ROMA SUKMAWATI, 030111279 (2008) UPAYA PERANTARA UNTUK MEMPEROLEH GANTI RUGI AKIBAT BATALNYA PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-sukmawatir-8195-fh2500-k.pdf Download (71kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2008-sukmawatir-7985-fh25008.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Berdasarkan uraian dan pembahasan sebagaimana bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Perantara dalam jual beli rumah sebagaimana kasus yang dibahas bukan merupakan perantara sebagaimana diatur dalam pasal 62 KUHD mengenai makelar maupun pasal 72 KUHD mengenai komisioner, melaainkan perantara yang didasarkan atas perjanjian pemberian kuasa, sehingga perantara dalam menjalankan tugas untuk dan atas nama pemberi kuasa. Penerima kuasa didasarkan atas kuasa khusus bertugas menghubungkan antara pemberi kuasa dengan calon pembeli dan telah dilaksanakan. Pemberi kuasa dengan calon pembeli telah mencapai kata sepakat mengenai barang dan harga, sehingga tugas perantara telah berakhir dan berhak atas uang honorarium sebagai uang jasa sebagaimana kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1338 B.W. Perjanjian jual beli ternyata gagal yang disebabkan oleh kesalahan penjual yang tidak dapat menunjukkan sertipikat yang ash. Oleh karena kegagalan disebabkan karena penjual, maka tidak mempengaruhi hak dari penerima kuasa untuk mendapatkan haknya atas honorarium atau uang jasa. Ternyata pemberi kuasa menolak untuk memberikan hak penerima kuasa, maka dapat dikatakan ingkar janji sekaligus perbuatan melanggar hukum. Oeh karena dalam perjanjian pemberian kuasa tidak disebut secara jelas mengenai hak-hak penerima kuasa, maka penerima kuasa dapat menempuh jalur hukum menggugat pemberi kuasa atas dasar telah melakukan perbuatan melanggar hukum, yaitu melakukan perbuatan menipu baik kepada calon pembeli maupun penerima kuasa.

Actions (login required)

View Item