Lisa Gondo Santoso, 050610118 (2010) PENGARUH PEMBERIAN ANTAGONIS RESEPTOR N-METIL-D-ASPARTAT (NMDA) MK-801 TERHADAP PENURUNAN SENSASI NYERI INFLAMASI (Studi Nyeri Kronik Pada Mencit). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-santosolis-19878-ff1301-k.pdf Download (344kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-santosolis-16658-ff1301-p.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Nyeri inflamasi merupakan tipe nyeri kronis yang bersifat spontan dan dikarakterisasikan dengan kondisi hipersensitisasi berupa hiperalgesia dan allodynia. Nyeri memiliki fungsi penting dalam pertahanan tubuh, sebagai usaha tubuh untuk menghindari stimulus membahayakan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Namun rasa nyeri yang tidak terkontrol dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Dewasa ini, nyeri menjadi problem signifikan, sehingga diperlukan manajemen terapi yang memadai untuk mengontrol nyeri. Tata laksana terapi dari WHO untuk mengatasi nyeri kronis ternyata kurang optimal. Telah diketahui bahwa reseptor N-Metil-D-Aspartat (NMDA) berperan penting dalam menghantarkan dan mempertahankan nyeri pada kondisi nyeri kronik. Oleh karena itu pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh pemberian antagonis reseptor NMDA terhadap penurunan nyeri inflamasi. Aktivasi reseptor NMDA akan mengaktivasi jalur signaling intraseluler termasuk aktivasi Calmodulin Dependent Kinase II (CaMKII), Protein Kinase C (PKC), Nitric Oxide Synthase (NOS), yang selanjutnya akan memfasilitasi terjadinya hipersensitisasi nyeri. MK-801 merupakan antagonis non-kompetitif poten reseptor NMDA yang diharapkan dapat menurunkan sensasi nyeri inflamasi dan hipersensitisasi nyeri melalui penghambatan influks ion Ca2+. Untuk mengamati pengaruh pemberian MK-801 dalam menurunkan nyeri inflamasi, dilakukan pengamatan terhadap thermal hyperalgesia dengan metode warm plate test, tebal plantar menggunakan jangka sorong, dan pengamatan histologi jaringan spinal cord dengan pewarnaan haematoxylline-eosin. Kondisi nyeri inflamasi diinduksi dengan menggunakan injeksi intraplantar Complete Freund’s Adjuvant (CFA). Pengaruh pemberian MK-801 dalam menurunkan nyeri inflamasi diuji dengan memberikan injeksi intratekal MK-801 dengan dosis 0,01; 0,10; 1,00; 10,00; dan 20,00 nmol pada hari ke-7 hingga ke-13 setelah injeksi CFA. Pengukuran thermal hyperalgesia dilakukan pada hari ke 0, 1, 3, 5, 7, 8, 10, 12, 14 dan 21; sedangkan pengukuran tebal plantar dilakukan pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14 dan 21. Sedangkan jaringan spinal cord dipisahkan pada hari ke-21 setelah pengukuran thermal hyperalgesia dan tebal plantar untuk kemudian dilakukan pengamatan histologi dengan mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflamasi terjadi setelah injeksi CFA yang ditandai dengan adanya penurunan waktu ketahanan terhadap stimulus panas (F(1,54) =170,87; p<0,001) dan peningkatan tebal plantar (F(1,54) = 1604,251; p<0,001) yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok sham. Nyeri inflamasi terjadi mulai dari hari ke-1 setelah injeksi intraplantar CFA (p<0,001) dan mencapai maksimum pada hari ke-7 (p<0,001). Dari hasil pengamatan histologi jaringan spinal cord, terlihat bahwa pada kelompok yang mengalami inflamasi terjadi infiltrasi sel inflamatoris pada area white matter dan dorsal horn. Selain itu terjadi pembesaran nukleolus dimana dinding nukleolus tidak dapat diamati dengan jelas dan tidak dapat dibedakan secara jelas dengan nukleus di area dorsal horn jika dibandingkan dengan kelompok sham. Terjadinya penurunan waktu ketahanan terhadap stimulus panas (hyperalgesia) dan terjadinya perubahan histologi jaringan spinal cord merupakan tanda berkembangnya keadaan nyeri kronik. Pada hari ke-7 setelah injeksi CFA, diberikan injeksi intratekal MK-801 dengan dosis 0,01; 0,10; 1,00; 10,00; dan 20,00 nmol. Dengan analisis statistik, terlihat bahwa pemberian MK-801 pada kelima dosis (0,01; 0,10; 1,00; 10,00; dan 20,00 nmol) mampu menurunkan rasa nyeri inflamasi yang ditandai dengan peningkatan waktu ketahanan terhadap stimulus panas secara bermakna jika dibandingkan dengan kelompok yang mengalami inflamasi (F(1,12) = 80,920; p<0,001 untuk dosis 0,01 nmol; F(1,12) = 51,889; p<0,001 untuk dosis 0,10 nmol; F(1,13) = 92,340; p<0,001 untuk dosis 1,00 nmol; F(1,12) = 33,202; p<0,001 untuk 10,00 nmol; dan F(1,12) = 37,049; p<0,001 untuk dosis 20,00 nmol). Selain itu, MK-801 dengan dosis 0,01; 1,00; dan 10,00 nmol mampu menurunkan tebal plantar hewan coba secara signifikan dibandingkan dengan kelompok yang mengalami inflamasi (F(1,12) = 24,986; p<0,001 untuk dosis 0,01 nmol; F(1,12) = 8,742; p=0,005 untuk dosis 1,00 nmol; dan F(1,13) = 6,396; p=0,015 untuk dosis 10,00 nmol). Namun MK-801 dengan dosis 0,10 dan 20,00 nmol tidak dapat menurunkan tebal plantar hewan coba secara signifikan jika dibandingkan dengan kelompok yang mengalami inflamasi (F(1,12) = 1,058; p=0.309 untuk dosis 0,10 nmol; dan F(1,12) = 3,970; p=0,052 untuk dosis 20,00 nmol). Adanya peningkatan waktu ketahanan terhadap stimulus panas dan penurunan tebal plantar menunjukkan bahwa pemberian antagonis reseptor NMDA MK-801 mampu menurunkan kondisi nyeri inflamasi dan sensitisasi nyeri berupa hyperalgesia. Kemampuan MK-801 dalam menurunkan nyeri inflamasi dikarenakan mekanisme farmakologi senyawa ini yang mengantagonisasi reseptor NMDA secara non-kompetitif sehingga menghambat aktivasi jalur signaling intraseluler dan menghambat terjadinya sensitisasi berupa hyperalgesia. Pengamatan terhadap histologi jaringan spinal cord menunjukkan bahwa pada pemberian MK-801 dengan dosis 0,01-20 nmol terlihat adanya perbaikan kondisi jaringan spinal cord pada area white matter dan dorsal horn. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian antagonis reseptor NMDA, MK-801, pada dosis 0,01; 0,10; 1,00; 10,00; dan 20,00 nmol secara intratekal mampu menurunkan kondisi nyeri inflamasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KK B KK-2 FF 130/11 San p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | INFLAMMATORY PAIN; CHRONIC PAIN | ||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry | ||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Sheli Erlangga Putri | ||||||
Date Deposited: | 26 Sep 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 14 Oct 2016 03:36 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10320 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |