Muryadi, - and Sukaryanto, - (2003) Pembantaian Etnis Cina Di Hindia Belanda Pada Masa Kekuasaan Gubenur Jenderal Andrian Volckenier Tahun 1740 - An. Laporan Penelitian. UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.

Text (LAPORAN PENELITIAN) KKB 959 802 1 Mur p.pdf Download (5MB)

Abstract

Penetitian sejarah ini membahas mengenai pembantaian etnis Cina di Hindia Belanda pada masa kekuasaan Gubemur Jenderal Andrian Volckenier pada tahun 1740-an. Ada tiga masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yakni: (1) Bagaimanakah kebijaksanaan-kebijaksanaan politik dan ekonomi yang ditempuh oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC) dalam hubungannya dengan etnis Cina? (2) Latar belakang apakah yang menyebabkan pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Andrian Volckenier sampai terjadi peristiwa pembantaian terhadap etnis Cina pada tahun 1740-an? (3) Tindakan-tindakan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan apa saja yang ditempuh oleh Pemerintah Hindia Belanda pasca pembantaian? Penelitian ini pada dasarnya bertujuan : pertama, memahami hubungan antara Pemerintah Hindia BeIanda (VOC) denfgan etnis Cina pada masa kolonial di Indonesia. Kedua, memahami kebijaksanaan-kebijaksanaan politik dan ekonomi yang ditempuh Gubernur Jenderal Andrian Volckether dalam hubungannya dengan etnis Cina. Ketiga, memahami penyebab dari terjadinya pembantaian terhadap etnis Cina pada tahun 1740-an. Keempat, memahami dampak dari peristiwa pembantaian etnis Cina pada tahun 1740-an terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan colonial pada masa-masa berikutnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah (historis), yang memiliki lima tahap, yakni: (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi, (4) interpretasi, dan (5) penulisan. Sumber yang digunakan da1am penelitian ini kebanyakan berupa sumber-sumber sekunder. Dari penelitian ini, hasil-hasil yang ditemukan dapat diungkapkan sebagai berikut: Pertama, dalam hubungannya dengan etnis Cina, kebijaksanaan VOC selalu berubah-ubah. Pada awalnya hubungan antara etnis Cina dengan Kumpeni Belanda sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari perlakuan-per1akuan maupun kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Kumpeni khususnya di bidang perdagangan. Untuk mendorong roda perekonomian terutama di Batavia, VOC berusaha untuk menarik pedagang-pedagang Cina ke wilayah ini. Dengan adanya kemudahan-kemudahan tidak mengherankan banyak pendatang orang-orang Cina ke Indonesia. Kedua, dengan adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan oteh VOC, maka etnis Cina akhirnya banyak menguasai perekonomian di Indonesia, bahkan dapat mengalahkan perekonomian orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Kondisi yang demikian inilah yang kemudian menyebabkan munculnya rasa tersaingi dan iri di kalangan Kumpeni. Oleh karena itu maka kemudian VOC berusaha untuk mengetrapkan berbagai peraturan dan tindakan yang bertujuan untuk membatasi masuknya emigran Cina yang terus bertambah dan membatasi perdagangan etnis Cina. Kebencian terhadap orang-orang Cina ini mencapai puncaknya dengan terjadinya pembantaian masal terhadap etnis Cina pada tahun 1740-an. Ketiga, tindakan pembantaian terhadap etnis Cina pada tahun 1740-an merupakan tindakan paling kejam dalam sejarah hubungan antara antara VOC dengan etnis Cina di Indonesia. Tindakan ini merupakan titik awal terjadinva tindakan vang menjurus pada rasialisme terhadap orang-orang Cina di Indonesia. Bukan hanya pada saat kekuasaan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda bahkan sampai sekarang. Keempat, dampak yang paling besar dan terasa pasca pembantaian terhadap etnis Cina ini adalah dengan dikeluarkannya dua peraturan yaitu Wijkenstehesi clan Passenstrelsel. Kedua peraturan ini intinya mernbatasi aktivitas dan gerak orang Cina di Indonesia. Kedua peraturan ini dampaknya masih sangat terasa terus hingga sekarang meskipun Indonesia sudah lama merdeka.

Actions (login required)

View Item