Susanti (2020) Validasi Metode Klt-Bioautografi Kontak Dan Klt-Densitometri Untuk Uji Batas Residu Streptomisin Sulfat Dan Kanamisin Sulfat Secara Simultan Dalam Sampel Ikan Lele (Clarias Batrachus) Dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Masters thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL .pdf Download (519kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK .pdf Download (100kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI .pdf Download (152kB) |
|
Text (PENDAHULUAN)
4. BAB 1 PENDAHULUAN .pdf Download (141kB) |
|
Text (TINJAUAN PUSTAKA)
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (498kB) | Request a copy |
|
Text (KERANGKA KONSEP)
6. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (178kB) | Request a copy |
|
Text (METODE PENELITIAN)
7. BAB 4 METODE PENELITIAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (217kB) | Request a copy |
|
Text (HASIL PENELITIAN)
8. BAB 5 HASIL PENELITIAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (728kB) | Request a copy |
|
Text (PEMBAHASAN)
9. BAB 6 PEMBAHASAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (137kB) | Request a copy |
|
Text (SIMPULAN)
10. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (119kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
11. DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (197kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
12. LAMPIRAN .pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (360kB) | Request a copy |
|
Text (EMBARGO)
13. EMBARGO.pdf Restricted to Registered users only until 2 December 2023. Download (33kB) | Request a copy |
Abstract
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri pada perikanan budidaya adalah pemberian antibiotika. Antibiotika yang biasa digunakan adalah streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat (Jiang et al., 2019). Streptomisin terutama digunakan di tempat penetasan telur ikan sebagai perawatan jangka panjang, sedangkan kanamisin digunakan untuk mengobati infeksi kulit ikan (Supriyadi dan Rukyani, 2000; Kuncoro, 2004). The European Agency for The Evaluation of Medical Products tidak mengizinkan streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit akibat bakteri pada ikan budidaya. Penyalahgunaan streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat dapat meninggalkan residu dalam jaringan hewan sehingga menyebabkan resistensi antibiotik (Bacanlı dan Başaran, 2019). Beberapa metode telah dilakukan untuk mendeteksi residu streptomisin dalam berbagai jaringan hewan, yaitu LC-MS dengan batas deteksi 0,025 μg (Tao et al., 2012) dan kromatografi gas dengan batas deteksi 0,005 μg (Stead, 2000). Adapun metode yang digunakan untuk mendeteksi residu kanamisin dalam berbagai jaringan hewan, yaitu ELISA dengan batas deteksi 0,05 μg (Chen et al., 2008) dan HPLC menggunakan detektor UV dengan batas deteksi 0,03 μg (Chen et al., 2009). Namun metode tersebut membutuhkan laboratorium yang memadai dan proses derivatisasi senyawa antibiotika berlangsung beberapa jam sehingga tidak praktis (Jiang et al., 2019). British Pharmacopoeia telah menetapkan penggunaan metode KLT untuk mengidentifikasi streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat (British Pharmacopoeia Commision, 2018). Metode kompendial ini diterapkan dan dimodifikasi untuk memperoleh metode sederhana, waktu analisis yang singkat dan praktis untuk analisis secara simultan (Reich dan Maire-Widmer, 2013). Pada penelitian ini dilakukan validasi metode untuk uji batas residu streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat secara simultan dalam daging ikan lele dan ikan nila segar dengan KLT-Bioautografi kontak dan KLT-Densitometri. Parameter validasi metode analisis yang dievaluasi meliputi selektifitas, batas deteksi, linieritas dan akurasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang valid dan sensitif untuk uji batas residu streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat secara simultan dalam ikan lele dan ikan nila. Pada metode KLT-Bioautografi kontak digunakan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29737 sebagai bakteri uji. Berdasarkan Farmakope Indonesia bakteri uji untuk streptomisin sulfat adalah bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29737 karena metode ini digunakan untuk analisis simultan, maka bakteri yang sama digunakan untuk kanamisin sulfat. Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29737 tumbuh optimum pada pH 7,0-7,5 sehingga pH larutan ekstraksi disesuaikan menjadi 7,0 dengan larutan NaOH 4 M. Streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat tidak memiliki gugus kromofor sehingga tidak dapat dideteksi menggunakan cahaya UV, maka dilakukan derivatisasi menggunakan ninhidrin untuk analisis menggunakan KLT-Densitometri. Ninhidrin bereaksi dengan gugus amina bebas pada streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat sehingga memberikan warna ungu yang khas (Thenawidjaja, Ismaya dan Soefie, 2017). Optimasi konsentrasi fase gerak pada penelitian ini meliputi pemilihan konsentrasi fase gerak larutan KH2PO4. Pada konsentrasi 7,5%, nilai Rf kanamisin sulfat berdekatan dengan batas bawah nilai Rf yang baik, yaitu 0,2-0,8. Pada konsentrasi 10%, nilai Rf berada pada rentang nilai Rf yang baik, yaitu 0,2-0,8. Sedangkan pada konsentrasi 12,5%, nilai Rf streptomisin sulfat melebihi dari batas atas nilai Rf yang efektif, yaitu > 0,8. Oleh karena itu, konsentrasi 10 % dipilih sebagai konsentrasi fase gerak karena menghasilkan nilai Rf dan Rs lebih baik. Berdasarkan hasil optimasi konsentrasi fae gerak 7,5%, 10% dan 12,5%, maka ditetapkan konsentrasi fase gerak terpilih yaitu larutan KH2PO4 10%. Nilai Rf dan Rs streptomisin sulfat dengan kanamisin sulfat dari kedua metode tersebut sesuai persyaratan nilai Rf yang baik berkisar 0,2-0,8 dan nilai Rs yang baik ≥ 1,0. Preparasi sampel ikan lele dan ikan nila membutuhkan larutan ekstraksi untuk mengendapkan protein yang terikat pada streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat. Biasanya larutan TCA 20 % dalam campuran air digunakan untuk pengendapan protein dalam daging ikan. Mekanisme TCA 20 % sebagai agen presipitasi yakni ion negatif dari TCA akan bergabung dengan protein yang sedang berada pada kondisi sebagai kation hingga membentuk garam protein yang tidak larut. Uji selektifitas dalam penelitian ini dilakukan dengan penambahan larutan standar streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat dalam larutan sampel ikan lele dan ikan nila. Berdasarkan nilai Rs streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat yang ditambahkan ke dalam sampel ikan lele dan ikan nila yang diperoleh dari metode KLT-Bioautografi kontak memenuhi syarat parameter selektifitas dengan nilai Rs masing-masing 1,82 dan 1,81. Pada KLT-Densitometri streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat yang ditambahkan ke dalam sampel ikan lele dan ikan nila memiliki 5 puncak, nilai Rs yang diperoleh dari 5 puncak tersebut memenuhi persyaratan nilai Rs, yaitu ≥ 1,0. Data hasil uji batas deteksi metode KLT-Bioautografi kontak untuk streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat masing-masing diperoleh 0,7028 μg dan 0,8032 μg. Sedangkan data hasil uji batas deteksi metode KLT-Densitometri untuk streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat masing-masing diperoleh 0,0631 μg dan 0,0685 μg. Penentuan batas deteksi pada penelitian ini menunjukkan bahwa KLT-Densitometri lebih sensitif dibandingkan KLT-Bioautografi kontak. Hasil ini berbeda dengan batas deteksi yang dilaporkan oleh Hubicka et al. (2009), yaitu 0,25 μg untuk analisis kanamisin sulfat dalam produk farmasi menggunakan metode KLT-Densitometri maka nilai batas deteksi yang diperoleh lebih peka. Pada KLT-Bioautografi kontak, hasil yang diperoleh berbeda dengan batas deteksi yang dilaporkan oleh Isnaeni et al. (in process 2020), yaitu 0,30 μg untuk analisis streptomisin sulfat dalam matriks udang. Uji linieritas dilakukan pada larutan standar streptomisin sulfat dengan rentang konsentrasi 100,4-301,2 ppm yang menghasilkan persamaan garis regresi y = 0,0021x + 0,124 dengan nilai r = 0,9996, R2 = 0,9994 dan Vxo = 1,27 % untuk KLT-Bioautografi kontak dan y = 8,4596x + 191,18 dengan nilai r = 0,9993, R2 = 0,9988 dan Vxo = 1,56 % untuk KLT-Densitometri. Uji linieritas juga dilakukan pada larutan standar kanamisin sulfat dengan rentang konsentrasi 80,3-301,2 ppm yang menghasilkan persamaan garis regresi y = 0,0019x – 0,03 dengan nilai r = 0,9991, R2 = 0,9983 dan Vxo = 2,11 % untuk KLT-Bioautografi kontak dan y = 16,594x + 1723,5 dengan nilai r = 0,9990, R2 = 0,9982 dan Vxo = 1,98 % untuk KLT-Densitometri. Persamaan garis regresi dinyatakan linier bila nilai r ≥ 0,999, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi larutan standar streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat dengan diameter zona hambat (KLT-Bioautografi kontak) dan area puncak (KLT-Densitometri). Uji akurasi dengan cara adisi standar ke dalam matriks ikan lele dan ikan nila masing-masing ditambahkan 3 macam konsentrasi streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat yang berbeda, maka diperoleh rekoveri dengan KLT-Bioautografi kontak masing-masing 99,72 ± 0,83 % dan 99,29 ± 0,49 % untuk ikan lele dan ikan nila. Rekoveri streptomisin sulfat dengan KLT-Densitometri menggunakan ninhydrin 1 % b/v dalam etanol sebagai penampak noda, kemudian dipindai dengan densitometri pada panjang gelombang maksimum 400 nm masing-masing 28,67 ± 19,36 % dan 40,73 ± 19,36 % untuk ikan lele dan ikan nila. Nilai rekoveri streptomisin sulfat dengan KLT-Bioautografi kontak memenuhi kriteria batas penerimaan akurasi untuk sampel dengan kadar > 0,01 %, yaitu 85-110 %. Nilai rekoveri streptomisin sulfat menggunakan metode KLT-Densitometri tidak memenuhi kriteria batas penerimaan akurasi. Hal ini disebabkan oleh struktur streptomisin sulfat yang lebih dominan oleh gugus amin sekunder sehingga streptomisin sulfat memiliki kemampuan penyerapan yang rendah karena adanya 5 gugus amin sekunder (NH) yang menyebabkan konjugasi elektronnya terganggu. Pada penetapan rekoveri kanamisin sulfat dengan penambahan 3 macam konsentrasi yang berbeda diperoleh rekoveri dengan KLT-Bioautografi kontak 99,76 ± 1,62 % dan 98,22 ± 2,68 % masing-masing untuk ikan lele dan ikan nila. Rekoveri kanamisin sulfat dengan KLT-Densitometri sebesar 96,18 ± 3,88 % dan 95,86 ± 5,35 % masing-masing untuk ikan lele dan ikan nila. Nilai rekoveri kanamisin sulfat menggunakan kedua metode tersebut memenuhi kriteria batas penerimaan akurasi untuk sampel dengan kadar > 0,01 %, yaitu 85-110 %. Setelah semua parameter validasi dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode KLT-Bioautografi kontak dan KLT-Densitometri untuk uji batas residu streptomisin sulfat dan kanamisin sulfat telah memenuhi persyaratan validasi yang wajib dilakukan untuk uji batas, yaitu selektifitas dan batas deteksi. Berdasarkan data hasil uji batas deteksi, maka dapat disimpulkan bahwa KLT-Densitometri lebih sensitif dibanding KLT-Bioautografi kontak.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK TF 17 / 20 | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | TLC-Contact Bioautography, TLC-Densitometry, Streptomycin Sulfate, Kanamycin Sulfate, Antibiotic Residues | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Dewi Puspita | |||||||||
Date Deposited: | 08 Dec 2020 07:20 | |||||||||
Last Modified: | 08 Dec 2020 07:20 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/101206 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |