Dewi Malik Machfud, 050911230 (2013) PROFIL DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN ANAK-ANAK (Studi pada Pelayanan Resep di Apotek Farmasi Airlangga, Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-machfuddew-29652-6.ringk-n.pdf Download (97kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (632kB) | Request a copy |
Abstract
Masyarakat menggunakan obat dengan tujuan menyembuhkan penyakit, menurunkan atau menghilangkan gejala penyakit, menghentikan atau memperlambat proses dari penyakit, dan pencegahan penyakit dan gejalanya (Hepler & Strand, 1990). Anak-anak memiliki kemampuan metabolisme dan ketahanan tubuh yang berbeda, serta tidak memiliki kemampuan komunikasi untuk memberitahukan adanya gejala kesalahan penggunaan obat. Salah satu upaya untuk mengurangi kesalahan penggunaan obat adalah dengan pharmaceutical care. Konstribusi apoteker dalam melaksanakan pharmaceutical care adalah dengan mengenali, mengatasi, dan mencegah terjadinya DTPs (Cipolle, Strand, & Morley, 2004). Drug Therapy Problems (DTPs) antara lain: terapi obat yang tidak diperlukan, kebutuhan akan terapi obat tambahan, obat tidak efektif, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, Adverse Drug Reaction (ADR), dan ketidakpatuhan (Cipolle, Strand, & Morley, 2004). Oleh karena faktor risiko mengalami DTPs pada pasien anak-anak tersebut, maka diperlukan adanya peranan farmasis dalam menjalankan pharmaceutical care, dimana salah satunya dengan mengetahui profil DTPs pada pelayanan resep pasien anak-anak di Apotek Farmasi Airlangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil Drug Therapy Problems (DTPs) pasien anak-anak pada pelayanan resep di Apotek Farmasi Airlangga. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan secara cross sectional menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus untuk pengambilan data. Sampel yang digunakan adalah seluruh responden yang menebus obat pada resep pasien anak-anak (usia 1-12 tahun) bulan Februari 2013 di Apotek Farmasi Airlangga. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin. Instrumen yang digunakan antara lain: lembar informasi untuk subjek penelitian, lembar kesediaan responden, pedoman pertanyaan wawancara, Patient Medication Records (PMRs), DTPs registration form, dan peneliti sebagai interviewer. Identifikasi DTPs dilakukan pada tiap resep yang obatnya ditebus di Apotek Farmasi Airlangga bulan Februari 2013 baik aktual dan potensial. Jumlah resep pasien anak-anak yang ditebus obatnya oleh 57 responden berjumlah 63 resep. Dari tiap resep yang didapatkan, pasien dapat mengalami lebih dari satu kategori DTPs baik aktual dan potensial. Jumlah DTPs yang paling banyak terjadi pada tiap resep adalah satu kategori DTPs yang terjadi pada 23 resep (36,5%). Kategori DTPs yang terjadi adalah 36 kejadian ketidakpatuhan (44,4%), 26 kejadian dosis terlalu rendah (32,1%), 10 kejadian ADR (12,4%), 7 kejadian kebutuhan akan terapi obat tambahan (8,6%), dan 2 kejadian dosis terlalu tinggi (2,5%). Kejadian DTPs dapat disebabkan oleh lebih dari satu penyebab. Kejadian DTPs terbanyak adalah ketidakpatuhan dengan penyebab antara lain: pasien memilih tidak minum obat sebanyak 12 kejadian potensial (32,4%) dan 6 kejadian aktual (16,2%), obat tidak tersedia sebanyak 7 kejadian aktual (18,9%), pasien tidak dapat menelan atau menggunakan sendiri obat sebanyak 6 kejadian potensial (16,2%), pasien lupa minum obat sebanyak 5 kejadian potensial (13,5%), dan pasien tidak memahami cara pemakaian obat sebanyak 1 kejadian potensial (2,7%). Penyebab dosis terlalu rendah disebabkan oleh 18 kejadian aktual (47,4%) karena dosis terlalu rendah untuk memberikan respon yang diinginkan, 16 kejadian aktual (42,1%) karena interval pemberian obat terlalu panjang, 3 kejadian aktual (7,9%) karena durasi pemberian obat terlalu pendek, dan 1 kejadian potensial (2,6%) karena interaksi obat sehingga jumlah obat aktif berkurang. Penyebab ADR antara lain: adanya interaksi yang menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan sebesar 8 kejadian potensial (72,7%), produk obat dikontraindikasikan karena pasien memiliki faktor risiko sebesar 2 kejadian aktual (18,2%), dan produk obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan sebesar 1 kejadian aktual (9,1%). Penyebab kebutuhan akan terapi obat tambahan terjadi secara aktual antara lain: 6 kejadian aktual (85,7%) karena kondisi medis memerlukan terapi obat tambahan, dan 1 kejadian aktual (14,3%) karena terapi obat pencegahan untuk mengurangi faktor risiko timbulnya kondisi baru yang tidak diinginkan. Sedangkan penyebab dosis terlalu tinggi terjadi 2 kejadian secara aktual karena dosis yang diterima terlalu tinggi. Dari hasil penelitian mengenai identifikasi DTPs pada resep pasien anak-anak di Apotek Farmasi Airlangga pada bulan Februari 2013 menunjukkan tingginya kejadian DTPs kategori ketidakpatuhan yang dapat berpengaruh kepada tidak tercapainya outcome terapi yang diharapkan. Oleh karena itu peran apoteker dalam pelayanan dan monitoring penggunaan obat pada pasien anak-anak perlu ditingkatkan untuk mencegah dan mengatasi DTPs sehingga outcome terapi tercapai dan kualitas hidup anak-anak meningkat.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF. Kom. 52/13 Mac p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | DRUG UTILIZATION; PHARMACY; PEDIATRIC | ||||||
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM300-666 Drugs and their actions |
||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Komunitas | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Ani Sistarina | ||||||
Date Deposited: | 28 Jan 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 02 Aug 2016 04:02 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10430 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |