SHERVY FATMA RIZKA (2019) TEKNIK POLIKULTUR IKAN NILA SALIN (Oreochromis niloticus) DENGAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI INSTALASI BUDIDAYA AIR PAYAU, KECAMATAN DEKET, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR. KODEPRODI54243#Akuakultur, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (Abstrak) KKC KK PKL PK BP 119 - 19 Riz t-Abstrak.pdf Download (47kB)
	Text (Daftar isi) KKC KK PKL PK BP 119 - 19 Riz t-Daftar isi.pdf Download (33kB)
	Text (Daftar pustaka) KKC KK PKL PK BP 119 - 19 Riz t-Daftar pustaka.pdf Download (49kB)
	Text (Fulteks) KKC KK PKL PK BP 119 - 19 Riz t.pdf Restricted to Registered users only until 18 December 2022. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas penting bagi pembudidaya ikan di Indonesia. Perkembangan teknologi budidaya ikan nila (O. niloticus) berjalan cukup lambat, tetapi ikan nila tetap menjadi komoditas budidaya yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Indonesia. Ikan bandeng banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan gizi tinggi dan protein yang lengkap dan penting untuk tubuh. Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah mempelajari, memahami, dan mempraktekkan secara langsung tentang teknik polikultur ikan nila (O. niloticus) dengan ikan bandeng (C. chanos) di Instalasi Budidaya Air Payau, kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur dan mengetahui hambatan dalam teknik polikultur ikan nila (O. niloticus) dengan ikan bandeng (C. chanos) di Instalasi Budidaya Air Payau, kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur. Kegiatan praktek kerja lapang dilakukan di Instalasi Budidaya Air Payau Lamongan pada 18 Desember 2018 hingga 18 Januari 2019. Pengambilan data dilakukan dengan metode partisipasti aktif, wawancara, observasi, dan studi pustaka. Kegiatan budidaya ikan nila dengan ikan bandeng secara polikultur meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pengendalian hama, pemanenan, serta pemasaran. Persiapan kolam meliputi pengeringan tanah, pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan, dan pengisian air. Benih ikan nila ditebar dengan ukuran 3-5 cm sedangkan ikan bandeng ditebar pada ukuran 5-7 cm dengan masing-masing padat tebar 2 ekor/m2. Praktek kerja lapang selama satu bulan memperoleh data kualitas air dengan suhu kisaran 28-33,1°C, pH 7,4-8,4, salinitas 24-26 ‰, DO 6,6-7,8 mg/l, dan kecerahan 30-40 cm. Rata-rata panjang akhir ikan nila (O. niloticus) adalah 16 cm dan bobot rata-rata 120 gram. Sedangkan pada ikan bandeng (C. chanos) rata-rata panjangnya adalah 31 cm dan bobot rata-rata 198 gram. Nilai SR ikan nila sebesar 94,32% dan ikan bandeng sebesar 97,78%. Berdasarkan praktek kerja lapang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa teknik polikultur di Instalasi Budidaya Air Payau (IBAP) Lamongan meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran. Hambatan yang dihadapi di Instalasi Budidaya Air Payau (IBAP) Lamongan adalah adanya hama di sekitar tambak yang masuk ke dalam tambak.

Actions (login required)

View Item