Tjuk Imam Restiadi, - (2002) Identlfikasi Reseptor Fertilisasi Pada Homogenat Membran Plasma Spermatozoa Kambing Sebagai Bahan Uji Antifertilitas. Laporan Penelitian. LEMBAGA PENELITIAN UNAIR, SURABAYA. (Unpublished)

Text (LAPORAN PENELITIAN) KKC KK 363.96 IDE.pdf Download (759kB)

Abstract

Akhir-akhir 1m penelitian-penelitian diarahkan pada usaha untuk menemukan kontrasepsi secara immunologis dengan memanfaatkan potensi protein antigenik garnet. Dengan metode immunokontrasepsi diharapkan fertilisasi dapat dicegah tanpa mengganggu fungsi fisiologis hormonal pada sistem reproduksi. Penelitian yang telah banyak dilakukan adalah pada ZP3 babi dan sapi, yang pada masyarakat tertentu (Islam dan Hindu) dapat menimbulkan masalah sosial tersendiri. Selain itu penelitian-penelitian tersebut sampai saat ini juga belum memberikan hasil yang memuaskan, karena masih ditemukannya efek samping selama masa pengujian. Tujuan Penelitian adalah : mengetahui kemampuan uji imunofluoresen natif untuk identifikasi pegenalan homogenat membran plasma spermatozoa kambing terhadap zona pelusida kambing, dan menguji kemampuan identifikasi pengenalan homogeat membran plasma spermatozoa sapi pada homogenat zona pelusida kambing. Manfaat Penelitian : hasil positif dari penelitian ini selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar bagi pengujian ZP3 kambing sebagai bahan vaksin kontrasepsi di masa depan yang diharapkan tidak menimbulkan efek sampingpada sistem endokrin reproduksi. Penelitian ini adalah penelitian eksploratiflaboratorik, tidak membutuhkan rancangan penelitian, hipotesis dan uji statistik. Bahan yang hendak diuji adalah homogenat zona pelusida, suatu matriks ekstra seluler yang diketahui mengandung reseptor fertilisasi. Reseptor tcrsebut dapal dikonfirmasi apabila terbukti dalam uji imunofluoresen bahwa homogenat tersebut dapat dikenali oleh homogenat zona pelusida hewan sejenis. Pemeriksaan mikroskopis preparat ulas spermatozoa kambing + homogenat zona pelusida kambing + antibodi I + antibodi II yang dilabel denganfluoresence isothiocyanafe. Gambar sel-sel spermatozoa yang berfluoresensi. Pemeriksaan mikroskopis preparat ulas spermatozoa sapi + homogenat zona pelusida kambing + antibodi I (antibodi antisperma), dan antibodi II yang dilabel dengan jIuoresence isolhiocyanale (FITC). Gambar sel spermatozoa tidak berberfluoresensi. Spermatozoa kambing berikatan dengan homogenat ZP kambing (hewan sejenis), selanjutnya homogenat ZP kambing berikatan dengan antibodi J, antibodiI berikatan dengan antibodi II yang dilabel dengan dengan FITC. Pemeriksaan preparat di bawah mikroskop UV tampak sel spermatozoa memancarkan sinar fluoresensi. Membuktikan adanya reseptor fertilisasi pada homogenat ZP kambing. Spermatozoa kambing berikatan dengan homogenat ZP kambing, selanjutnya dengan antibodi I dan antibodi II dari hewan sejenis (homolog). Penelitian Hasegawa et al.(200 1) yaitu: spermatozoa manusia (pasien kondisi parah, penyimpanan -196°C) ditambahkan oosit manusia (penyimpanan beku) ditambahkan antiserum pengenceran 1: 200 ditambahkan FITC terkonjugasi dengan imunoglobulin kelinci, menghasilkan intensitas fluoresensi. Spermatozoa sapi tidak mengikat dengan homogenat ZP kambing, se1anjutnya homogenat ZP kambing mengikat antibodi I dan antibodi I mengikat antibodi II yang te1ah dilabel FITC. Spermatozoa sapi tidak dikenali oleh homogenat ZP kambing, dan tidak membentuk ikatan. Kesimpulan : uji imunofuoresensi natif dapat digunakan untuk mengenali spermatozoa kambing dengan homogenat zona pelusida kambing, uji imunofuoresensi natif spermatozoa sapi tidak dapat mengenali homogenat zona pelusida kambing.

Actions (login required)

View Item