Ritzky Safitri (2020) Konstruksi Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Eric Stockholm dan Perselingkahan-Perselingkuhan Yang Lain Karya Benny Arnas. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (COVER) 1. COVER .pdf Download (1MB)
	Text (ABSTRAK) 2. ABSTRAK .pdf Download (819kB)
	Text (BAB I) 3. BAB I PENDAHULUAN .pdf Download (870kB)
	Text (BAB II) 4. BAB II TOKOH DAN PENOKOHAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 December 2023. Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB III) 5. BAB III KONSTRUKSI DAN MAKNA TOKOH PEREMPUAN.pdf Restricted to Registered users only until 12 December 2023. Download (990kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 6. BAB IV PENUTUP .pdf Restricted to Registered users only until 12 December 2023. Download (826kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 7. DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (706kB)
	Text (SURAT PERMOHONAN EMBARGO PUBLIKASI KARYA ILMIAH) 8. SURAT PERMOHONAN EMBARGO PUBLIKASI KARYA ILMIAH .pdf Restricted to Registered users only Download (193kB) | Request a copy

Abstract

Skripsi ini berjudul “Konstruksi Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Eric Stocholm dan Perselingkuhan-Perselingkuhan yang Lain Karya Benny Arnas”. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini mengidenfikasi penokohan perempuan dan mengungkap konstruksi dan makna tokoh-tokoh perempuan, walaupun setiap tokoh perempuan pada cerpen-cerpen tersebut memiliki keunikan tersendiri namun mereka memiliki beberapa kesamaan. Ada tujuh judul cerpen yang digunakan dalam skripsi ini, yaitu; “Sempurna”, “Kembang Putih di Atas Perahu”, “Bawang Merah dan Ibunya”, “Huruf Terakhir”, “Janji Sulaiman”, “Cemburu Tua”, dan “Eric Stockholm”. Penelitian ini menggunakan teori struktural yaitu tokoh dan penokohan, makna tokoh dan kritik sastra feminis yang berfokuskan pada konstruksi tokoh perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis yang berdasarkan cara kerja teori struktural dan kritik sastra feminis. Ketujuh cerpen yang dipilih memiliki kesamaan berupa tokoh-tokoh perempuan yang pernah atau sedang mengalami tekanan dari kaum laki-laki dengan menyerang secara fisik maupun mental. Terutama karena kebudayaan latar cerpen adalah Indonesia yang masih lekat dengan kebudayaan patriarki yang secara sadar atau tidak sadar membuat perempuan lebih banyak tunduk atau mengalah. Penempatan kaum perempuan pada posisi marjinal, sehingga konstruksi feminis dalam kumpulan cerpen ini berada di bawah konstruksi maskulin.

Actions (login required)

View Item