I PUTU EKA ANTARA PUTRA, 05012229
(2006)
HUBUNGAN KADAR SENYAWA AKTIF DENGAN AKTIVITAS TERHADAP BAKTERI DARI SENYAWA N-BENZOILAMOKSISILIN : Aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kadar senyawa aktif N-benzoilamoksisilin dengan aktivitas antibakterinya terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan kadar senyawa N-benzoilamoksisilin dan amksisilin dengan metode iodometri. Hasil penentuan kadar tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan kesetaraan bobot N-benzoilamoksisilin terhadap amoksisilin yang berfungsi sebagai pembanding dalam menentukan aktivitas antibakteri.
Pada penentuan kadar senyawa aktif N-benzoilamoksisilin dan amoksisilin secara iodometri, terjadi proses hidrolisis senyawa dalam suasana alkalis sehingga iodium yang ditambahkan dapat berinteraksi dengan produk hasil hidrolisis. Perbedaan penggunaan iodium sebelum dan sesudah hidrolisis sebanding dengan jumlah senyawa N-benzoilaoksisilin dan amoksisilin yang masih aktif. Dari basil penelitian didapatkan kadar senyawa aktif amoksisilin rata-rata 98,47 %b/b dan kadar senyawa aktif N-benzoilamoksisilin rata-rata 40,23 %b/b.
Tahap kedua adalah melakukan uji aktivitas antibakteri senyawa N-benzoilamoksisilin dan amoksisilin dengan metode difusi selinder. Sebagai media pertumbuhan digunakan media antibiotik 1.
Untuk mengetahui adanya hubungan liner dan kemaknaan hubungan antara log konsentrasi senyawa aktif dengan diameter daerah hambatan dilakukan analisis regresi linier sehingga didapatkan nilai r dan F hitung. Jika nilai r dan F hitung lebih besar dari nilai r dan F table, berarti ada hubungan linier dan bermakna antara kadar larutan uji dan diameter daerah hambatan. Dari basil perhitungan didapatkan nilai r dan F hitung lebih besar dari nilai r dan F table.
Aktivitas kedua senyawa (diameter daerah hambatan) terhadap masing-¬masing bakteri dapat dilihat dari alai b (slope). Semakin besar nilai slope berarti semakin tinggi aktivitas antibakterinya. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang bermakna antara aktivitas senyawa N-benzoilamoksisilin dan amoksisilin trihidrat, maka dilakukan evaluasi nilai b (slope) dengan uji t dua sample bebas. Dari basil perhitungan dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri N-benzoilamoksisilin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 lebih besar dari pada amoksisilin tetapi dalam rentang kadar dibawah 2000 bpj, aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027 dari N-benzoilamoksisilin lebih kecil dari amoksisilin. Sedangkan aktivitas N-benzoilamoksisilin terhadap Escherichia coli ATCC 25922 tidak berbeda bermakna dengan amoksisilin.
Actions (login required)
|
View Item |