ADELINA DEVITA, 030215418 (2006) PERSEKONGKOLAN TENDER PENGADAAN ALAT KESEHATAN (ALKES) MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BEKASI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-devitaadel-1125-fh_51_06.pdf Download (272kB)
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-devitaadel-1125-fh_51_06.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Telah terjadi persekongkolan tender dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) medis di RSUD Kota Bekasi yang mengakibatkan persaingan tidak sehat, yaitu persekongkolan tender untuk mengatur dan/atau menentukan pemenang yang melanggar pasal 22 UU No. 5 Tabun 1999. Hal ini terbukti dengan terpenuhinya unsur-unsur dalam pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 yaitu unsur pelaku usaha, unsur bersekongkol, unsur pihak lain, unsur mengatur dan/atau menentukan pemenang tender dan unsur persaingan usaha tidak sehat. Fakta-fakta lain yang ditemukan juga membuktikan bahwa pelaksanaan pengadaan alat kesehatan (alkes) medis untuk RSUD Kota Bekasi tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Persekongkolan tender dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) medis di RSUD Kota Bekasi ini mengakibatkan dampak negatif, tidak hanya bagi peserta tender yang jujur mengikuti tender, tetapi juga bagi pemerintah dan situasi persaingan usaha. Dampak-dampak negatif tersebut yaitu dapat menimbulkan kecenderungan perilaku monopolistik, menimbulkan halangan (barrier to entry) bagi peserta tender lain, menimbulkan inefisiensi anggaran pemerintah, dan menimbulkan ketidakpercayaan pasar terhadap pemerintah sebagai penyelenggara tender. Dapat disimpulkan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan dalam persekongkolan tender begitu luas, tidak hanya bagi peserta tender lain yang jujur meugikuti tender, tetapi juga tercemamya reputasi kinerja pemerintah dan berpengaruh buruk terhadap iklim persaingan dunia usaha.

Actions (login required)

View Item