Sri Agus Sudjarwo, - and Fedik Abdul Rantam, - and Annise Proboningrat, - (2018) Penemuan Obat Anti Kanker Baru Berbasis Natural Product — Pinus Merkusii Jungh. Et De Vriese. Laporan Penelitian. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN. (Unpublished)

Text (LAPORAN PENELITIAN) 2022_03_18_10_29_27.pdf Download (5MB)

Abstract

Kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling sering terjadi pada wanita di Asia Tenggara, dengan kurang lebih 175.000 diagnosa baru setiap tahunnya. Penyakit kanker serviks terjadi aki bat pertumbuhan abnormal dari sel-sel epitel serviks yang utamanya disebabkan oleh infeksi kronis dari Human Papillomavirus (HPV). Drug delivery system berbasis nanopartikel menawarkan keunggulan dan pendekatan yang menjanjikan untuk terapi kanker lebih dari dua dekade terakhir. Ukuran nanopartikel yang kecil (1-1000 nm) memungkinkan administrasi obat yang lebih mudah dan kemampuan untuk menembus barrier di dalam tubuh. Enkapsulasi obat herbal menggunakan tekonologi nanopartikel diketahui mampu mengantarkan obat herbal ke organ spesifik sehingga meningkatkan selektivitas, efektivitas dan keamanan obat. Pinus merkusii merupakan tanaman pinus asli dari Asia Tenggara. Beberapa penelitian telah membuktikan kemampuan antikanker berbagai spesies pinus terhadap sel kanker serviks (HeLa), sel kanker payudara (MCF-7), sel kanker ovarium dan sel kanker neuroblastoma (IMR-32). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan nanopartikel dari ekstrak kulit pohon pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) (NEKPP) dan untuk menganalisis aktivitas antikankernya melalui mekanisme sitotoksisitas, penghambatan siklus sel, apoptosis dan peningkatan ekspresi protein p53 dan caspase-9 pada kultur sel HeLa secara in vitro. Ekstraksi kulit pohon pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan preparasi nanopartikel ekstrak kulit pohon pinus dilakukan dengan metode gelasi ionik dan dikarakterisasi menggunakan particle size analyzer (PSA). Kemudian, dilakukan skrining fitokimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui kandungan fitokimia di dalam sediaan nanopartikel ekstrak kulit pohon pinus. Uji sitotoksisitas dilakukan berdasarkan metode uji MTT terhadap kultur sel HeLa yang telah diberikan terapi nanopartikel ekstrak kulit pohon pinus dengan konsentrasi 50, 100, 200, 400 dan 800 pg/mL. Selanjutnya, analisis flowcytometry dilakukan untuk mengevaluasi penghambatan siklus sel dan induksi apoptosis dengan pewarnaan Annexin V/PI pada kultur sel HeLa setelah diberikan terapi nanopartikel ekstrak kulit pohon pinus dengan konsentrasi ICso, 2IC50 dan 41050. Selain itu, pewarnaan imunositokimia juga dilakukan untuk mengamati peningkatan ekspresi p53 dan caspase-9 pada kultur sel HeLa yang telah diberikan terapi nanopartikel ekstrak kulit pohon pinus dengan konsentrasi IC50, 21050 dan 41050. Semua pengujian dilakukan dengan durasi inkubasi terapi nanopartikel selama 24 jam. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data hasil uji sitotoksisitas dianalisis menggunakan analisis regresi linier dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai IC5o. Sedangkan data distribusi siklus sel dan persentase apoptosis dianalisis dengan Analisis Varian (ANOVA) Satu Jalur dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan untuk melihat perbedaan di antara kelompok perlakuan. Sementara itu, perhitungan ekspresi p53 dan caspase-9 dilakukan dengan menggunakan metode semikuantitatif 1-1-score dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Setelah dilakukan uji Kruskal-Wallis yang menunjukkan adanya

Actions (login required)

View Item