Rizka Arifa Rahmawati (2020) Karakteristik Fisik Dan Stabilitas Serbuk Misel Kurkumin Dan Formulasi Dalam Tablet Sublingual. Masters thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL .pdf Download (1MB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK .pdf Download (90kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI .pdf Download (170kB) |
|
Text (PENDAHULUAN)
4. BAB 1 PENDAHULUAN .pdf Download (111kB) |
|
Text (TINJAUAN PUSTAKA)
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (329kB) | Request a copy |
|
Text (KERANGKA KONSEP)
6. BAB 3 KERANGKA KONSEP.pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (126kB) | Request a copy |
|
Text (METODE PENELITIAN)
7. BAB 4 METODE PENELITIAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (197kB) | Request a copy |
|
Text (HASIL PENELITIAN)
8. BAB 5 HASIL PENELITIAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (PEMBAHASAN)
9. BAB 6 PEMBAHASAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (133kB) | Request a copy |
|
Text (SIMPULAN)
10. BAB 7 SIMPULAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (81kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
11. DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (116kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
12. LAMPIRAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (EMBARGO)
13. EMBARGO.pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (60kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini terkait dengan formulasi kurkumin dalam sistem misel. Kurkumin merupakan derivat polifenol hidrofobik dari rimpang tanaman Curcuma longa yang memiliki aktivitas biologis dan farmakologis seperti anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, dan anti kanker. Kurkumin memiliki keterbatasan pada kelarutan yang rendah dalam air sebesar 11 ng/mL, namun memiliki permeabilitas yang baik dengan nilai Log P sebesar 3,29. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kelarutan kurkumin dengan menggunakan sistem misel. Misel merupakan agregat yang terdiri dari beberapa molekul surfaktan atau polimer ampifilik yang terbentuk apabila konsentrasi diatas CMC (Critical Micelle Concentration). Kelebihan misel adalah dapat meningkatkan kelarutan bahan obat yang sukar larut dalam air dengan mengenkapsulasi obat dalam inti misel. Namun, memiliki keterbatasan dalam aspek stabilitas karena berbentuk cair sehingga pada penelitian ini dilakukan pengeringan menggunakan pengeringan semprot untuk memperbaiki stabilitas fisik misel dan stabilitas selama penyimpanan. Polimer ampifilik penyusun misel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu poloxamer 407 dan sebagai stabilizer saat proses pengeringan semprot adalah Eudragit S100. Karakterisasi fisik yang dilakukan pada serbuk misel kering meliputi organoleptis, morfologi, analisis termal, kristalinitas dan ukuran partikel. Pada pengamatan organoleptis dilakukan secara visual pada larutan misel kurkumin dan serbuk misel kering. Hasil yang didapatkan tampilan yang sama pada keempat formula yaitu berwarna kuning pudar Hasil uji morfologi yang dilakukan dengan metode Scanning Electron Microscopy (SEM) pada F1-F4 permukaan misel berongga dan menyusut. Morfologi keempat sistem misel yang kurang optimal kemungkinana disebabkan kurangnya konsentrasi Eudragit S100 sebagai stabilizer yang digunakan pada proses pengeringan semprot. Hasil analisis termal menggunakan metode Differential Thermal Analysis (DTA) dan kristalinitas menggunakan metode X-Ray Diffractometry (XRD) menunjukkan bahwa semakin tinggi polimer yang digunakan, sistem yang terbentuk akan semakin amorf. Hasil uji ukuran partikel pada F1-F4 berkisar antara 0,280-0,300 μm. Hal ini kemungkinan disebabkan kecepatan dan atau lama pengadukan yang kurang optimal. Berdasarkan hasil analisis statistik One Way ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan ukuran misel pada keempat formula, sehingga dapat disimpulkan peningkatan konsentrasi polimer tidak mempengaruhi ukuran misel. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas serbuk misel kurkumin dengan parameter suhu dilakukan pada F4. Suhu yang digunakan dalam pengamatan ini adalah 30oC, 40oC dan 50oC. Laju reaksi kurkumin mengikuti orde 1 sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nakasuriya et al (2016). Berdasarkan hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa sistem setelah rekonstitusi masih mampu mempertahankan 90% kadar kurkumin selama 7,5 jam pada penyimpanan suhu 30oC. Serbuk misel kurkumin selanjutnya diformulasikan ke dalam sediaan tablet sublingual. Karakterisasi tablet yang dilakukan adalah uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu disintegrasi dan uji disolusi. Berdasarkan hasil analisis statistika menggunakan One Way ANOVA (α = 0,05) pada uji kekerasan menunjukkan adanya pengaruh polimer dimana semakin tinggi jumlah polimer yang digunakan akan meningkatkan kekerasan tablet. Hasil uji kekerasan pada F4 memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan F1. Karakteristik kerapuhan juga dilakukan analisis statistik menggunakan One Way ANOVA (α = 0,05). Hasil analisis menunjukkan tidak adanya pengaruh secara signifikan pada perbedaan komposisi polimer. Karakteristik waktu disintegrasi tablet pada keempat formula tidak memenuhi persyaratan tablet sublingual (<2 menit) disebabkan kurangnya konsentrasi penggunaan disintegran primojel yang digunakan. Karakteristik yang paling menentukan dari keberhasilan formulasi kurkumin dalam sistem misel ini yaitu uji disolusi. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa pada F4 memiliki persen terdisolusi menit ke-30, paling tinggi dibandingkan ketiga formula lainnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena konsentrasi polimer yang tinggi. Semakin tinggi polimer yang digunakan, akan mengubah sistem menjadi semakin amorf, yang berpengaruh pada disolusi tablet. Secara umum, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran misel dalam meningkatkan kelarutan kurkumin melalui perubahan sifat kisi kurkumin yang sebelumnya kristalin menjadi amorf. Perubahan sifat kisi ini juga mempengaruhi kelarutan kurkumin yang ditunjukkan dengan hasil persen terdisolusi kurkumin pada F4 memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan ketiga formula lainnya. Hal ini disebabkan oleh sifat kisi F4 bersifat amorf bila dibandingkan F1, F2, dan F3 yang masih terdapat kisi kristalin di dalam sistem. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya disarankan untuk meningkatkan waktu pengadukan dan atau lama pengadukan untuk mendapatkan hasil ukuran misel yang memenuhi persyaratan misel < 200 nm dan mengoptimalkan proses penjebakan kurkumin dalam sistem. Selain itu, melakukan uji lanjutan untuk menentukan produk hasil degradasi, dan menambah parameter stabilitas lain seperti pH pada sistem misel kurkumin. Pengembangan formula untuk tujuan sediaan tabet sublingual, juga harus memiliki waktu disintegrasi yang cepat melarut sehingga perlu menambahkan konsentrasi disintegran.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK TF 18 / 20 Rah k | ||||
Uncontrolled Keywords: | Curcumin, Micelles, Physical Characteristics, Poloxamer 407, Eudragit S100 | ||||
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica | ||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Dewi Puspita | ||||
Date Deposited: | 02 Dec 2020 12:20 | ||||
Last Modified: | 02 Dec 2020 12:20 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/101203 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |