ARINA DERY PUSPITA SARI, 050312659 (2009) FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK TEH HIJAU DENGAN BASIS MANITOL YANG DIBUAT SECARA GRANULASI BASAH: Pengaruh Kadar HPMC 2910 3cP Sebagai Pengikat Terhadap Mutu Fisik Tablet. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-arinaderyp-8837-abstract-8.pdf Download (452kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-arinaderyp-8535-ff0508.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Telah dilakukan penelitian pengaruh kadar HPMC 2910 3cP sebagai pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau dengan basis manitol yang dibuat secara granulasi basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan pengikat HPMC tipe 2910 3cP pada kadar 1%, 3%, dan 5% terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut tablet yang dibuat dengan metode granulasi basah sehingga nantinya dapat diketahui kadar HPMC tipe 2910 3cP yang optimal agar diperoleh tablet hisap dengan mutu fisik yang memenuhi persyaratan. Di dalam ekstrak teh hijau yang diteliti mengandung senyawa EGCG yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang sangat kuat dan berkhasiat diantaranya untuk mengurangi resiko kanker ( di paru , usus besar, perut, hati, dan kulit ), tumor, menurunkan kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri, membunuh virus-virus, mengurangi metastase di paru – paru, dan mengurangi pengaruh racun rokok. Hal inilah yang mendasari semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang mengkonsumsi teh, khususnya teh hijau. Namun cara yang digunakan untuk mengkonsumsi teh ini masih konvensional yaitu dengan cara diseduh, yang terbilang cukup rumit dan tidak praktis. Oleh karena itu dibutuhkan sediaan yang dapat mempermudah penggunaan teh hijau ini tanpa mengurangi khasiatnya. Permasalahan ini dapat diatasi dengan pembuatan sediaan tablet hisap ekstrak teh hijau, yang mudah dan praktis cara penggunaannya. Pembuatan tablet hisap ekstrak teh hijau secara granulasi basah dimulai dengan pembuatan larutan bahan pengikat terlebih dahulu, yaitu HPMC 2910 3cP yang dicampur dengan 9 ml air ( 3 ml air panas dan 6 ml air dingin ) kemudian didiamkan semalam. Setelah menimbang ekstrak teh hijau dan manitol, keduanya dicampur sampai homogen kemudian ditambahkan larutan pengikat dan digerus sampai terbentuk massa granul, lalu diayak dengan pengayak mesh 12, setelah itu dikeringkan pada suhu 40°C selama 2 jam 40 menit. Setelah granul kering dan dingin, dilakukan pengukuran kandungan lengas ( MC ) terlebih dahulu untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam granul. Hasilnya diperoleh % MC masing-masing formula telah memenuhi persyaratan ( 0,75-2 % ) yaitu 1,14 f 0,54 % untuk F1, 0,99 ± 0,41 % pada F2, sedangkan F3 sebesar 1,30 ± 0,29 %, dan 0,83 ± 0,38 % untuk F4. Ukuran granul diperkecil dengan cara mengayak pada Oscilating Granulator, kemudian ditambahkan Mg stearat yang berfungsi sebagai lubrikan lalu dicampur selama 5 menit. Setelah itu dilakukan uji mutu fisik granul yaitu penentuan sifat alir. Dari uji ini diperoleh hasil kecepatan alir granul yang tidak memenuhi persyaratan dari pustaka ( >10 g/dt ) yaitu 7,93 ± 0,96 g/dt untuk Fl. 8,12 ± 0,37 g/dt pada F2, sedangkan F3 sebesar 9,39 ± 0,53 g/dt, dan 6,39 ± 0,24 g/dt untuk F4. Begitu juga dengan sudut diammya, hanya F2 ( 21,80 f 0,00° ) saja yang memenuhi persyaratan yaitu 20°-40°, sedangkan F1 ( 17,23 ± 0,88° ), F3 ( 19,13 t 0,17° ), dan F4 ( 16,03 f 0,14° ) tidak memenuhi persyaratan. Walaupun hasil yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan, namun setidaknya sifat serbuk ekstrak teh hijau yang sukar mengalir dapat menjadi lebih baik. Setelah dilakukan uji mutu fisik granul, granul ditimbang sesuai dengan bobot yang telah direncanakan untuk masing-masing formula, kemudian dicetak menjadi tablet berdiameter 13 mm pada tekanan 2 ton selama 3 detik dan tablet digunakan untuk uji mutu fisik tablet yaitu uji kekerasan, uji kerapuhan, dan uji waktu melarut tablet. Pada pustaka tercantum bahwa persyaratan untuk kekerasan tablet hisap yaitu lebih dari 15 kP. Pada penelitian yang telah dilakukan, kekerasan dari keempat formula telah memenuhi persyaratan yaitu F 1 sebesar 16,31 ± 0,00 kP, untuk F2 sebesar 16,33 ± 0,03 kP, sedangkan F3 sebesar 16,22 ± 0,08 kP, dan 16,35 ± 0,03 kP untuk F4. Dari hasil uji analisis statistik dengan menggunakan SPSS dengan metoda Anova diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dengan derajat kemaknaan < 0,05, ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari masing-masing formula terhadap peningkatan kadar HPMC yang digunakan. Untuk melihat formula yang berbeda bermakna, analisis dilanjutkan dengan uji HSD dan diperoleh hasil hanya antara formula 3 dan formula 4 saja yang berbeda bermakna. Pada uji kerapuhan tablet, diperoleh hasil bahwa semua formula telah memenuhi persyaratan sebesar <1 %, yaitu 0,80 ± 0,02 % untuk Fl, 0,77 ± 0,05 % pada F2, sedangkan F3 sebesar 0,74 f 0,01 dan 0,70 ± 0,04 % untuk F4. Dari hasil uji analisis statistik dengan menggunakan SPSS dengan metoda Anova diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dengan derajat kemaknaan < 0,05, ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari masing¬-masing formula terhadap peningkatan kadar HPMC yang digunakan. Untuk melihat formula yang berbeda bermakna, analisis dilanjutkan dengan uji HSD dan diperoleh hasil hanya antara F1 dan F4 saja yang berbeda bermakna. Waktu melarut tablet meningkat sebanding dengan peningkatan kadar HPMC. Namun hanya F1 ( 8,36 ± 0,22 menit ) dan F2 ( 8,98 ± 0,13 menit ) saja yang memenuhi persyaratan waktu melarut 5-10 menit, sedangkan F3 ( 11,57 f 0,08 menit ) dan F4 ( 15,07 ± 0,53 menit ) tidak memenuhi persyaratan waktu melarut. Dari hasil uji analisis statistik dengan menggunakan SPSS dengan metoda Anova diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dengan derajat kemaknaan < 0,05, ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari masing¬-masing formula terhadap peningkatan kadar HPMC yang digunakan. Perbedaan bermakna terjadi antara F 1 dan F3, F 1 dan F4, F2 dan F3, F2 dan F4, serta F3 dan F4 ditunjukkan pada uji HSD. Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan penambahan kadar HPMC tipe 2910 3cP memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kekerasan dan kerapuhan tablet pada kadar 5 %, sementara terhadap waktu melarut, HPMC tipe 2910 3cP memberikan pengaruh yang bermakna pada kadar 3 %. Dari keempat formula yang diteliti, formula dengan kadar HPMC 2910 3cp sebesar 1 % ( Formula 2 ) merupakan kadar yang optimal untuk menghasilkan mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut yang memenuhi persyaratan. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut terhadap stabilitas dan aseptabilitas tablet hisap ekstrak teh hijau.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF.05/08 Sar f | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | TABLETTING; GRANNULATION | |||||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RA Public aspects of medicine R Medicine > RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | |||||||||
Date Deposited: | 23 Jan 2009 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 21 Oct 2016 18:35 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10203 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |