Model pemberdayaan komunitas buruh anak perempuan yang bekerja di sektor perkebunan tembakau di jawa timur

Sudarso, - and Karnaji, - and Siti Mas'udah, - (2013) Model pemberdayaan komunitas buruh anak perempuan yang bekerja di sektor perkebunan tembakau di jawa timur. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 26 (2). pp. 90-107. ISSN ISSN Lama 0216-2407, Baru 2085-7050

[img] Text (PEER REVIEW)
16_NILAI PEER.pdf

Download (2MB)
[img] Text (JURNAL NASIONAL)
16A_Model Pemberdayaan Komunitas Buruk_OK.pdf

Download (771kB)
[img] Text (SIMILARITY)
16T_Model Pemberdayaan Komunitas Buruk.pdf

Download (4MB)
Official URL: http://journal.unair.ac.id/MKP@model-pemberdayaan-...

Abstract

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia, mengakibatkan fenomena buruh anak masih ada di Indonesia, bahkan jumlah masih jutaan. Selain terjadi penambahan jumlah absolut pekerja anak, dua akibat lain yang ditimbulkan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan ini adalah: Pertama, krisis menyebabkan anak anak yang semula dominan sebagai pekerja keluarga, sebagian diantaranya terpaksa keluar dari keluarganya dan bekerja sebagai buruh. Kedua, krisis juga menyebabkan terjadinya penambahan jam kerja bagi pekerja anak. Secara rinci, beberapa permasalahan yang dikaji dalam kegiatan ini adalah: (1) Bagaimanakah gambaran eksploitasi dan diskriminasi yang dialami buruh anak perempuan yang bekerja di perkebunan tembakau?(2)Faktor - faktor apa sajakah yang membuat buruh anak perempuan tersebut bertahan bekerja di sektor perkebunan tembakau? (3)Apakah strategi dan model pemberdayaan komunitas yang tepat untuk mengentaskan buruh anak perempuan dari sektor perkebunan tembakau? Penelitian ini bertipekan penelitian deskriptif dan populasinya adalah buruh anak yang bekerja di perkebunan. Jumlah sampel yang diambil adalah 60 buruh anak perempuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua jenis data, yaitu: data primer dan data sekunder. Temuan pokok penelitian Buruh Anak Perempuan ini, adalah sebagai berikut: Pertama, banyaknya anak perempuan yang bekerja di sektor perkebunan ini, karena pihak perkebunan memang lebih banyak menerima buruh perempuan, alasan utamanya adalah karena buruh perempuan dianggap lebih telaten. Kedua, Keterlibatan anak-anak perempuan di sektor perkebunan alasan utamanya karena faktor ekonomi. Ketiga, Dalam hubungan produksi di perkebunan buruh anak perempuan dalam posisi tereksploitasi, marginal dan posisi tawarnya (bargaining position) rendah, seperti upah rendah, perbedaan perlakukan dengan buruh dewasa, dan beberapa kasus mengalami pelecehan seksual. Keempat. Strategi pemberdayaan buruh anak seharusnya berada dalam empat pilar, yaitu: buruh anak perempuan, keluarga, komunitas lokal, dan pemerintah.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: buruh anak, perempuan, eksploitasi, perkebunan tembakau, pelecehan seksual
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General) > H1-99 Social sciences (General)
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
Sudarso, -NIDN0014056804
Karnaji, -NIDN0021046804
Siti Mas'udah, -NIDN0005087908
Depositing User: Tn Slamet Triyono
Date Deposited: 13 Oct 2021 07:31
Last Modified: 13 Oct 2021 07:31
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/111162
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item