Strategi Penghambatan Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada Nyeri Inflamasi Dengan SB 203580 Dan PO 98059 Pada Hewan Coba Mencit

Bambang S. Zulkarnain, - and Junaidi Khotib, - and Yulistiani, - (2007) Strategi Penghambatan Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada Nyeri Inflamasi Dengan SB 203580 Dan PO 98059 Pada Hewan Coba Mencit. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN, Surabaya. (Unpublished)

[img] Text
KKB LP.13-11 ZUL S.pdf

Download (4MB)

Abstract

Nyeri merupakan rasa atau pengalaman yang menyakitkan karena adanya kerusakan jaringan atau adanya potensi kerusakan jaringan. Lebih dari 90% penyakit selalu disertai oleh rasa nyeri dimana 40% kasus berkembang pada nyeri kronik atau nyeri neuropati. Nyeri inflamasi yang merupakan salah satu nyeri kronik dapat menimbulkan gejala allodynia ataupun hyperalgesia. Saat ini dan masa yang akan datang, penderita nyeri akan terus meningkat namun tanpa disertai dengan pilihan terapi yang optimal. Tata laksana penanganan nyeri WHO masih belum dapat mengatasi nyeri secara meneluruh dan strategi terapi masih difokuskan pada blokade ikatan ligan reseptor penghantaran nyeri. Pengembangan anti nyeri ke arah molekuler sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini. Proses penghantaran nyeri tingkat molekuler melibatkan salah satunya adalah melibatkan aktivasi dari MAP kinase oleh mediator-mediator inflamasi. Dimana aktivasi dari MAP kinase ini akan memfasilitasi terjadinya upregulation dari COX-2 dan produksi prostaglandin melalui jalur Erk1/2 dan p38. Pemberian inhibitor spesifik pada kedua jalur tersebut akan dapt menghambat terjadinya nyeri inflamasi pada tingkat molekuler. PO 98059 merupakan inhibitor spesifik MAP kinase Erk1/2 dan SB 203580 merupakan inhibitor spesifik MAP kinase p38. Terjadinya nyeri inflamasi dilakukan dengan menggunakan Complete Freund's Adjuvant (CF A) yang diinjeksikan secara intraplantar. Nyeri inflamasi yang terjadi diamati selama 7 hari. Efektivitas kedua senyawa tersebut diatas dalam menghambat nyeri dilakukan dengan menggunakan metode yaitu hot plate test. Inhibitor MAP kinase PO 98059 dan SB 203580 dengan dosis 0,1; 1,0 dan 5,0 nmol diberikan secara intratekal selama 7 hari berturut-turut setelah injeksi intraplantar CFA Responhyperalgesia diukurpadahari ke 0,1,3,5,7,8,10, 12, 14 dan 21. Nyeri inflamasi berhasil dilakukan dengan menggunakan injeksi intraplantar CF A dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan waktu ketahanan terhadap stimulus panas secara bermakna kelompok injeksi CF A dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan injeksi intraplantar NS (F(1.32)=13,668; p=O,OOl). Hyperalgesia yang merupakan pertanda nyeri kronik ditunjukkan dengan menurunnya waktu ketahanan terhadap stimulus panas . Pemberian inhibitor MAP kinase PO 98059 dan SB 203580 diberikan secara intratekal dengan dosis 0,1; 1,0 dan 5,0 nmol setelah 7 hari pemberian CFA. Pemberian inhibitor PO 98059 pada dosis 0,1 dan 1,0 nmol kelompok injeksi CFA menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok injeksi CF A yang mendapatkan plasebo (p=0,059 untuk dosis 0,1 nmol danp=O,1 0 1 lDltuk dosis 1,0 nmol) dalam hal peningkatan waktu ketahanan terhadap hot plate test. Hal sebaliknya ditunjukkan dengan pemberian dosis 5,0 nmol yang menunjukkan peningkatan waktu ketahanan tehadap hot plate test yang bermakna dibandingkan kelompok injeksi plasebo (F(3.26)=6,881; p=O,OOl). Pada inhibitor MAP kinase SB 203580 memperlihatkan bahwa pemberian SB 203580 dosis 0,1; 1,0 dan 5,0 nmol pada kelompok injeksi CF A menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok injeksi CF A yang mendapatkan plasebo (F(3,2S)=4,934; p=O,002 untuk dosis 0,1 nmol;p=O,OO1 untuk dosis 1,0 nmol danp= 0,039 untuk dosis 5,0 nmol) dalam peningkatan waktu ketahanan terhadap stimulus panas. Peningkatan waktu ketahanan terhadap stimulus panas menunjukkan bahwa pemberian kedua inhibitor PO 98059 dan SB 203580 memberikan efek terhadap penghambatan perkembangan nyeri yang ditunjukkan dengan adanya pengurangan keadaan hyperalgesia. Dalam penelitian ini terlihat bahwa penghambatan nyeri dengan menggunakan PO 98059 dan SB 203580 pada keadaan nyeri inflamasi bersifat parsial. Hal ini dapat dipahami karena masing-masing inhibitor bekerja secara spesifik pada jalur tertentu pada jalur MAP kinase sedangkan jalur aktivasi nyeri inflamasi bersifat komplek. Walaupun demikian, dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian inhibitor MAP kinase Erkl12 dan p38 dapat mengatasi nyeri inflamasi.

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Additional Information: KKB KK-2 LP 13/11 Zul s
Uncontrolled Keywords: Mitogen Activated Protein Kinase; nyeri inflamasi
Subjects: R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Ilmu Kefarmasian
Creators:
CreatorsNIM
Bambang S. Zulkarnain, --
Junaidi Khotib, --
Yulistiani, --
Depositing User: sukartini sukartini
Date Deposited: 16 Apr 2022 02:35
Last Modified: 16 Apr 2022 05:03
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/115380
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item