POTENSI AKTIVITAS ANTIKANKER KOMBINASI FRAKSI ETIL ASETAT HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) DENGAN CISPLATIN TERHADAP SEL T47D, WIDR DAN HELA SECARA IN VITRO

ZARAH ESMERALDA NAULY SIAGIAN, 050911023 (2014) POTENSI AKTIVITAS ANTIKANKER KOMBINASI FRAKSI ETIL ASETAT HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) DENGAN CISPLATIN TERHADAP SEL T47D, WIDR DAN HELA SECARA IN VITRO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2015-siagianzar-35172-7.ringk-n.pdf

Download (200kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
FF. FT. 21-14 Sia p.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Komponen bioaktif primer dari herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) adalah andrografolida (Jarukamjorn dan Nemoto, 2008). Andrografolida dilaporkan sebagai senyawa penuntun antikanker yang memiliki aktivitas inhibitor enzim DNA topoisomerase II. Peran antikanker andrografolida antara lain pada induksi apoptosis dan cell cycle arrest (Sukardiman et al., 2011). Andrografolida merupakan golongan diterpenoid yang larut dalam fase etil asetat (Singh et al., 2012), sehingga dalam penelitian ini uji aktivitas antikanker menggunakan fraksi etil asetat herba sambiloto (FEAS) dengan harapan dapat menurunkan toksisitas andrografolida terhadap sel normal. Cisplatin merupakan senyawa kompleks platinum pertama yang diketahui mempunyai kemampuan sebagai inhibitor kanker (Maulana, 2009). Cisplatin merusak tumor dengan menginduksi apoptosis, yang dimediasi oleh aktivasi berbagai jalur transduksi sinyal, termasuk sinyal kalsium, sinyal death receptor dan aktivasi jalur mitokondrial. Resiko penggunaan ciplatin untuk kemoterapi adalah sel-sel kanker dapat menjadi resisten dengan cisplatin. Untuk meminimalkan resistensi ciplatin, terapi kombinasi dikembangkan dan telah terbukti lebih efektif untuk melawan kanker (Florea dan Busselberg, 2011). Keuntungan lain dari terapi kombinasi adalah meningkatkan kepatuhan pasien karena berkurangnya jumlah obat yang diberikan, munculnya efek aditif atau sinergis antara kombinasi obat, serta menurunkan dosis obat sehingga toksisitas pada jaringan sehat dapat berkurang (Chou, 2010). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sinergisme efek antikanker dari kombinasi FEAS dengan cisplatin terhadap sel kanker payudara (T47D), kolon (WiDr) dan serviks (HeLa) secara in vitro. Cisplatin diperoleh dari Laboratorium Dasar Bersama Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, yang diproduksi oleh SIGMA-ALDRICH. Sedangkan fraksi etil asetat herba sambiloto (FEAS) diperoleh dengan mengekstraksi serbuk kering herba yang didapatkan dari daerah Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia, dengan etanol 96%. Ekstrak yang telah dipekatkan kemudian difraksinasi dengan perbandingan air:etil asetat = 1:3. FEAS kemudian dikeringkan dengan rotavapour. FEAS kemudian dilarutkan dengan Dimethyl Sulfoxude (DMSO) (Sigma). Sel kanker T47D, WiDr dan HeLa diperoleh dari Cancer Chemoprevention Research Centre (CCRC), Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada. Kultur sel ditumbuhkan dalam media penumbuh Rosewell Park Memorial Institute (RPMI) yang mengandung Fetal Bovine Serum (FBS) 10% (v/v) dan Penisilin – sterptomisin 1% (v/v). Sel (T47D, WiDr atau HeLa) dengan konsentrasi 104/sumuran didistribusikan ke dalam plate 96 sumuran dan diinkubasikan selama 24 jam untuk beradaptasi dan menempel di sumuran. Keesokannya media diambil, dicuci PBS, kemudian ditambahkan 100 μl media kultur (kontrol) atau senyawa uji yaitu FEAS atau cisplatin, diinkubasi selama 24 jam. Pada akhir inkubasi, media kultur yang mengandung sampel dibuang, dicuci dengan 100 μl PBS. Kemudian ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 100 μl media kultur yang mengandung MTT 0,5 mg/ml, inkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37°C. Sel yang hidup akan bereaksi dengan MTT membentuk kristal formazan berwarna ungu. Setelah 4 jam, ditambahkan larutan Sodium Duodecyl Suphate (SDS) untuk melarutkan kristal formazan. Keesokan harinya absorbansi dibaca dengan dengan ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm. Data absorbansi kemudian dikonversi ke dalam persen sel hidup dan ditentukan IC50 menggunakan analisa probit. Konsentrasi kombinasi ditentukan dari ½ IC50, 3/8 IC50, ¼ IC50,dan 1/8 IC50. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antikanker kombinasi dan dihitung Combination Index (CI) menggunakan rumus CI = (D)1/(Dx)1+ (D)2/(Dx)2 untuk menentukan sinergisme antikanker kombinasi. Hasil penelitian menunjukkan IC50 FEAS terbaik adalah berturutturut terhadap sel WiDr (14.520 μg/ml), sel HeLa (18.109 μg/ml) dan sel T47D (21.379 μg/ml). Sedangkan untuk cisplatin, IC50 terbaik adalah berturut-turut terhadap sel WiDr (0.941 μg/ml), sel T47D (4.501 μg/ml) dan sel HeLa (5.084 μg/ml). Setelah dilakukan uji kombinasi dengan 4 rasio kadar IC50 masingmasing, didapatkan bahwa kombinasi FEAS dengan cisplatin memiliki nilai CI terbaik untuk sel HeLa yaitu 0,113 dengan interpretasi sinergis kuat, terdapat pada perbandingan konsentrasi 1/4 IC50 FEA Sambiloto : 1/8 IC50 Cisplatin. Nilai CI terbaik untuk sel WiDr adalah 0,507 dengan interpretasi sinergis, terdapat pada perbandingan konsentrasi 1/8 IC50 FEA Sambiloto : 1/8 IC50 Cisplatin. Nilai CI terbaik untuk sel T47D adalah 1,024 dengan interpretasi mendekati efek aditif, terdapat pada perbandingan konsentrasi 1/8 IC50 FEA Sambiloto : 1/8 IC50 Cisplatin. Ketidaksesuaian hasil kombinasi dengan pengujian tunggal mungkin disebabkan karena adanya interaksi kimiawi antara cisplatin dengan senyawa-senyawa di dalam FEAS, yang dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek sinergis, aditif maupun antagonis. Resistensi sel T47D dan sel WiDr terhadap cispatin juga dapat menjadi alasan turunnya aktivitas kombinasi. Dari penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian dengan perbandingan seri konsentrasi kombinasi berbeda yang diharapkan menimbulkan sinergisme efek antikanker yang lebih baik terhadap ketiga jenis sel kanker baik secara in vitro maupun in vivo, serta dilakukan pengembangan formulasi, bentuk sediaan dan rute pemberian terbaik untuk kombinasi FEAS dan cisplatin sehingga memudahkan pemberian kombinasi secara in vivo.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB. KK-2 FF. FT. 21/14 Sia p
Uncontrolled Keywords: ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES; ANTINEOPLASTIC AGENTS
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmakognosi Fitokimia
Creators:
CreatorsNIM
ZARAH ESMERALDA NAULY SIAGIAN, 050911023UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSukardiman, Prof. Dr. , Apt., MS.UNSPECIFIED
Thesis advisorAbdul RahmanUNSPECIFIED
Depositing User: sukartini sukartini
Date Deposited: 30 Jan 2015 12:00
Last Modified: 28 Jul 2016 08:28
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9475
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item