PERBANDINGAN ANALISA CITRA KOMPOSISI SLIME JAGUNG SEBAGAI COUPLING AGENT

AFRIEZAZAQI SUTAN MARHOEM (2019) PERBANDINGAN ANALISA CITRA KOMPOSISI SLIME JAGUNG SEBAGAI COUPLING AGENT. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text
FV.RD. 22-19 Mar p (TLP) ABSTRAK.pdf

Download (23kB)
[img] Text
FV.RD. 22-19 Mar p (TLP) DAFTAR ISI.pdf

Download (73kB)
[img] Text
FV.RD. 22-19 Mar p (TLP) DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (92kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Latar Belakang: Gel USG merupakan salah satu media penghantar gelombang suara yang ada dalam pembuatan citra USG. Untuk bisa menghasilkan citra yang baik, dibutuhkan gel dengan impedansi akustik yang mendekati nilai impedansi akustik dari kulit. Faktor yang mampu mempengaruhi impedansi akustik sendiri adalah densitas dari sebuah bahan serta kecepatan seismik dari sebuah gelombang. Semakin tinggi nilai densitas dari sebuah material maka semakin tinggi pula nilai impedansi akustiknya. Hal ini juga erat kaitannya dengan kecepatan seismik. Semakin tinggi kecepatan seismik, maka akan tinggi juga nilai nilai impedansi akustik. Slime yang berasal dari tepung jagung dan air merupakan salah satu liquid yang memiliki densitas tinggi dan memiliki potensi untuk menjadi salah satu coupling agent alternatif USG. Tepung jagung juga sudah teruji dapat menjadi salah satu alternatif coupling agent. Hal ini dikarenakan tepung jagung mampu menghantarkan gelombang ultrasound ke tubuh dengan baik (Allison, 2014). Namun, dalam penelitian tersebut, masih belum membahas tentang detail komposisi yang ideal untuk bisa menghasilkan citra yang baik. Tujuan: Untuk mengetahui berapa komposisi yang pas antara tepung jagung dan air untuk dapat menghasilkan citra USG yang maksimal. Bahan dan Metode: Dalam penelitian ini, dibuat lima sampel gel dengan perbandingan air dan tepung jagung sebesar 1:8, 1:9, 1:10, 1:11, 1:12 dan satu gel reguler sebagai pembanding citra. Penelitian ini menggunakan alat USG GE Logic V5 dengan probe linear. Keenam coupling agent tersebut diuji cobakan ke phantom lesi kistik dan phantom lesi padat yang terbuat dari gelarin dan metamuci. Untuk lesi kistik, lesi tersebut terbuat dari balon berisi air. Sedangkan lesi padat berupa bakso. Kedua belas hasil citra tersebut dianalisa dengan metode kualitatif dengan dua observer radiolog serta kuantitatif dengan menggunakan applikasi Matlab untuk melihat nilai SNR-nya. Hasil: Secara keseluruhan, dari sepuluh hasil citra dari slime USG cukup baik namun gel reguler masih lebih baik. Dari penilaian kualitatif, slime dengan perbandingan 1:8 memiliki nilai tertinggi dari slime USG lainnya. Sedangkan secara kuantitatif, tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan gel reguler. Kesimpulan: Slime USG dengan perbandingan 1:8 merupakan coupling agent alternatif terbaik dibandingkan dengan sampel lainnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKA KK FV.RD. 22-19 Mar p (TLP)
Uncontrolled Keywords: Ultrasonography, Coupling Agent, Slime USG, Gel USG, Tepung Jagung
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine > RC71-78.7 Examination. Diagnosis Including radiography
Divisions: 15. Fakultas Vokasi > Departemen Kesehatan > D4 Alih Jenjang Radiologi
Creators:
CreatorsNIM
AFRIEZAZAQI SUTAN MARHOEMNIM151610383056
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRosy SetiawatiNIDN0015027604
Thesis advisorRISALATUL LATIFAHNIDN0029088803
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 17 Dec 2019 07:18
Last Modified: 26 Feb 2020 08:56
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/92737
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item