Budi Utomo, drh. and Rahayu Ernawati, MSc., drh. and Suwarno, MSi., drh (1999) Skrining Sel Hibrid Calon Penghasil Antibodi Monoklonal terhadap Virus Swollen Head Syndrome. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished)

Text (FULLTEXT) KKC KK 571.964 Uto s.pdf Download (2MB)

Abstract

Proses skrining terhadap sel hibrid hasil fusi antara sel B (asal limpa mencit yang diimunisasi dengan virus Swollen Head Syndrome) dengan sel mieloma sangat panting dilakukan untuk menjaring sel hibrid penghasil antibodi. Tahap skrining akan menentukan jumlah (persentase) sel hibrid yang terbentuk, dan dengan demikian akan dapat diketahui keberhasilan hasil fusi antara kedua jenis sel. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining terhadap sel hibrid dengan menggunakan uji ELISA indirect, dan untuk mengetahui kemampuan sel hibrid hasil skrining di dalam menghasilkan antibodi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yakni imunisasi mencit, fusi antara set B dan sel mieloma, serta skrining terhadap sel hibrid hasil fusi. Imunisasi dimaksudkan untuk menyiapkan sel B dalam keadaaan teraktivasi sehingga memiliki responsifitas yang tinggi terhadap sel mieloma. Fusi sel dilakukan dengan bantuan polietilen glikol (PEG-6000). Skrining terhadap sel hibrid hasil fusi dilakukan dengan uji ELISA indirect, menggunakan konjugat rabbit antimouse Ig G yang dilabel dengan ensim alkalin fosfatase. Data - disajikan dalam persentase. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah sel hibrid yang terbentuk sebesar 32,29 %, dan dari jumlah tersebut setelah melalui proses skrining 1 dan 2 hanya dihasilkan sel hibrid yang mampu menghasilkan antibodi masing-masing sebesar 37,42 % dan 55,17 %. Nilai optical density yang terdeteksi dari hasil skrining 1 dan 2 supernatan kultur sel hibrid terhadap adanya antibodi anti¬SHS masing-masing berkisar antara 0,225-1,033 dan 0,228-1,421.

Actions (login required)

View Item