DISHA AMALIA NURANTY, 050312811 (2009) PENENTUAN SIFAT LIPOFILIK (Rm), ELEKTRONIK (pKa) DAN STERIK (RM) DARI SEFADROKSIL DAN SEFRADIN SERTA AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA PADA Staphylococcus aureus ATCC 25923. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-nurantydis-8839-abstract-8.pdf Download (437kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-nurantydis-8536-ff0608.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Adanya perbedaan struktur atom, gugus substituen akan menyebabkan perbedaan sifat kimia fisika dan aktivitas farmakologisnya. Pengaruhnya dalam sistem biologis adalah perubahan distribusi obat dalam sel dan jaringan, perjalanan obat menuju ke tempat aksi, kecepatan reaksi dengan tempat aksi serta pola metabolisme dan ekskresi obat. Sefadroksil dan sefradin merupakan turunan sefalosporin generasi pertama yang memiliki inti dasar yang sama, yaitu asam 7-aminosefalosporonat. Perbedaan antara sefadroksil dan sefradin terdapat pada gugus pada posisi 7 cincin β-Laktam. Pada sefadroksil substituennya adalah para hidroksifenil, sedangkan substituen pada sefradin adalah 1,4-sikloheksadienil. Adanya perbedaan struktur molekul dari kedua turunan tersebut tentunya akan menyebabkan perbedaan sifat kimia fisika sehingga menyebabkan perbedaan aktivitas mikrobanya. Pada penelitian ini dipelajari nilai Rm (sifat lipofilik), pKa (sifat elektronik), RM (sifat sterik) dan aktivitas antibakteri (KHM) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dari sefadroksil dan sefradin untuk mengetahui bagaimana pengaruh ketiga sifat kimia fisika tersebut terhadap aktivitas antibakterinya. Tujuannya adalah menentukan nilai sifat lipofilik (Rm), elektronik (pKa), dan sterik (RM) dari sefadroksil dan sefradin serta mengetahui perbedaan sifat kimia fisika yang berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri (KHM) pada Staphylococcus aureus ATCC 25923. Hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui sifat kimia fisika yang berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri dari turunan sefalosporin dan juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sehingga dapat dilakukan modifikas, senyawa turunan sefalosporin dengan lebih rasional. Untuk memperoleh nilai Rm dari sefadroksil dan sefradin digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Fase Balik dengan fase diam silika gel F254 yang diimpregnasi dengan n-oktanol dan fase gerak aseton-air dengan perbandingan 80:20. Peningkatan nilai Rm menunjukkan peningkatan nilai lipofilitas suatu senyawa. Nilai pKa diperoleh dengan menggunakan metode spektrofotometri UV dengan mengamati serapan larutan senyawa obat dalam air suling yang sudah didapar pada berbagai pH. Untuk menentukan nilai pKa masing-masing senyawa digunakan larutan dapar dengan 5 macam pH yaitu pH asam (pH=1), pH basa (pH= 12 dan pH= 11) dan 3 macam larutan dapar pada pH yang sesuai dengan senyawa. Pengamatan dilakukan pada pH dimana terdapat perbedaan serapan terbesar antara larutan suasana asam dan suasana basa. Untuk nilai parameter sterik (RM) ditentukan dengan mengukur indeks refraksi serta densitas, larutan sefadroksil dan sefradin dalam metanol dengan konsentrasi tertentu dan suhu tertentu. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan media Mueller Hinton Broth dan bakteri Slaphylococcus aureus ACC 25923 dengan metode dilusi (KHM). Dari hasil penelitian didapatkan nilai Rm untuk sefadroksil yaitu 0,15 ± 0,05 sedangkan nilai Rm untuk sefradin yaitu 0,19 ±0,005. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sefradin mempunyai nilai lipofilitas yang lebih besar dibandingkan dengan sefadroksil. Untuk nilai pKa sefadroksil didapatkan sebesar 4,76 ± 0,07 sedangkan nilai pKa untuk sefradin sebesar 2,51 ± 0,09. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai pKa sefadroksil lebih besar daripada nilai pKa sefradin yang artinya keasamannya makin kecil pada sefadroksil. Tetapi dalam hal ini, sefradin yang lebih asam menghasilkan aktivitas yang lebih besar. Untuk nilai RM yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan nilai refraksi molar antara sefadroksil dan sefradin yaitu untuk sefadroksil sebesar 94,11 ± 2,89 dan untuk sefradin sebesar 101,08 ± 1,39. Hal ini dapat disimpulkan ternyata sifat sterik (RM) sefradin yang lebih besar memberikan pengaruh positif terhadap aktivitasnya karena volume molar diperlukan untuk interaksi obat dengan reseptor. Sedangkan untuk hasil penelitian uji aktivitas antibakteri antara dua senyawa obat mempunyai kadar hambat minimal yang berbeda yaitu untuk sefadroksil sebesar 16,00 ppm sedangkan untuk sefradin sebesar 8,00 ppm. Semakin kecil kadar yang dibutuhkan senyawa untuk menghambat pertumbuhan bakteri menunjukkan peningkatan aktivitas antibakterinya. Terlihat bahwa sefradin mempunyai aktivitas lebih besar daripada sefadroksil. Senyawa sefradin yang mempunyai nilai Rm lebih besar (lebih lipofilik), nilai pKa. lebih kecil (lebih asam), dan nilai RM lebih besar (volume molar lebih besar) mempunyai aktivitas antibakteri lebih tinggi daripada sefadroksil. Untuk dapat mengembangkan senyawa antibakteri turunan dari sefadroksil dan sefradin menjadi senyawa obat baru yang memiliki aktivitas lebih besar perlu dilakukan peningkatan nilai lipofilisitas, peningkatan keasaman (sifat elektronik) dan peningkatan sifat sterik dengan melakukan modifikasi struktur pada substituen rantai samping inti 7-ACA (7-amino cephalosporanic acid turunan sefalosporin C, dengan substituen yang mempunyai sifat sesuai. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sifat lipofilik, elektronik, dan sterik berpengaruh dalam peningkatan aktivitas antibakteri.

Actions (login required)

View Item