Pendekatan Proteomik Dan Genomik Terhadap Karakter Cacing Moniezia SPP. Sebagai Dasar Pengembangan Diagnosis Helmintiasis

Setiawan Koesdarto, - and Sri Mumpuni Sosiawati, - and Rahaju Ernawati, - (2018) Pendekatan Proteomik Dan Genomik Terhadap Karakter Cacing Moniezia SPP. Sebagai Dasar Pengembangan Diagnosis Helmintiasis. Laporan Penelitian. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN. (Unpublished)

[img] Text (LAPORAN PENELITIAN)
2022_03_18_10_00_39.pdf

Download (5MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Cacing pada hewan ruminansia secara luas dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas nematoda, trematoda dan cestoda. Cacing pita (cestoda) pada ruminansia adalah Moniezia spp., terdapat dua spesies, yaitu M. Expanza dan M benedeni. Cacing tersebut hidup di dalam saluran pencernaan dan menyebar melalui inang antara (oribated mites) yang mengandung sistiserkoid. Telur cacing pita termakan oleh oribated mites untuk melengkapi siklus hidupnya. Morfologi kedua cacing tersebut pada stadium telur hingga dewasa sangat mirip, sehingga pada hasil pemeriksaan rutin (feses) secara mikroskopis sulit dibedakan. Oleh karena itu sebagai dasar identifikasi dan klasifikasi, hasil pemeriksaan konvensional dengan menemukan telur dalam feses memliki akurasi yang rendah. Teknik biokimia, imunologik dan molekuler merupakan pendekatan alternatif untuk mempelajari sistimatika parasit. Khususnya penggunaan teknik DNA untuk identifikasi parasit cacing memiliki tingkat akurasi yang kuat. Nuclear ribosomal DNA dapat digunakan sebagai marker genetik, RDNA dari ITS-2 menunjukkan hasil yang sangat spesifik pada identifikasi cacing pita. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui karakter protein dan imunologis serta menentukan antigenesitas, nilai sensitivitas serta spesifisitas protein cacing M. expanza dan M. benedeni yang dapat dikembangkan untuk kit diagnostik; dan mendapatkan data homologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan kekerabatan (phylogenetic tree) cestoda pada ruminansia, untuk identifikasi, dan diagnosis etiologik. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahun pertama meliputi beberapa tahap, yaitu: I) Koleksi sampel; 2) Identifikasi Moniezia spp. dari ruminansia yang diamati berdasarkan morfologi cacing dewasa; 3) Identifikasi protein berdasarkan berat molekul (BM); 4) Karakterisasi protein dan uji antigenisitas dengan teknik Western blot. Tahun kedua, meliputi: 1) Uji reaksi silang protein antar spesies Moniezia spp. terhadap serum kelinci yang diimunisasi homogenat cacing Moniezia spp. dari spesies yang berbeda menggunakan teknik Western blot.; 2) Uji antigenisitas, sensitivitas dan spesifisitas protein cacing Moniezia spp. terhadap serum mencit yang diimunisasi homogenat cacing Moniezia spp. dengan spesies berbeda menggunakan teknik indirect-ELISA. Tahun ketiga, meliputi beberapa tahap, yaitu: 1) Persiapan sampel; 2) Iso1asi DNA; 3) Amplifikasi DNA; 4) Elektroforesis DNA; 5) Pemetaan ristriksi; 6) Perbanyakan produk PCR; 7) Pemurnian DNA produk PCR; 8) Isolasi DNA dari gel agarose; 9) Sekuensing; dan 10) Analisis homologi nukleotida. Hasil running SDS-PAGE pada M. benedeni didapatkan beberapa protein dengan berat molekul 244, 176, 143, 119, 82, 74, 61, 51, 44, 43, 36, 31, 29, 27, 26, 24, 19, 15, 12 dan kDa. Pada M. expanza hasil running menunjukkan pita pada BM 240, 119, 90, 66, 61, 54, 44, 39, 36, 32, 30, 27, 26, 24, 15, 13, 9 dan 7 kDa. Hasil karakterisasi protein Moniezia spp. menggunakan teknik Western blot diketahui bahwa protein M benedeni dapat berikatan dengan serum anti M benedeni pada BM 244, 119, 82, 74, 61, 51, 44, 36, 31, 15 dan 9 kDa. Pada protein M expanza menwijukkan ikatan dengan serum anti-M. expanza pada BM 244, 176, 143. 119, 82, 74, 61, 51, 44, 43, 31, 29, 26, 23, 12 dan 9 kDa. Pada protein expanza menunjukkan ikatan dengan serum anti-M benedeni pada BM 244, 206, 176, 143, 119, 82, 74, 61, 44, 43, 36, 31, 29, 27, 24, 15, 12 dan 9 kDa. Pada protein M. benedeni menunjukkan ikatan dengan serum anti-~ expanza pada. BM 244, 206, 176, 143, 119, 82, 74, 61, 44, 43, 36, 31, 29, 27, 24, 15, 12 dan 9 kDa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa protein M expanza yang tidak Mterjadi reaksi silang dengan serum antien.«. benedeni yaitu pada BM 26 dan 23 kDa, sedangkan protein M benedeni yang tidak mengalami reaksi silang dengan serum expanza adalah pada BM 51 kDa. Protein dengan BM 244, 119, 82, 74, 61, 44, 36, 31, 15 Mdan 9 kDa baik dari M benedeni maupun M expartza merupakan protein yang mengalami reaksi silang baik dengan serum anti-M benedeni maupun anti-M expanza. Protein spesifik spesies dapat dikembangkan untuk kit diagnosis etiologik, sedangkan protein yang mengalami reaksi silang dapat dikembangkan sebagai kandidat vaksin.

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Additional Information: KKC KK LP 53/19 Koe p
Uncontrolled Keywords: Pendekatan Proteomik, Genomik,Cacing Moniezia
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > S3 Sains Veteriner
Creators:
CreatorsNIM
Setiawan Koesdarto, -0028095203
Sri Mumpuni Sosiawati, -0028015303
Rahaju Ernawati, -0003105002
Depositing User: Mrs Amalia Tri
Date Deposited: 13 Apr 2022 04:43
Last Modified: 13 Apr 2022 04:43
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/115201
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item