INDAH KARTIKA SARI, 0501100120E (2007) KINETIKA PERURAIANN-(4-t-BUTILBENZOIL)SEFALEKSIN DAN SEFALEKSIN DENGAN METODE KOLORIMETRI PADA BERBAGAI SUHU. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2007-sariindahk-4472-ff0507-k.pdf Download (376kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-sariindahk-4472-ff0507.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Dalam pengembangan suatu bahan obat, selain aktivitas farmakologis, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah stabilitas bahan obat. Stabilitas bahan obat merupakan tahap awal penentuan baik atau tidaknya bahan obat tersebut untuk dibuat suatu sediaan, sehingga dapat digunakan secara aman (Connors, et al, 1986). Pada pemakaian antibiotika, agar tujuan terapi dapat tercapai dan tidak menimbulkan efek samping yang toksik, antibiotika harus stabil dalam jangka waktu yang lama, sehingga tidak akan terjadi penurunan aktivitas yang akan mempengaruhi efek farmakologisnya (Martin, 1984). Antibiotika β-laktam, merupakan senyawa utama untuk kemoterapi infeksi bakteri dengan cara menghambat proses biosintesa peptidoglikan. Antibiotika β-laktam terbagi menjadi tiga golongan yaitu penisillin, sefalosporin, dan β-laktam non klasik (Siswandono & Soekardjo, 2000). Sefaleksin merupakan turunan sefalosporin generasi pertama dan mempunyai kemampuan menghambat biosintesis dinding sel bakteri. Senyawa ini terutama aktif terhadap bakteri Gram positif dan beberapa bakteri Gram negatif. Sefaleksin dapat diberikan peroral karena adanya gugus α-amino, yang menyebabkan senyawa tahan terhadap asam lambung (Siswandono & Soekardjo, 2000). Sefaleksin dapat mengalami peruraian karena pengaruh pH, suhu dan sinar UV. Sefaleksin juga dapat kehilangan aktivitasnya akibat adanya enzim (3-laktamase yaitu sefalosporinase yang dapat membuka cincin β-laktam sefaleksin (Yamana & Tsuji, 1976). Modifikasi struktur sefaleksin telah dilakukan secara sintesis di ex.Laboratorium Kimia Medisinal Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan dihasilkan senyawa N-(4-t-butilbenzoil)sefaleksin. Senyawa ini mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih baik secara in vitro terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan dengan sefaleksin (Hardjono, 2002). Sebagai senyawa baru, sifat kimia fisika serta stabilitas N-(4-t¬butilbenzoil)sefaleksin belum banyak diketahui. Untuk dapat dikembangkan menjadi suatu bahan obat, maka data stabilitas senyawa tersebut harus diketahui. Oleh karena itu,perlu dilakukan penelitian mengenai stabilitas N-(4-t-butilbenzoil)sefaleksin Prinsip kinetika peruraian dapat digunakan untuk pengkajian stabilitas suatu senyawa yaitu dengan mengukur parameter kimia fisika antara lain (tetapan kecepatan reaksi), t1/2. (waktu paruh), Ea (energi aktivasi), dan t90 (shelf life) (Connors, et al, 1986). Setelah diketahui harga parameter tersebut maka dapat diketahui bagaimana stabilitas N-(4-t-butilbenzoil)sefaleksin dan Sefaleksin Pada penelitian ini, pengujian stabilitas dilakukan dengan pengamatan peruraian senyawa pada kondisi pH 2,20, yang akan dipercepat dengan pemanasan pada suhu kamar, 40, 50, 60 dan 70°C, masing-masing selama 30, 60, 90, 120 dan 150 menit. Dari hasil pengujian stabilitas tersebut, didapatkan kadar senyawa aktif pada masing-masing suhu dan interval waktu. Hubungan linier antara logaritma kadar senyawa aktif setelah pemanasan dibagi kadar senyawa aktif sesudah pemanasan (log Ct/Co) dengan waktu (t), akan menghasilkan persamaan garis, sehingga slope garis tersebut , harga tetapan laju reaksi (k) dapat ditentukan. Dari harga k tersebut dapat ditentukan harga t1/2, (waktu paruh) dan t90 (Shelf life). Harga Ea (energi aktivasi) dapat ditentukan dari slope garis linier antara log k pada berbagai suhu dengan 1/T, dimana slope = - Ea/2,303 R dengan R adalah konstanta gas yaitu 1,987 kal/ mot (Martin, et al, 1990). Pemeriksaan kuantitatif untuk menentukan kadar bahan aktif dilakukan dengan metode kolorimetri. Pemilihan metode ini disebabkan prinsipnya yang spesifik untuk senyawa β-laktam utuh sehingga sesuai untuk penentuan kinetika reaksi senyawa uji yang struktur kimianya mengandung cincin β-laktam (Yamana &Tsuji, 1976). Dari hasil penelitian, didapatkan harga k pada suhu kamar, 40, 50, 60 dan 70°C masin-masing adalah 2,195.10- , 2,015.10.-3, 1,888.10-3, 1,551.10-3, dan 1,450.10-3 menit- untuk N-(4-t-butitbenzoil)sefateksin dan 6,894.10-3, 7,208.10-3, 7,531.10-3, 8,313.10-3, dan 8,982.10-3 menit untuk sefaleksin. Harga t1/2, pada suhu kamar, 40, 50, 60 dan 70°C masing-masing 315,718; 264,706; 376,055; 446,808; dan 447,931 menit untuk N-(4-t-butilbenzoil)sefaleksin serta 100,522; 96,143; 92,020; 83,363; dan 77,154 menit untuk sefaleksin. Harga t90 pada suhu kamar, 40, 50, 60 dan 70°C untuk N-(4-t¬butitbenzoil)sefaleksin masing-masing adalah 47,836; 40,107; 55,614; 67,698; dan 72,414 menit, sedangkan untuk sefaleksin 15,231; 14,567; 13,942; 12,631; dan 11,690 menit. Harga Ea, N-(4-t-butilbenzoit)sefaleksin adalah 2,766 Kkal/mol dan harga Ea Sefaleksin adalah 1,380 Kkal/mol.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF 05/07 Sar k | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | COLORIIMETRIC ANALYSIS | |||||||||
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) > R5-130.5 General works R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research R Medicine > R Medicine (General) > R856-857 Biomedical engineering. Electronics. Instrumentation |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | |||||||||
Date Deposited: | 02 May 2007 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 07 Jun 2017 20:10 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10627 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |