Aribowo, - (2000) Peta Kekuatan 48 Partai Politik Peserta Pemilu 1999. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya. (Unpublished)
Text
KKB 324 209 598 Ari p.pdf Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini menggunakan studi pustaka. Penelitian ini memfokuskan pada gejala lahimya partai politik baru dan lama setelah rezim Soeharto runtuh. Kemudian juga mengaji seeara mendalam pola konflik masa kampanye, pemilu dan akhirnya Sidang Umum MPR 1999. Dari kajian itu diperoleh simpulan sebagai berikut. Partai politik peserta pemilu 1999 merupakan refleksi dari reaksi masyarakat atas ambruknya sistem politik otoriter rezim Soeharto. Karena itu di balik ratusan parpol baru dan 48 parpol peserta pemilu merupakan gejala bangkitnya kekuatan rakyat yang berpuluh tahW1 diformat dan dikemas seeara kaku dan terbatas dalam sistem politik Orde Baru. Parpol peserta pemilu pada dasamya merupakan refleksi dari heterogenitas masyarakat Indonesia. Seeara sederhana 48 parpol peserta pemilu bisa dipilah ke dalam dimensi agama, nasionalisme, klas sosial, pola aliran. Komposisi 48 parpol peserta pemilu 1999 sangat bervarian. Tidak bisa hanya difahami dalam pola aliran, tidak juga hanya dalam pola kIas sosial, dan tidak hanya pola konflik negara dan masyarakat. PoIa 48 parpol peserta pemilu merupakan generasike-4 parpol Indonesia yang sedang mengalami perubahan. Perolehan suara dalam pemilu 1999 temyata sebagian besar masih menW1jukkan ke arah konservatisme masyarakat dalam berpolitik. Keeenderungan politik atas dasar political identification masih sangat kuat dalam proses pemilu dan perpolitikan di Indonesia. Pola ini melahirkan kecenderungan pola aHran. Perolehan suara yang besar dari PDI-P, PKB, PPP, dan Golkar merupakan kuatllya gejala konservatisme dalam perpolitikan Indonesia. PDI-P dapat kursi 131, Golkar 120, PPP 58, PKB 51, PAN 34, PBB 13, PK 7, PKP 4, PDI-BH 2, PDKB 5, PNU 5, dan masing-masing PKD, lPKI, PPI Masyumi, PKU, PNI-FM, PNIM, PSII, PP, PDR, dan PBI dapat 1 kursi. Sementara PAN pun banyak didukung oleh suara Islam, utamanya sebagian suara Muhammadyah. Para orang kota yang kritis tidak terIalu ban yak menentukan suara dalam pemilu 1999. Mereka cenderung hanyut dalam pola aliran besar. Karena itu kekerasan politik pemilu dan kerusuhan politik setelah pemilu merupakan bagian penting dari perpolitikan konservatisme dalam kondisi transisi saat ini.
Item Type: | Monograph (Laporan Penelitian) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB 324 209 598 Ari p | ||||
Uncontrolled Keywords: | Partai Politik, Pemilu, political identification | ||||
Subjects: | K Law | ||||
Divisions: | Unair Research | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | indah rachma cahyani | ||||
Date Deposited: | 27 Apr 2022 06:45 | ||||
Last Modified: | 27 Apr 2022 06:45 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/116053 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |