optimal.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF 91/07 Pra p
Uncontrolled Keywords: ACETAMINOPHEN
Subjects: R Medicine
Divisions: 05. Fakultas Farmasi
Creators:
CreatorsNIM
Novpio Pratinasari, 050212542UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorBAMBANG WIDJAJA, Drs. MSi., Apt.UNSPECIFIED
Thesis advisorDWI SETYAWAN, SSi., M.Si., Apt.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Deby Felnia
Date Deposited: 19 Jun 2007 12:00
Last Modified: 04 Jul 2017 18:08
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8879
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item