Rahmana Wiradanu (2020) Hubungan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Kafein Terhadap Resiko Terjadinya Osteoporosis Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (HALAMAN JUDUL) 1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (202kB)
	Text (ABSTRAK) 2. ABSTRAK.pdf Download (87kB)
	Text (BAB 1) 3. BAB 1.pdf Download (175kB)
	Text (BAB 2) 4. BAB II.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (159kB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 5. BAB III.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (151kB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 6. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (143kB) | Request a copy
	Text (BAB 5) 7. BAB V.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (219kB) | Request a copy
	Text (BAB 6) 8. BAB VI.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (154kB) | Request a copy
	Text (BAB 7) 9. BAB VII.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (123kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (120kB)
	Text (LAMPIRAN) 11. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 11 January 2024. Download (558kB) | Request a copy
	Text (PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI) Pernyataan Kesediaan Publikasi - Rahmana Wiradanu.pdf Restricted to Registered users only Download (252kB) | Request a copy

Abstract

Indonesia termasuk negara berstruktur tua. Persentase lansia yang melebihi 7% membuat Indonesia masuk ke dalam negara berstruktur tua. Negara berstruktur tua disebabkan oleh usia harapan hidup yang tinggi. Osteoporosis merupakan penyakit yang dialami oleh lansia. Tingginya angka lansia maka berpengaruh dengan masalah kesehatan salah satunya yaitu osteoporosis. Faktor resiko terjadinya osteoporosis disebabkan oleh aktivitas fisik yang kurang, pecandu kopi dan rokok, alkohol, kekurangan hormon seks jangka panjang dan usia lebih dari 50 tahun. Aktivitas fisik yang kurang yang dapat menyebabkan menurunnya kekuatan tulang dan meningkatkan kerapuhan tulang. Indonesia sebagai negara dengan budaya mengkonsumsi kopi dan teh yang tinggi lebih rentah terhadap resiko terjadinya osteoporosis. Kafein yang berlebihan dapat menghambat pembentukan tulang dan pembentukan kembali jaringan tulang atau remodeling. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan yang terjadi antara aktivitas fisik dan konsumsi kafein terhadap terjadinya resiko osteoporosis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pucang Sewu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian case control dengan membandingkan kasus osteoporosis positif dengan kasus osteoporosis negatif. Waktu penelitian hanya saat observasi saja atau point time approach. Ditemukan Nilai Sig > α atau 0,677 > 0,05, maka H0 diterima sedangkan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan antara gejala osteoporosis dengan asupan kafein yang dikonsumsi sesuai AKG pada lansia. Nilai Sig < α atau 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Artinya terdapat hubungan antara gejala osteoporosis dengan aktivitas fisik oleh lansia.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh antara resiko terjadinya osteoporosis dengan konsumsi kafein dan aktivitas fisik pada lansia.

Actions (login required)

View Item