DIAH AYU PERMATASARI, 050610002 (2010) STUDI PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) (Penelitian Dilakukan di ICCU dan Rawat Inap Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-permatasar-19869-ff1151-k.pdf Download (340kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-permatasar-16649-ff1151-s.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

IMA merupakan keadaan terjadinya kematian sel miokardial, yang disebabkan penyumbatan pada arteria koronaria. Faktor utama penyebab sumbatan ini karena aterosklerosis pada pembuluh darah koroner. Mortalitas yang disebabkan oleh IMA sekarang ini sangatlah tinggi, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia dilaporkan bahwa penyakit ini merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian. Terapi pada pasien infark miokardial bertujuan untuk meminimalkan infark yang terjadi, mencegah komplikasi, menghambat progesifitas iskemia dan menurunkan resiko kematian. Terapi utama yang diberikan yaitu revaskularisasi arteri yang tersumbat, antara lain dengan menggunakan antikoagulan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pola penggunaan antikoagulan yang diberikan kepada pasien IMA yang dirawat di ICCU dan Rawat Inap Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode April-Juni 2010, (2) untuk mengetahui ada tidaknya potensi masalah terkait obat, yang meliputi interval pemberian obat, pengaturan dosis obat, interaksi obat, serta efek samping obat, pada penggunaan antikoagulan pada pasien Infark Miokard Akut (IMA). Dari penelitian observasional dengan metode prospektif cross-sectional didapatkan 31 pasien yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu pasien yang didiagnosa Infark Miokard Akut dan diberikan terapi antikoagulan. Pengolahan data dari penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil dari penelitian meliputi demografi pasien : 26 pasien laki-laki (84%) dan ada 5 pasien wanita (16%) dengan distribusi usia pasien <55 tahun sebanyak 15 pasien (49%), usia 55-64 tahun sebanyak 10 pasien (32%), usia 65-74 tahun sebanyak 5 pasien (16%), dan pasien > 75 tahun sebanyak 1 pasien (3%). Faktor resiko yang terkait dengan IMA ialah perokok 14 pasien, pasien dengan diabetes mellitus 11 pasien, dengan riwayat penyakit jantung 3 pasien, faktor resiko yang tidak diketahui 2 pasien, dan pasien dislipidemia 2 pasien. Sesuai dengan tujuan penelitian, teridentifikasi penggunaan antikoagulan pada 31 pasien IMA dan didapatkan hasil : penggunaan Fondaparinux (78%), Enoxaparin (19%), serta adanya perubahan terapi Fondaparinux menjadi Enoxaparin (3%). Pada pasien yang mendapat terapi fibrinolitik, pemberian antikoagulan 6-7 jam setelahnya. Pada pasien yang tidak mendapat terapi fibrinolitik, pemberian antikoagulan 2-3 jam setelah diagnosa IMA ditetapkan. Lama penggunaan terapi antikoagulan yaitu 5 hari. Dosis pemberian Fondaparinux adalah 1 x 2,5 mg secara subkutan dan dosis pemberian Enoxaparin adalah 2 x 1mg/kg BB pasien (nilai creatinine clearance >30ml/menit, jika nilai creatinine clearance <30ml/menit dosis diturunkan menjadi 1 x 1mg/kg BB) secara subkutan. Efek samping yang terjadi adalah hematuria (7%), trombositopenia (3%). Pada penggunaan Enoxaparin, adanya perubahan frekuensi dari 2 x 1 mg/kg BB menjadi 1 x 1 mg/kg BB (30%). Perubahan ini disebabkan adanya kenaikan serum kreatinin dan terjadinya efek samping berupa trombositopenia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola penggunaan antikoagulan pada pasien Infark Miokard Akut (IMA) di ICCU dan Rawat Inap Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya sudah sesuai dengan American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) Guideline Recommendations.

Actions (login required)

View Item