Yasmin Sungkar, 050112369 (2006) STUDI HUBUNGAN KUANTITATIF SIFAT LIPOFILIK (π Hansch), ELEKTRONIK ( σ Hammet) DAN STERIK (Es Taft) DENGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI (DIAMETER DAERAH HAMBATAN) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS A UREUS ATCC 29293 DARI TURUNAN N-BENZOILSEFALEKSIN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-sungkaryas-1717-kkbkk-2-k.pdf Download (387kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-sungkaryas-1717-ff9406-u.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Sefaleksin merupakan senyawa semi sintetik dari generasi pertama sefalosporin yang digunakan secara oral dan aktif terhadap kuman gram positif. Sefaleksin mempunyai inti dasar yaitu asam 7-aminosefalosporanat yang merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan cincin betalaktam. Modifikasi struktur molekulnya tentunya akan menyebabkan perbedaan penembusan membran biologis, membran bakteri dan aktivitas antimikrobanya. Dalam penelitian ini dilakukan studi hubungan antara parameter-parameter sifat lipofilik (π Hansch), elektronik (σp Hammet) dan sterik (Es Taft) dengan aktivitas antibakteri senyawa turunan N-benzoilsefaleksin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29293 dengan menggunakan metode Hansch. Turunan-turunan N-benzoilsefaleksin yang digunakan pada penelitian ini adalah N-benzoilsefaleksin, N-4-metoksi benzoilsefaleksin, N-4-t-butil benzoilsefaleksin, N-4-trifluorometil benzoilsefaleksin dan N-4-fluoro benzoilsefaleksin. Perubahan sifat-sifat kimia fisika akibat pemasukan gugus-gugus tersebut pada cincin aromatik dari sefaleksin dapat mempengaruhi distribusi dan interaksi obatreseptor, yang akhirnya berpengaruh terhadap aktivitas biologis senyawa. Untuk penentuan aktivitas antibakteri dari turunan N-benzoilsefaleksin, dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29293 dengan menggunakan metode difusi silinder logam yang dinyatakan dengan diameter daerah hambatan. Penentuan diameter daerah hambatan digunakan media Antibiotika-1. Pembuatan inokulum bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29293 diperoleh dengan cara mengukur transmittan suspensi bakteri dalam larutan natrium klorida isotonis sampai didapatkan transmittan 25%. Dalam penelitian ini digunakan larutan uji 1000 ppm sebanyak 150μl. Sebagai blanko dipakai methanol, karena methanol digunakan sebagai pelarut dalam penelitian ini dan dari hasil yang diperoleh ternyata methanol tidak memberikan aktivitas antibakteri. Setelah diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, akan terlihat daerah jernih sebagai tanda adanya hambatan dari bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29293 yang setelahnya akan diukur sebagai diameter daerah hambatan. Hasil penelitian dan analisis data menggunakan uji regresi pada α = 0,05 menunjukkan adanya hubungan linier yang bermakna antara parameter sifat lipofilik (π Hansch), elektronik (σ p Hammet) dan sterik (Es Taft) (variabel X) dengan aktivitas antibakteri senyawa turunan N-benzoilsefaleksin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29293 (variabel Y). Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan garis y = -0,06π + 0,126σ + 1,314 (n= 15 ; r = 0,945 ; F = 49,897 ) Bertitik tolak dari penelitian ini maka untuk selanjutnya perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri senyawa turunan N-benzoilsefaleksin terhadap bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif yang lain.

Actions (login required)

View Item