Pengaruh Pemberian Kombinasi Hormon PM SG dan HCG- terhadap Superovulasi dan Jumlah Anak, serta Respon Imun Mencit yang Diimunisasi

Jola Rahmahani, Drh. and Suwarno, Drh. and Ismudiono, DR., M.S., Drh. Pengaruh Pemberian Kombinasi Hormon PM SG dan HCG- terhadap Superovulasi dan Jumlah Anak, serta Respon Imun Mencit yang Diimunisasi. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished)

[img] Text (FULLTEXT)
KKC KK 571 972 Rah p-1.pdf

Download (4MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam darah dapat menekan proses pembentukan antibodi. Kombinasi PMSG dan hCG menyebabkan superovulasi pada mencit betina. Dengan demikian diasumsikan bahwa pemberian PMSG dan hCG (superovulasi berakibat pada peningkatan estrogen dan progesteron) secara tidak langsung akan menekan respon imun. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui imunitas humoral mencit betina akibat pemberian PMSG, hCG atau kombinasi keduanya sebelum masa kawin dapat menimbulkan supresifitas pada imunitas humoral mencit betina. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap I menggunakan 40 ekor mencit betina balb/c umur 8 minggu, yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 diberi PMSG (20 IU/ekor/IM); Kelompok 2 diberi hCG (20 IU/ekor/IM); Kelompok 3 diberi kombinasi PMSG dan hCG (masing-masing (20 IU/ekor/IM) dengan selang waktu 4 hari; dan Kelompok 4 diberi 1 ml NaCl/ekor/IM (kontrol). Semua kelompok diimunisasi dengan virus Gumboro (15 p1/0,5 ml/IM) pada 1 hari sebelum dan 7 hari setelah pemberian hormon. Sampel darah diambil pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah pemberian hormon. Tahap II menggunakan 80 ekor mencit betina balb/c umur 10 minggu dan 4 ekor mencit jantan sebagai pemacek, yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelom¬pok 1, 2, dan 3 diberi kombinasi PMSG dengan dosis masing-¬masing 20, 40 dan 60 IU dan hCG 60 IU/ekor/IM dengan selang waktu 4 hari. Imunisasi virus Gumboro yang pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian PMSG dan imunisasi kedua dilaku¬kan bersamaan dengan pemberian hCG. Parameter yang diamati adalah titer antibodi, jumlah folikel dan jumlah anak. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Fisher yang dilanjutkan dengan uji t (Scjeffe). Hasil penelitian Tahap I dan II menunjukkan tidak adanya imunosupresif, justru menimbulkan imunostimulan. Pada tahap I, tidak ada perbedaan titer antibodi pada minggu (p > 0,05) ke 1 dan 2 antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Sedang pada minggu ke 3, titer antibodi pada ke 3 kelompok perlakuan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol (p < 0,05). Pada tahap II, titer antibodi yang dihasilkan oleh ketiga kelompok perlakuan lebih tinggi (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Jumlah folikel pada ketiga kelompok perlakuan lebih banyak (p < 0,05) bila dibandingkan kelompok kontrol, tetapi tidak ada perbedaan jumlah folikel pada masing-masing kelompok perlakuan (p0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis PMSG dan hCG yang dipakai masih belum cukup untuk menimbul¬kan efek imunosupresif tetapi justru sebagai imunostimulan. Disarankan perlu dilakukan pemantauan kadar hormon estrogen atau progesteron untuk menjelaskan peranannya sebagai imuno¬supresif. Perlu dilakukan pula penelitian tentang dosis minimal dari kombinasi PMSG dan hCG yang mampu menimbulkan imunosupresif terhadap respon imun humoral.

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Additional Information: KKC KK 571.972 Rah p-1
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF811-909 Veterinary medicine of special organs, regions, and systems
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Reproduksi Veteriner
Creators:
CreatorsNIM
Jola Rahmahani, Drh.UNSPECIFIED
Suwarno, Drh.UNSPECIFIED
Ismudiono, DR., M.S., Drh.UNSPECIFIED
Depositing User: Sulistiorini
Date Deposited: 27 Apr 2022 04:29
Last Modified: 27 Apr 2022 04:29
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/116007
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item