Gayung Kasuma, -
(2018)
"Jatidiri Wong Kito" dan Kearifan Lokal: Pola Adaptasi Budaya dan Dinamika Ekonomi Pengrajin tenun Songket di Palembang Sumatera Selatan.
Laporan Penelitian.
UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.
Abstract
Penelitian bermaksud untuk penguatan tradisi menenun songket bagi masyarakat
Palembang dan mendapat pengakuan hak alas kekayaan intelektualnya. Target khususnya
ditemukannya model pemberdayaan masyarakat yang bersinergis dengan kepentingan
ekonomi dan dunia pariwisata. Tercapainya kebijakan dan model pemberdayaan didukung
oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain: pemerintah, pengusaha, pengrajin,
masyarakat, kelompok asosiasi pedagang dan pecngrajin souvenir, serta home
industri (rumahan) maupun toko gallery art
Penguatan identitas didukung secara konseptual "jati diri wong kito" dan kearifan lokal
dalam mewujudkan seni tradisi yang kontinuitasnya terjaga dan menguntungkan ekonomi
masyarakat (pengrajin Tenun Songket Palembang).Keberadaan tenun Songket tidak hanya
media penyaluran tradisi adat, aspek seni dan budaya kreativilas masyarakat setempat dalam
pemenuhan pakaian adat, tetapi juga memiliki fungsi sosial dan simbol dan icon kota.
Identitas etnis, fungsi sosial, serta nilai simbolik tersebut yang membuat tradisi tenun masih
dapat berlangsung secara turun temurun dalam masyarakat lokal. Cerminan ini menggambarkan
bahwa aspirasi dan kreativitas masyarakat terus berkembang tanpa berpikir
tentang aspek ekonomis (profil oriented). Oleh karena itu, salah satu pemanfaatannya adalah
menempatkannya sebagai bagian dalam segmentasi keterlibatan pemangku kepentingan.
Memetakan pola adaptasi masyarakat terhadap perubahan sosial dan kecenderungan pasar memaknai karya tradisional tersebut
Actions (login required)
|
View Item |