Benny Soembodo S. and Sudarso (2003) Persepsi Masyarakat Petani Miskin Mengenai Kesejahteraan Keluarga: Studi Komunitas Di Desa Tunggun Jagir, Kec. Mantup, Kab. Lamongan. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNAIR, SURABAYA. (Unpublished)

Text KKB 361 686 3 Ben P.pdf Download (6MB)

Abstract

Konsep "sejahtera" menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran alaupun kebahagiaan. Konsep "sejahtera" tidak hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang atau pun keluarga sebagai entitas, tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebuluhan yang harus terpenuhi, yailu : kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar, / maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahlera menurut konsep ini. Pembangunan kesejahteraan keluarga mencakup 13 variabel, seperti : pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, transportasi, tabungan, informasi dan peranan dalam masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana suatu keluarga dikatakan sejahlera, BKKBN menetapkan lima tahapan Keluarga Sejahtera menurut pemenuhan kebutuhan, yaitu : Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera lI, Sejahtera III dan Sejahtera III Plus.

Actions (login required)

View Item