Pengembangan Obat Herbal Fitofarmaka Antidiabetes dari Campuran Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees ) dan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq)

Sukardiman, Prof.Dr.,Apt.,MS and Hadi Poerwono, Drs. Apt, M.Sc., Ph.D. and Lusiana Arifianti, SFarm.,Apt,MFarm (2018) Pengembangan Obat Herbal Fitofarmaka Antidiabetes dari Campuran Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees ) dan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq). Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished)

[img] Text (FULLTEXT)
LP 102-19 SUK P.pdf

Download (11MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Tanaman obat Indonesia yang potensial untuk dikembangkan menjadi obat antidiabetes adalah herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dimana kandungan aktifnya yaitu senyawa andrografolid memiliki mekanisme dengan menghambat enzim alfa amylase dan glukosidase, serta meningkatkan sekresi insulin (Subramanian et al, 2008 ) . Tanaman lain yang memiliki potensi adalah dan ekstrak biji mahoni ( Swietenia mahagoni Jacq) dengan kandungan aktif swietenin memiliki aktivitas antidiabetes terhadap hewan coba (Satish et al, 2010; Debasis et al, 2011). Pada tahun 2012, Sukardiman dkk , telah melakukan uji aktivitas campuran ekstrak sambiloto dan biji mahoni pada mencit yang diinduksi aloksan, menunjukkan efek diabetes yang paling kuat dibanding campuran ekstrak sambiloto dengan ektrak daun juwet, buah pare maupun daun bungur. Sehingga kombinasi ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan ekstra biji mahoni ( Swietenia mahagqni Jacq) sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan obat herbal dalam bentuk obat herbal terstandar. Obat herbal fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan uji kinik serta bahan baku dan produknya telah terstandarisasi. Sebagai upaya meningkatkan status jamu dari kombinasi sambiloto dan biji mahoni menjadi sediaan obat herbal terstandar maka sediaan tersebut harus dibuat dalam bentuk ekstrak yang tersandar , serta memenuhi beberapa persyaratarl antara lain : (1) jaminan quality (kualitas) , di mana bahan simplisia dan ekstrak hams memenuhi persyaratan tentang keajegan dari kandungan aktif ( senyawa marker) , (2) jaminan safety (keamanan) , dimana bahan ekstrak hams aman atau tidak toksik pada hewan coba yang dipersyaratkan dan (3) jaminan efficacy ( manfaat khasiat ) baik, di mana ekstrak campuran sambiloto dan biji mahoni harus menunjukkan aktivitas antidiabetes pada uji praklinik dengan hewan coba dan uji klinik pada manusia. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengembangkan produk obat herbal fitofarmaka dari kombinasi ekstrak herba sambiloto ( Andrographis paniculata Nees) dan ekstrak biji mahoni ( Swietenia mahagoni Jacq) sebagai obat antidiabetes Manfat dari penelitian ini adalah memberikan landasan ilmiah tentang pengembangan produk bahan obat yang berasal dari tanaman khususnya yang berasal dari campuran sambiloto dengan senyawa marker andrografolid dan ekstrak biji mahoni dengan senyawa marker swietenin, sehingga akan diperoleh sediaan obat herbal terstandar untuk pengobatan antidiabetes yang potensial, aman dan akhirnya dapat digunakan untuk pengobatan antidiabetes di dalam pelayanan kesehatan formal. Tahapan penelitian pada tahun pertama adalah melakukan standarisasi simplisia herba sambiloto dan biji mahoni , ekstraksi dengan pelarut etanol, serta dilakukan standarisasi ekstrak, dengan senyawa marker andrografolid untuk sambiloto dan swietenin untuk ekstral biji mahoni dan uji aktivitas antidiabetes secara in vivo pada hewan coba tikus. Dilanjutkan dengan uji toksisitas akut, sub akut dan teratogenik. Pada tahun kedua akan dilakukan dengan studi formulasi kapsul campuran ekstrak sambiloto dan kapsul dalam bentuk kapsul dalam ukuran scale up dengan bekerja sama dengan industri, serta aktivitas antidiabetes kapsul campuran ekstrak sambiloto dan biji mahoni secara in vivo. Dilanjutkan dengan uji toksisitas akut, sub akut dan teratogenik. Serta pada tahun ketiga akan dilakukan uji klinik dari kapsu campuran ekstrak sambiloto dan biji mahoni pada manusia dengan bekerjasama klinisi di RS. Unair Surabaya . Basil penelitian tahun pertama sampai saat ini telah diperoleh : 1. Hasil uji standarisasi dari herba sambiloto ( Andrographis paniculata Ness) memiliki persyaratan parameter spesifik dan spesifik yang secara umum memenuhi syarat Farmakope Herbal Indonesia. 2. Basil uji standarisasi dari biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) memiliki persyaratan parameter spesifik dan non spesifik yang secara umum memenuhi syarat Farmakope Herbal Indonesia. 3. Hasil isolasi triterpenoid diperoleh isolat yang tunggal dengan hasil identifikasi KLT, IR, H-NMR dan C —NMR diduga senyawa Swietenin E. 4. Hasil uji aktivitas antidiabetes dari campuran ekstrak sambiloto-biji mahoni 28 mg/kg BB, dengan perbandingan : (2:1) ; (1:1) dan (1:2) pada mencit yang diinduksi aloksan menunjukkan aktivitas antidiabetes yang siginifikan dibanding kontrol negatif. Hasil uji toksistas akut campuran ekstrak sambiloto-biji mahoni pada hewan coba, dan studi formulasi campuran ekstrak sambiloto-biji mahoni dalam bentuk kapsul. 5 Campuran ekstrak sambiloto-biji mahoni ( 2 :1) memiliki harga LD50> 15 g /kgBB termasuk kategori bahan praktis tidak toksis. 6. Dan hasil uji toksisitas sub akut campuran ekstrak sambiloto-biji mahoni ( 2 :1) yang diberikan secara peroral dengan dosis 250, 500 dan 1000 mg/kg BB tikus selama 28 hari tidak memberikan efek negatif terhadap hamatologi darah, dan fungsi organ-organ vital seperti hati, ginjal, jantung dll. Didapatkan nilai parameter spesifik dan parameter non spesifik ekstrak etanol 70 % campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) 2:1, dimana nilai parameter spesifik : uji organoleptis ekstrak berbentuk padatan liat, berwarna hitam kecoklatan, berbau khas, dan memiliki rasa yang pahit; penetapan kadar andrografolid4 dalam ekstrak sebesar (6,57 ± 0,13) %b/b; penetapan kadar stigmasterol dalam ekstrak sebesar (2,28 ± 0,40) %b/b. Sedangkan untuk nilai parameter non spesifik ekstrak yaitu kadar abu total ekstrak sebesar (10,14 ± 0,30) %b/b; kadar abu tidak larut asam sebesar (1,32 ± 0,02) %b/b; dan kadar air ekstrak sebesar (5,9 ± 0,06) %b/b. Tidak terdapat perbaikan mutu fisik granul dalam pembentukan granul ekstrak etanol 70 % campuran herba sambikto (Andrographis paniculata Nees.) dan biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) (2:1). Namun terdapat peningkatan sifat alir dan nilai moisture content (MC) dari campuran fisik ekstrak campuran dengan kombinasi bahan tambahan (avicel PH 101, pati jagung, laktosa, dan cab-o¬sil). Penambahan poloxamer 188 dengan metode dispersi padat tidak terdapat pengaruh terhadap peningkatan kelarutan bahan aktif dan laju disolusi (andrografolida dan stigmasterol) dalam granul ekstrak etanol 70 % campuran herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan biji mahoni (Swieteniamahagoni Jacq.) (2:1). Namun terdapa peningkatan kelarutan andrografolidadalam media air maupun dapar fosfat dan kelarutan andrografolida dalam dapar fosfat lebih tinggi dibandingkan dalam air dengan penambahan poloxamer 188.

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Additional Information: KKC KK LP 102/ 19 Suk p
Subjects: R Medicine > RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Ilmu Kefarmasian
Creators:
CreatorsNIM
Sukardiman, Prof.Dr.,Apt.,MSUNSPECIFIED
Hadi Poerwono, Drs. Apt, M.Sc., Ph.D.UNSPECIFIED
Lusiana Arifianti, SFarm.,Apt,MFarmUNSPECIFIED
Depositing User: Sulistiorini
Date Deposited: 27 May 2022 04:28
Last Modified: 27 May 2022 04:28
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/116511
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item