Rizky Aprilianti, - and Nyilo Purnami, - and Dwiyanti Puspitasari, - (2019) Pola intervensi Pada Pasien Tuli Kongenital di Poli Terapi Wicara RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Kesehatan Soetomo, 6 (1). pp. 40-44. ISSN 2407-2486
Text (Artikel)
Artikel C20.pdf Download (4MB) |
|
Text (Peer Review)
29.pdf Download (1MB) |
|
Text (Penilaian Karil)
29.pdf Download (81kB) |
Abstract
Angka kekerapan terjadinya tuli kongenital di beberapa negara berkisar 1-3/1000 kelahiran. Berdasarkan data dari Litbang Depkes terdapat 9 provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi gangguan pendengaran pada penduduk usia lebih dari 5 tahun melebihi angka nasional (2,6%), yaitu di Provinsi DIY, Sulbar, jatim, Malut, Sumsel, Sulsel, Jateng, Lampung dan NTT. Tujuan: Untuk mengetahui pola intervensi gangguan pendengaran dan ketulian pada penderita tuli kongenital di Poli Terapi Wicara RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2015-2017. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional untuk mengetahui presentase dan pola intervensi dari pasien tuli kongenital sesuai data rumah sakit. Hasil : Terdapat sebanyak 44 data pasien yang dianalisis pada tahun 2015-2017. Kelompok terbanyak dalam skrining tuli kongenital yaitu pada umur lebih atau sama dengan 60 bulan sebanyak 12 pasien (27,3%) dan kelompok paling sedikit yaitu pada umur kuran dari 12 bulan sebanyak 2 pasien (4,5%). Kelompok terbanyak yang menjalani intervensi adalah pasien yang menjalani terapi wicara saja yaitu sebanyak 22 pasien (50%) dan yang paling sedikit adalah pengguna terapi wicara dengan implan koklea yaitu sebanyak 2 pasien (4,5%). Dan, kelompok terbanyak dalam intervensi berupa terapi wicara yaitu pada kelompok umur lebih dari 60 bulan yaitu sebanyak 16 pasien (36,4%) dan kelompok paling sedikit yaitu pada umur 12-24 bulan dan umur 48-60 bulan yaitu sebanyak 4 pasien (9,1%). Kesimpulan : Masih banyak keterlambatan skrining pada kasus tuli kongenital, hal itu dikarenakan terlambatnya kesadaran orang tua dalam hal melakukan pemeriksaan terhadap anak tersebut sehingga dimulainya intervensi juga akan terlambat. Dan intervensi berupa alay bantu dengar ataupun implan koklean tidak dapat dilakukan kepada seluruh pasien dikarenakan biaya yang relatif mahak dan tidak adanya bantuan dari pemerintah untuk penggunaan alat bantu dengar dan pemakaian implan koklea.
Item Type: | Article | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pola intervensi, gangguan pendengaran, tuli kongenital | ||||||||
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RF Otorhinolaryngology |
||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (Spesialis) | ||||||||
Creators: |
|
||||||||
Depositing User: | arys fk | ||||||||
Date Deposited: | 20 Sep 2022 08:27 | ||||||||
Last Modified: | 22 Oct 2022 06:59 | ||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/117949 | ||||||||
Sosial Share: | |||||||||
Actions (login required)
View Item |