MAISYATUL MUYASAROH, 050312750 (2009) PENENTUAN LAMA PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN JOHAR (Cassia Siamea Lamk) TERHADAP PERTUMBUHAN Plasmodium Berghei PADA MENCIT. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-muyasarohm-9010-abstract-8.pdf Download (405kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-muyasarohm-8909-ff5908.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Malaria merupakan salah satu penyakit yang memiliki resiko penularan yang tinggi di beberapa daerah di Indonesia, terutama di luar Jawa-Bali. Adanya resistensi terhadap penggunaan antimalaria menjadi kendala utama dalam pemberantasan malaria. Sebagai pemecahan masalah tersebut maka dilakukan pencarian dan pengembangan obat antimalaria baru. Tanaman Cassia siamea Lamk atau yang biasa dikenal dengan sebutan johar merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antimalaria. Berdasarkan pengalaman empiris ataupun penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa daun tanaman C. siamea Lamk memiliki efek sebagai antunalaria. Kandungan dari daun C. siamea Lamk yang diduga bertanggung jawab atas aktivitas antimalaria adalah alkaloid. Langkah awal yang dilakukan untuk mengembangkan tanaman C. siamea Lamk sebagai sediaan obat fitofarmasi antimalaria adalah melakukan uji farmakologi. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho (2006) menghasilkan bahwa fraksi etil asetat daun C siamea Lamk memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit dengan ED50 sebesar 0,56 mg/kg BB. Kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh Ekasari (2006) yang menyatakan bahwa dosis dan interval pemberian fraksi daun C. siamea Lamk yang memberi penghambatan efektif terhadap pertumbuhan P. berghei adalah pada dosis 42 mg/kg BB mencit yang diberikan tiga kali sehari. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian kali ini bertujuan menentukan lama pemberian fraksi etil asetat daun johar (C. siamea Lamk) yang memberikan penghambatan terbesar terhadap pertumbuhan P. berghei pada mencit. Rangkaian ekstraksi secara bertingkat dilakukan untuk memperoleh fraksi etil asetat daun C. siamea Lamk. Tahap pertama dilakukan ekstraksi serbuk daun C. siamea Lamk menggunakan pelarut non polar, n-heksana. Kemudian ekstraksi dilanjutkan dengan mengekstrak residu n-heksana menggunakan etanol 90% yang mengandung asam tartrat 1%. Dan pada tahap akhir, ekstrak etanol yang diperoleh diekstraksi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat sehingga didapatkan fraksi etil asetat sebesar 1,34% dari serbuk daun C. siamea Lamk. Fraksi ini diberikan secara peroral dengan dosis 42 mg/kg BB dengan interval pemberian tiga kali sehari pada mencit yang terinfeksi P. berghei dengan lama pemberian 4 hari, 7 hari dan 10 hari. Untuk menghitung persen parasitnya dibuat hapusan darah dari ekor mencit mulai hari pertama (DO). Persen pertumbuhan parasit dihitung menggunakan data persen parasitemia hari pertama (DO) hingga hari ke lima (D4) untuk kelompok dengan lama pemberian 4 hari, hingga hari ke 8 (D7) untuk kelompok dengan lama pemberian 7 hari dan hingga hari ke 11 (D 10) untuk kelompok 10 hari. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa lama pemberian fiaksi etil asetat daun johar (C. siamea Lamk) yang efektif pada dosis 42 mg/kg BB tiga kali sehari adalah selama 4 hari. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kandungan senyawa aktif daun C. siamea Lamk yang terbukti efektif menghambat pertumbuhan P. berghei pada mencit sekaligus mekanisme penghambatannya. Selain itu, perlu adanya penelitian mengenai efikasi kombinasi antara antimalaria daun C. siamea Lamk dengan antimalaria lain agar didapatkan khasiat yang diinginkan. Untuk memenuhi syarat sebagai sediaan antimalaria fitofarmaka maka perlu penelitian terkait dengan keamanan daun C. siamea Lamk untuk mengetahui batasan keamanan dari penggunaannya, seperti uji toksisitas maupun uji teratogenik. Kemudian perlu juga dilakukan penelitian mengenai formulasi yang tepat dari fraksi etil asetat daun C. siamea Lamk agar dapat menjadi sediaan fitofarmaka. Dengan demikian, daun C. siamea Lamk dalam bentuk fraksi etil asetat dapat dijadikan salah satu pilihan dalam mengobati penyakit malaria baik dalam penggunaan tunggal maupun dalam kombinasi dengan antimalaria lain yang sudah ada.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF.59/08 Muy p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | PLASMODIUM; CASSIA (GENUS) | |||||||||
Subjects: | R Medicine | |||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | |||||||||
Date Deposited: | 05 Feb 2009 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 21 Oct 2016 19:32 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10216 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |