Rahkman Ardi, -
(2018)
Dampak Kepercayaan Akan Ekslusivisme - Inklusivisme Agama Terhadap Bentuk Interaksi dan Kepercayaam Atas Pola Pengasuhan Pada Aktivis Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Indonesia.
Laporan Penelitian.
UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.
Abstract
Maraknya radikalisme dan ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama menjadi ancaman besar atas masa depan kehidupan berbangsa yang didirikan berdasarkan atas keanekaragaman suku, agama, dan ras. Kampus yang seharusnya mengedepankan budaya akademik seperti kemampuan berpikir kritis, obyektif, analitis, konstruktis, dialogis, dan bebas dari prasangka ternyata justru ikut menjadi tempat berkembangnya paham-paham radikalisme. Paham radikalisme yang eksklusif sudah menyabar di kampus-kampus besar melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa yang mempunyai stase usia perkembangan usia dewasa awal yang memiliki idealisme tinggi dan dianggap sebagai agen perubahan kemudian menjadi lahan potensial bagi berkembangnya ide-ide fundamentalisme radikal. Penelitian ini hendak memetakan persepsi atas keyakinan beragama pada aktivis organisasi kemahasiswaan di beberapa kampus di Indonesia. Beberapa variabel sosio-psikologis yang ingin dikaji adalah terkait kepercayaan terhadap pemahaman ajaran agama yang terbagi dalam dua tipe, yaitu tipe otoritarian eksklusif yang biasa disebut sebagai religious fimdamentalism belief, dan tipe humanis inklusif yang biasa disebut sebagai kindly religious belief. Dalam tipe humanis inklusif ini juga akan dilihat seberapa jauh aktivis mahasiswa memiliki kepercayaan yang bersifat meta-religion. Kecenderungan partisipan dalam untuk melebih-lebihkan peran dan citra positif kelompok (collective narcisism) yang merupakan bentuk dari bias kelompok juga akan diinvestigasi. Bagaimana dampak dari kepercayaan atas pemahaman ajaran agama pada pola interaksi (inter-religious contact) dan juga kepercayaan akan pola pengasuhan (parenting beliet) pada aktivis mahasiswa juga akan diteliti sebagai tujuan besar dari penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama untuk melakukan konstruksi dan validasi skala dengan responden yang diambil di 6 Perguruan tinggi di Surabaya yang dilakukan pada tahun pertama (2018). Tahap kedua penelitian dilakukan pada tahun kedua (2019) dilakukan di 5 kampus di Indonesia. Pemilihan perguruan tinggi didasarkan pada kajian literatur dimana paham fundamentalisme banyak berkembang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa aktivis organisasi kemahasiswaan baik itu intra ataupun ekstra kampus. Pada tahap pertama responden total adalah 401 responden. Sedangkan pada tahap kedua direncanakan adalah 600 responden. Pada tahun pertama akan konstruksi dan validasi skala baru yang disebut sebagai inter-religious contact scale danparetzting belief ofinter-religious contact scale selesai dilakukan dengan melakukan dengan melakukan uji validitas menggttnakan EFA (E.x-ploratory Factor Analysis) dan CFA (Confirmatory Factor Analysts). Pada tahun kedua akan dilakukan pengembangan model teoritik atas konstruk-konstruk sosio-psikologis yang akan diukur. Tujuan akhir dari penelitian selain memetakan pola fundamentalisme di kampus-kampus juga untuk membangun model teoritis penyebab dari interaksi dan parenting belief yang bersifat eksklusif dan intoleran.
Actions (login required)
|
View Item |