AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER

RIZAL FIRDAUS, 050810281 (2013) AKTIVITAS HIPOGLIKEMI DARI TEH HERBAL CAMPURAN HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) DAN BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni) DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (ABSTRAK)
download.php_id=gdlhub-gdl-s1-2013-firdausriz-23387&no=6

Download (1kB)
[img]
Preview
Text
gdlhub-gdl-s1-2013-firdausriz-23387-1.FULLTEXT.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, metabolisme lipid dan protein yang abnormal, dengan komplikasi jangka panjang dapat mempengaruhi retina, ginjal, dan terutama sistem saraf (Debasis et al, 2011). Melihat etiologinya diabetes melitus (DM) di klasifikasikan menjadi empat, yaitu DM tipe 1 yang terjadi akibat adanya gangguan produksi insulin yang disebabkan penyakit autoimun atau idiopatik, DM tipe 2 yang terjadi akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin, Gestational Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan dan DM akibat penyakit endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat lain (Farmakologi dan Terapan FK UI, 2008; Dipiro et al, 2008). Banyak obat hipoglikemik oral, seperti sulfonilurea dan biguanides yang digunakan bersama dengan insulin untuk pengobatan diabetes melitus, namun obat ini memiliki efek samping yang signifikan (Debasis et al, 2011). Obat yang berasal dari tanaman obat sering dipertimbangkan dari segi keamanan dan biaya yang relatif lebih murah. Salah satu tanaman obat di Indonesia yang terkenal memiliki khasiat adalah sambiloto (Andrographis paniculata) dan mahoni (Swietenia mahagoni). Pada sambiloto terdapat andrografolida dan pada biji mahoni terdapat swietenin yang keduanya berfungsi dalam menghasilkan efek hipoglikemi. Dalam penelitian ini, dilakukan uji aktivitas hipoglikemi dari teh herbal campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk mengetahui efek sinergis dari kedua campuran tersebut. Selain itu, juga ditentukan profil metabolit sekunder dari masing-masing tanaman dan campuran keduanya dengan metode KLT Densitometri. Cara pembuatan teh herbal yaitu simplisia herba sambiloto dan biji mahoni digiling menjadi serbuk halus yang kemudian akan dimasukkan ke dalam tea bag sebanyak 10g. Untuk teh herbal campuran herba sambiloto dengan biji mahoni maka dimasukkan serbuk halus yang telah digiling ke dalam tea bag sesuai dengan perbandingan (1:1; 1:2; 2:1) dengan berat total 10g. Tea bag ini kemudian akan di seduh dengan air mendidih sebanyak 100ml. Hasil seduhan teh herbal inilah yang kemudian akan di uji aktivitas hipoglikeminya pada hewan coba mencit diabetes yang telah diinduksi aloksan. Sebelum diinduksi mencit harus dipuasakan 18 jam terlebih dahulu (hanya disediakan minum). Aloksan monohidrat diinjeksikan secara intraperitonial pada mencit dengan dosis 150mg/Kg BB (Etuk, 2010). Kadar glukosa darah diperiksa setelah 72 jam dan kadar glukosa darah mencit yang di atas 200 mg/dL adalah yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini membutuhkan 48 ekor mencit yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan 6 ekor mencit untuk tiap kelompoknya. Kelompok normal (non-diabetes) tidak diinduksi aloksan dan tidak mendapat perlakuan sama sekali, kelompok kontrol negatif diberi perlakuan CMC-Na 0,5% dan kelompok kontrol positif diberi perlakuan glibenklamid (0,013mg/20g BB). Kelompok I adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal herba sambiloto (0,4ml/20g BB). Kelompok II adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal biji mahoni (0,4ml/20g BB). Kelompok III adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni perbandingan (1:1) 0,4ml/20g BB. Kelompok IV adalah kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni perbandingan (1:2) 0,4ml/20g BB. Sedangkan yang terakhir adalah kelompok V yaitu kelompok mencit diabetes yang diberi perlakuan teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) 0,4ml/20g BB. Evaluasi kadar glukosa darah mencit dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 selama perlakuan. Pengambilan darah dilakukan 2 jam setelah pemberian perlakuan dengan cara melukai ujung ekor hewan coba mencit menggunakan jarum. Dari hasil perlakuan selama tujuh hari, didapatkan hasil penelitian berupa profil kadar glukosa darah mencit terhadap pengaruh pemberian teh herbal. Data dibuat dalam bentuk rata-rata ± SEM. Teh herbal campuran herba sambiloto dan biji mahoni dengan perbandingan (2:1) dengan dosis 0,4ml/20g BB yang memberikan penurunan kadar glukosa darah mencit paling besar mulai dari hari ke-0 (417,80±76,60 mg/dL) hingga hari ke-7 (329,60±71,44 mg/dL) dengan rata-rata penurunan kadar glukosa darah sebesar 88,20 mg/dL. Rata-rata penurunannya juga lebih besar jika dibandingkan dengan kedua teh herbal tunggalnya maupun perbandingan yang lainnya. Dilihat dari komposisinya, herba sambiloto lebih dominan dalam teh herbal campuran tersebut. Artinya dalam campuran ini, herba sambiloto memberikan kontribusi besar dalam penurunan kadar glukosa darah. Jika dikombinasikan dengan biji mahoni, maka akan memberikan efek yang sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF.FT.39/13 Fir a
Uncontrolled Keywords: HERBAL TEA; SWIETANIA MAHAGONI
Subjects: Q Science > QK Botany
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmastika
Creators:
CreatorsNIM
RIZAL FIRDAUS, 050810281UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSukardiman, Prof. Dr., Apt. MSUNSPECIFIED
Depositing User: mrs hoeroestijati beta
Date Deposited: 18 Mar 2013 12:00
Last Modified: 03 Aug 2016 06:42
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9200
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item