Lelita Primadani (2020) Ekualitas Dan Kualitas Kebijakan Sistem Zonasi Sekolah Sebagai Reformasi Kebijakan Pendidikan (Studi Di Sman 5 Dan Sman 14 Surabaya). Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (302kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (159kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI.pdf Download (194kB) |
|
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
4. BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (343kB) |
|
Text (BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA)
5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only until 18 February 2024. Download (462kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 3 METODE PENELITIAN)
6. BAB III METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 18 February 2024. Download (413kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 4 GAMBARAN UMUM)
7. BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only until 18 February 2024. Download (398kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 6 PENUTUP)
9. BAB VI PENUTUP.pdf Download (222kB) |
|
Text (BAB 5 PEMBAHASAN DAN ANALISIS)
8. BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA.pdf Restricted to Registered users only until 18 February 2024. Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (175kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
11. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 18 February 2024. Download (614kB) | Request a copy |
|
Text (PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI)
TKPb.01-21-Pernyataan Kesedian Publikasi - Lelita P 071814353005 - lelita primadani.pdf Restricted to Registered users only Download (17kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak kebijakan sistem zonasi sekolah terhadap ekualitas (pemerataan kesempatan) dan kualitas pendidikan serta mengevaluasi apakah kebijakan sistem zonasi sekolah telah memenuhi target reformasi kebijakannya yaitu pemerataan distribusi layanan dan akses pendidikan. Lokasi penelitian adalah di SMAN 5 dan SMAN 14 Surabaya. Indikator yang digunakan untuk mengukur ekualitas adalah kombinasi indikator ekualitas pendidikan dari Smith, Lusthaus, Drudy, dan Pfeffer yang terdiri dari tujuh dimensi yaitu kemampuan akademis, minat dan bidang ketertarikan, status sosial ekonomi keluarga, keberagaman suku, keberagaman agama, latar belakang pendidikan sebelumnya, serta latar belakang pendidikan orang tua anak. Sementara aspek yang digunakan untuk menganalisis kualitas adalah enam dimensi kualitas pendidikan dari Adams dan Jansen yaitu kualitas sebagai reputasi, kualitas sebagai input sumber daya, kualitas sebagai proses, kualitas sebagai konten, kualitas sebagai output, serta kualitas sebagai nilai tambahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah convergent parallel mixed methods dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menganalisis aspek ekualitas dan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis aspek kualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei dengan menyebarkan kuesioner online kepada siswa dan wawancara mendalam kepada guru, kepala sekolah, dan staf Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Responden ditentukan dengan teknik convenience sampling sementara informan ditentukan dengan cara purposive. Hasil analisis penelitian untuk aspek ekualitas menunjukkan bahwa setelah kebijakan sistem zonasi diberlakukan, pemerataan kesempatan (ekualitas) pendidikan menjadi lebih merata. Anak dengan berbagai latar belakang dan karakteristik dapat masuk ke SMA negeri selama kriteria domisilinya memenuhi jarak untuk persyaratan kebijakan sistem zonasi. Sementara hasil analisis penelitian untuk aspek kualitas menunjukkan bahwa setelah kebijakan sistem zonasi diberlakukan, kualitas pendidikan tidak serta-merta menjadi lebih merata. Faktor-faktor yang memengaruhi hal tersebut di antaranya sistem pembelajaran yang digunakan sekolah dan karakteristik sekolah itu sendiri. Hasil analisis lebih lanjut untuk mengevaluasi pencapaian target pemerataan distribusi akses dan layanan pendidikan setelah kebijakan sistem zonasi diberlakukan menunjukkan bahwa pemerataan distribusi akses pendidikan sudah berhasil dipenuhi, tetapi pemerataan distribusi layanan pendidikan belum. Pemerataan distribusi akses pendidikan dapat dikatakan sudah berhasil dipenuhi karena pemerataan kesempatan (ekualitas) juga sudah tercapai. Sebaliknya, pemerataan distribusi layanan pendidikan belum berhasil dipenuhi karena tiga hal, yaitu kurangnya jumlah SMA negeri, persebaran SMA negeri yang belum merata, serta masih adanya kesenjangan sarana prasarana dan fasilitas antara SMA negeri unggulan/favorit dengan SMA negeri bukan unggulan/favorit.
Actions (login required)
View Item |