ADELIA RESTY, 051011265 (2014) PENGARUH SUHU, PH, LOGAM DAN INHIBITOR TERHADAP AKTIVITAS ENZIM FIBRINOLITIK TEMPE KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) HASIL FERMENTASI Rhizopus oryzae FNCC 6078. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (abstrak) gdlhub-gdl-s1-2015-restyadeli-35612-6.ringk-n.pdf Download (629kB) | Preview
	Text (fulltext) fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

nzim fibrinolitik merupakan enzim yang mampu menghancurkan bekuan darah dalam berbagai penyakit trombosis. Umumnya enzim fibrinolitik secara alami diproduksi olah tubuh manusia, seperti urokinase dan tissue plasminogen activator (t-PA). Selain diproduksi alami oleh tubuh, enzim fibrinolitik juga berhasil diperoleh dari berbagai sumber seperti hewan, pangan fermentasi dan mikroorganisme (S.Sugimoto, et al., 2007). Bacillus natto diisolasi dari makanan Jepang yang difermentasi yaitu natto menghasilkan nattokinase. Dilaporkan bahwa Nattokinase meningkatkan fibrinolisis plasma secara in vivo ketika digunakan peroral (Yoon, S., et al., 2002). Makanan khas Indonesia yang serupa dengan Natto adalah tempe, utamanya terbuat dari kacang kedelai kemudian di fermentasi dengan Rhizopus sp., seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae,Rhizopus arhizus, Rhizopus stolonifer dan Rhizopus microsporus. Proses biokimia yang terjadi selama proses fermentasi menimbulkan perubahan nilai gizi pada tempe. Selain kedelai, tempe dapat dibuat dari berbagai jenis kacang seperti Kacang Koro (Canavalia ensiformis), Kacang Tholo (Vigna unguiculata (L.)) dan kacang merah (Phaselous radiatus L.) (Astuti, M., et al., 2000). Pada penelitian ini kacang yang digunakan yaitu kacang koro (Canavalia ensiformis) difermentasi dengan Rhizopus oryzae untuk menghasilkan enzim fibrinolitik kemudian di lakukan optimasi aktivitasnya terhadap pH, suhu, logam dan inhibitor. Untuk uji pH digunakan dapar sitrat pH 3, dapar asetat pH 4, dapar fosfat untuk pH 5, 6, 7 dan 8. Uji suhu dilakukan pada suhu 300C, 400C, 500C, 600C, 700C. Untuk uji logam digunakan logam Ca, Co, Mn, Zn, Mg, Fe, Cu. Sedangkan uji inhibitor digunakan EDTA dan PMSF. Hasil penelitian didapatkan persamaan kurva baku untuk tirosin Y= 7,0154.10-3 x + 0,0290 dengan koefisien korelasi (r) = 0,9902. Sedangkan untuk BSA (Bovine Serum Albumin) didapatkan persamaan kurva baku y = 1,1457.10-3 x + 9,4124.10-4 dengan koefisien korelasi (r) = 0,99551. Dilakukan perhitungan aktivitas fibrinolitik pada berbagai perlakuan. Aktivitas spesifik enzim fibrinolitik didapatkan dari kadar aktivitas fibrinolitik dibagi kadar protein. Pada uji pengaruh suhu terhadap aktivitas spesifik enzim fibrinolitik berdasarkan analisis data menggunakan anova one way, didapatkan harga F hitung = 5,073 yang lebih kecil dari pada F tabel pada taraf kemaknaan 0.05 dan nilai significant = 0,052 yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan bermakna untuk aktivitas spesifik enzim fibrinolitik pada suhu yang diuji. Namun bila dilihat berdasarkan grafik didapatkan suhu maksimal untuk menghasilkan aktivitas spesifik enzim fibrinolitik yang optimal yaitu 500C. Untuk uji pH diperoleh harga F hitung = 12,280 yang lebih besar dari pada F tabel pada taraf kemaknaan 0,05. Didapatkan nilai significant = 0,004 yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Hasil prhitungan pH memberikan perbedaan yang bermakna terhadap aktivitas spesifik enzim

Actions (login required)

View Item