Setiaranti, Meity, NIM. 050110049 E (2009) OPTIMASI KONSENTRASI Қ - KARRAGENAN UNTUK AMOBILISASI SEL Streptomyces sp-1. DALAM MENGHASILKAN ANTIBIOTIKA (Pemanfaatan ISP-4 Ampas Tahu Sebagai Media Produksi). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-setiaranti-9422-ff1370-k.pdf Download (409kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-setiaranti-9111-ff1370-o-2.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Untuk memenuhi kebutuhan antibiotika yang semakin meningkat, sampai saat ini terus dilakukan usaha-usaha untuk dapat memproduksi antibiotika dengan mudah, cepat dan efisien. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan suatu metode alternative, yaitu teknik amobilisasi sel. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan sel mikroba amobil untuk produksi antibiotika, diantaranya adalah densitas sel dapat ditingkatkan sehingga produksinya dapat meningkat. Selain itu sel amobil dapat digunakan kembali (reuse) dengan produktivitas metabolit yang relatif stabil (Nedovic et al., 2005) Dalam hal produksi antibiotika perlu diperhatikan jenis nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri dan juga lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum pertumbuhannya. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam produktifitas fermentasi antibiotika adalah ketersediaan unsur nitrogen dalam media produksi, nitrogen dipergunakan sebagai sumber nutrisi mikroba (bakteri) dalam bentuk ammonium, nitrat, asam amino dan protein. Sumber nitrogen antara lain dapat digunakan ekstrak ragi, peptone dan soybean meal yang mahal harganya. Kedelai dan hasil olahannya dapat dijadikan alternatif sebagai sumber nitrogen dalam komponen media yang relatif mudah. Ampas tahu merupakan salah satu hasil olahan kedelai yang diharapkan dapat digunakan sebagai komponen media pertumbuhan bakteri. Berdasarkan analisis pendahuluan diketahui bahwa ampas tahu masih mengandung protein kasar 21-29% b/b bahan asam amino. Penelitian ini dilakukan dengan pembiakan Streptomyces sp-1. dalam media ISP-4 padat yang mengandung ampas tahu 0,5%, kemudian dilakukan perbanyakan sel dengan memindahkan kolom Streptomyces sp-1. dari media ISP-4 padat ke media ISP-4 cair. Selanjutnya dilakukan amobilisasi sel dengan mensuspensikan sel ke dalam larutan Қ -karagenan dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, dan 5%, lalu suspensi tersebut di tuang ke dalam larutan 0,3 M KCI sampai ketebalan 34 mm, kemudian dibiarkan memadat. Setelah itu dipotong-¬potong berbentuk kubus dengan ketebalan 2-3 mm. (Chibata et al.,1986). Kemudian potongan kubus-kubus tersebut difermentasikan ke dalam media ISP4 cair yang mengandung ampas tahu 0,5% dan diinkubasi selama 4 hari. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan ulang sel amobil, dilakukan penggantian media ISP-4 cair yang mengandung ampas tahu 0,5% yang dilakukan tiap 4 hari. Uji daya hambat antibiotika dilakukan untuk mengetahui aktivitas daya hambat antibiotika hasil fermentasi Streptomyces sp-1. amobil dalam matrik Қ -karragenan dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, dan 5% dalam media ISP-4 cair yang mengandung ampas tahu 0,5% terhadap petumbuhan mikroba Uji Gram positif yang dalam penelitian ini diwakili oleh Staphylococcus aureus ATCC 25923. Dari hasil uji daya hambat antibiotika kemudian dibuat profil kurva diameter zona hambatan hasil Uji daya hambat antibiotika terhadap pertumbuhan mikroba Uji Staphylococcus aureus ATCC 25923. Berdasarkan kurva tersebut dapat diketahui bahwa sel amobil dengan konsentrasi yang berbeda akan menghasilkan aktivitas antibiotika yang berbeda pula. Aktivitas antibiotika yang tertinggi dihasilkan oleh sel amobil dengan konsentrasi Қ -karragenan 4%. Aktivitas antibiotika yang dihasilkan oleh sel amobil dengan konsentrasi 3%, dan 5% tidak,menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan harga p=0,337, sedangkan aktivitas antibiotika yang terendah dihasilkan oleh sel amobil dengan konsentrasi 2%. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam empat kali penggunaan ulang, antibiotika yang dihasilkan Streptomyces sp-1. amobil dalam matrik Қ -karragenan baik dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, maupun 5% masih mengalami peningkatan yang signifikan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan aktivitas antibiotika hasil fermentasi Streptomyces sp-1. amobil dalam matrik Қ -karragenan dengan variasi konsentrasi Қ -karragenan 2%, 3%, 4%, dan 5% pada empat kali penggunaan ulang. Konsentrasi Қ -karragenan yang paling optimum untuk memproduksi antibiotika hasil fermentasi Streptomyces sp-1. dengan metode amobilisasi sel adalah sebesar 4%.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF. 137/08 Set o | ||||||
Uncontrolled Keywords: | ANTIBIOTICS; STREPTOMYCES | ||||||
Subjects: | Q Science > QR Microbiology > QR180 Immunology Q Science > QR Microbiology > QR75-99.5 Bacteria |
||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Kimia Farmasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Sulistiorini | ||||||
Date Deposited: | 17 Feb 2009 12:00 | ||||||
Last Modified: | 05 Jun 2017 22:26 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10046 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |