Eka Kurniawati, 050312722 (2009) PENENTUAN SIFAT LIPOFILIK (Rm) DAN STERIK (Refraksi Molar) DARI SIPROFLOKSASIN DAN OFLOKSASIN SERTA AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA (KHM) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-kurniawati-8993-ff1308-k.pdf Download (418kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-kurniawati-8591-ff1308.pdf Download (915kB) | Preview

Abstract

Siprofloksasin dan ofloksasin adalah antibakteri golongan 4-kuinolon yang penggunaannya cukup luas untuk kepentingan medis. Selain itu keduanya memiliki keunikan sifat, yaitu sama-sama memiliki efek penghambatan terhadap bakteri yang lebih cepat dibandingkan dengan senyawa dari golongan 4-kuinolon lainnya. Adanya perbedaan substituen pada inti 4-kuinolon dan siprofloksasin dan ofloksasin akan menyebabkan perbedaan sifat fisikokimia yang juga akan berpengaruh pada aktivitas biologisnya. Oleh karena itu, ingin diketahui apakah perbedaan substituen pada inti 4-kuinolon menyebabkan perbedaan sifat fisikokimia dari siprofloksasin dan ofloksasin dan selanjutnya bagaimanakah pengaruh perbedaan sifat fisikokimia tersebut terhadap aktivitas antibakterinya pada Pseudomonas aeruginosa. Dari beberapa sifat fisikokimia, yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sifat lipofilik (Rm) dan sifat sterik (Refraksi Molar). Pada penelitian ini juga ditentukan aktivitas antibakteri dari siprofloksasin dan ofloksasin terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Rm ditentukan melalui metode KLTFB dengan menggunakan fase diam Kieselgel 60F254 yang diimpregnasi dengan larutan n-oktanol 5% dalam eter dan sebagai fase geraknya adalah beberapa campuran metanol-air dalam berbagai perbandingan. Selanjutnya, nilai Rm senyawa ditentukan melalui kurva hubungan antara % metanol (v/v) dalam eluen (sumbu x) dengan nilai Rm senyawa pada konsentrasi tersebut (sumbu y) dan nilai Rm senyawa dalam sistem oktanol-air dapat diperoleh pada konsentrasi metanol 0%. Nilai parameter sterik (Refraksi Molar) ditentukan dengan persamaan Lorentz - Lorenz melalui pengukuran indeks bias serta densitas larutan siprofloksasin dan ofloksasin dalam metanol pada suhu 30°C. Sedangkan Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi sehingga diperoleh kadar minimal antibakteri (KHM) yang mampu menghambat Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, nilai Rm (sifat lipofilik) untuk siprofloksasin (0,568) lebih besar daripada ofloksasin (0,042), dan ini menunjukkan bahwa siprofloksasin lebih lipofilik daripada ofloksasin. Refraksi Molar (sifat sterik) untuk siprofloksasin (215,75 cc/mol) lebih kecil daripada ofloksasin (289,43 cc/mol), dan ini menunjukkan bahwa volume molar siprofloksasin lebih kecil daripada ofloksasin. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa untuk siprofloksasin ditunjukkan dengan KHM sebesar 1,00 µg/ml, sedangkan KHM ofloksasin adalah 10,00 μg/ml, yang berarti bahwa aktivitas siprofloksasin yang lebih tinggi daripada ofloksasin. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas siprofloksasin yang lebih tinggi daripada ofloksasin dipengaruhi oleh nilai Rm yang tinggi dan nilai Refraksi Molar yang rendah. Nilai Rm yang lebih kecil dan nilai Refraksi Molar yang lebih besar pada ofloksasin berpengaruh pada besarnya aktivitas, sehingga untuk memperoleh turunan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar perlu dilakukan modifikasi terhadap subtituen rantai samping inti 4-kuinolonnya.

Actions (login required)

View Item