Junaidi Khotib, - and Bambang Subakti, - and Imam Susilo, - Prospek Vanadium Sebagi Antidiabetic Oral Yang Poten Melalui Penghambatan Aktivitas Tirosin Fosfatase. Laporan Penelitian. FARMASI. (Unpublished)

Text (LAPORAN PENELITIAN) KK 2 KKB LP 90-11 PRO.pdf Download (6MB)

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang tidak normal sehingga menyebabkan komplikasi kronik seperti mikrovaskular, makrovaskular, serta neuropati. WHO mengestimasi bahwa lebih dari 180 juta penduduk di dunia menderita diabetes mellitus dan diperkirakan akan menjadi lebih dari dua kalinya pada tahun 2030. Diabetes mellitus (DM) berdasarkan etiologinya dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Kematian sel Q akibat apoptosis merupakan komponen utama penyebab diabetes mellitus. DM tipe 1 dikaralcterisasi oleh tidak dihasilkannya insulin akibat kerusalcan autoimun pada sel 13. Sedangkan DM tipe 2 dikarakterisasi oleh kegagalan sel 13 untuk mengatasi resistensi insulin yang berakibat terjadinya kondisi hiperglikemia dan diabetes. Pada islet Langerhans pankreas DM tipe 2, terjadi kehilangan 20%-50% massa sel 13. Terapi yang biasa diberikan pada pasien DM tipe 1 adalah insulin sedangkan untuk DM tipe 2 adalah OAD seperti : golongan sulfonilurea, biguanida, thiazolidininedione, dan a-glukosidase inhibitor. Terapi insulin jangka panjang dapat menimbulkan efek hipoglikemia dan peningkatan berat badan. Pada akhirnya, pemakaian insulin dan OAD dapat menyebabkan resistensi insulin. Diperlukan aItematif terapi diabetes mellitus dengan mekanisme aksi lebih selektif sehingga dapat meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi setama terapi. Salah satu altematif terapi obat untuk mengatasi diabetes mellitus adalah vanadil sulfat. Vanadil sulfat merupakan bentuk garam inorganik dari logam vanadium, mekanisme aksinya adalah menghambat aktivitas protein tyrosine phospatase (PTPase) pada insulin signaling pathway. Sehingga waktu terjadinya insulin signaling menjadi lebih panjang dan penurunan kadar gula dalam darah dapat berjalan dengan lebih optimal. Vanadil sulfat juga dapat meningkatan perbaikan dari sel pankreas hingga mendekati kondisi normal pada dosis tertentu. Vanadil sulfat dapat menghambat kerja dari PTPase sehingga dapat memperlama insuling signaling. Perpanjangan waktu insulin signaling berimplikasi pada aktivasi AktJ PKB yang merupakan protein yang berperan dalam proliferasi sel dan memiliki efek anti-apoptosis" teraktivasi lebih 1ama. Pada penelitian ingin dilakukan pembuktian efek vanadil sulfat pada peningkatan proliferasi sel 13 pankreas mencit dengan diabetes mellitus. Untuk menginduksi diabetes, mencit jantan galw- Balb-C diinjeksi secara intraperitonea1, streptozotocin dosis 100 mg/kg BB pada hari ke-1 dan dosis 50 mg/kg BB pada hari ke-14. Streptozotocin dilarutkan daiam pembawa dapar sitrat pH 4.8 Glukosa darah diukur pada hari ke-0, 14 dan 21. Rata-rata kadar giukosa darah acak (GDA) pada mencit meningkat secara bermakna pada hari ke-2I dari 112.35 ± 4.51 mg/dL menjadi 226.12 ± 17.25 mg/dL (Fo J9) = 8.042 ; p= 0.011). Mencit yang telah mengalami chabetes mellitus diberikan suspensi vanadil sulfat dalam CMC Na sekali sehari selama 7 hari berturut-turun dengan dosis 5, 30, atau 100 mg/kg BB. Kadar GDA kemudian diukur pada hari ke-28. Hasil pengukuran GDA setelah mencit mendapatkan treatment dengan vanadil sulfat menunjukkan penurunan

Actions (login required)

View Item