ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TRITERPENOID AKTIF SEBAGAI ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK METANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

MUHAMMAD SARJANA, 050513307 (2010) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TRITERPENOID AKTIF SEBAGAI ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK METANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-sarjanamuh-19872-ff1221-k.pdf

Download (393kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-sarjanamuh-16652-ff1221-i.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) banyak dimanfaatkan untuk mengeringkan luka pascaoperasi selain itu mampu membunuh/menghambat pertumbuhan mikroba. Pada penelitian ini dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa triterpenoid daun binahong, sebagai langkah awal untuk mengetahui senyawa aktif dari tanaman ini yang berkhasiat sebagai antimikroba. Serbuk daun kering seberat 387,8 g dimaserasi dengan pelarut n–heksana. Hasil ekstraksi kemudian dipekatkan sehingga didapatkan ekstrak n–heksana sebanyak 11,16 g. Selanjutnya residu serbuk daun kering dilakukan remaserasi dengan pelarut metanol. Hasil ektraksi kemudian dipekatkan sehingga didapatkan ekstrak metanol seberat 33,1 g. Identifikasi dengan uji warna untuk triterpenoid yaitu reaksi warna Liebermand–Burchard dan Salkowski serta uji buih memberikan hasil positif sehingga memberikan tanda bahwa ekstrak metanol mengandung senyawa triterpenoid. Ekstrak metanol 10 g dipartisi metode cair–cair menggunakan pelarut air dan n–butanol. didapatkan 7,8 g fraksi n–butanol. Selanjutnya sebanyak 7 g fraksi n–butanol dipisahkan dengan Kromatografi Cair Vakum dengan fase gerak kloroform : metanol secara gradien (tabel 4.1), diperoleh sebelas fraksi (fraksi 1–11). Fraksi 6–11 digabung menjadi satu yang selanjutnya disebut fraksi 6. Dipilih fraksi 6 untuk dilakukan pemisahan dengan Kromatografi Kolom dengan fase gerak kloroform : metanol : air (63:32:5), diperoleh tujuh macam subfraksi, yaitu subfraksi (6.1–6.7). Dipilih subfraksi 6.3 untuk dilakukan uji KLT dengan tiga macam fase gerak yang berbeda eluen dan polaritasnya serta KLT Bidimensional. Memberikan hasil 1 noda dengan penampak noda anisaldehida H2SO4, hal ini menandakan subfraksi 6.3 telah murni secara kromatografi, selanjutnya subfraksi 6.3 disebut isolat 6.3. Analisa spektrum UV–Vis isolat 6.3 dalam metanol mempunyai λmaks 206 nm. Sedangkan hasil analisa spektum IR isolat 6.3 mempunyai gugus yang sama dengan boussingosida A2 yaitu mengandung inti siklik, gugus hidroksi (OH), alkil (CH3 dan CH2), karbonil (C=O), dan alkenil C=C. Analisa spektrum 1H–RMI dari isolat 6.3 menunjukkan terdapat dua alkena δ 5,22 (H–12) dan δ 4,59 (H–29) yang merupakan ciri khusus dari senyawa triterpenoid. Selain itu didukung adanya 5 metil δ 0,97 (H–23); δ 0,75 (H–24); δ 0,86 (H–25); δ 0,71 (H–26); δ 1,12 (H–27) yang juga sama pada boussingosida A2, serta adanya satu eter δ 3,02 (H–3) dan proton anomerik pada gugus gula δ 4,12 (H–1). Analisa spektrum 13C–RMI isolat 6.3 menunjukkan bahwa terdapat 38 atom karbon (Gambar 5.13) penyusun isolat 6.3. Spektrum 13C–RMI menyatakan adanya group hidroksil δ 73,8 (C–2’); 79,2 (C–3’); 75,2 (C–4’); 72,5 (C–2”); 72,2 (C–4”), group alkena δ 122,0 (C–12); δ 143,2 (C–13), dan group 5 metil δ 27,6 (C–23); δ 16,5 (C–24); δ 15,2 (C–25); δ 16,9 (C–26); δ 25,6 (C–27). Berdasarkan data COSY dan HMBC diduga isolat 6.3 mirip dengan boussingosida A2. Uji aktivitas antimikroba ekstrak metanol memberikan hambatan pertumbuhan bakteri S. aureus ATCC 6538 pada konsentrasi 20.000–25.000 µg/ml dan jamur C. albicans pada konsentrasi 250–1000 µg/ml . Fraksi n–butanol memberikan hambatan pertumbuhan bakteri S. aureus ATCC 6538 dan E. coli ATCC 8739 pada konsentrasi 15.000–25.000 µg/ml sedangkan pada jamur C. albicans pada konsentrasi 10.000–25.000 µg/ml. Fraksi 6 dan isolat 6.3 memberikan hambatan pertumbuhan jamur C. albicans pada konsentrasi 250–1000 µg/ml. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penentuan berat molekul isolat 6.3 menggunakan spektrometer massa, hidrolisis isolat 6.3 untuk mengetahui jenis glikonnya (gugus gula), dan penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) isolat 6.3 terhadap jamur Candida albicans.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KK B KK-2 FF.122/11 Sar i
Uncontrolled Keywords: PLANTS, MEDICINAL
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry
Q Science > QD Chemistry > QD241-441 Organic chemistry
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmakognosi Fitokimia
Creators:
CreatorsNIM
MUHAMMAD SARJANA, 050513307UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMangestuti Agil, Dr., M.S., Apt.UNSPECIFIED
Depositing User: Nn Sheli Erlangga Putri
Date Deposited: 26 Sep 2011 12:00
Last Modified: 06 Jun 2017 20:11
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10315
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item