Pembuatan Anti-Prostaglandin F2a Terlabel Alkalin Fosfatase: Suatu Upaya Penelusuran Jalur Luteolitik Prostaglandin F2a Sebagai Hormon Gertak Birahi Dengan Menggunakan Teknik Imunohistokimia

Ismudiono, - and Husni Anwar, - and Tri Wahyu Suprayogi, - Pembuatan Anti-Prostaglandin F2a Terlabel Alkalin Fosfatase: Suatu Upaya Penelusuran Jalur Luteolitik Prostaglandin F2a Sebagai Hormon Gertak Birahi Dengan Menggunakan Teknik Imunohistokimia. Laporan Penelitian. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN, SURABAYA.

[img] Text (FULLTEXT)
LP_71_07.pdf

Download (5MB)

Abstract

Aplikasi teknologi gertak birahi secara hormonal masih dinilai terlalu mahal bagi petemak di Indonesia. Harga hormon yang mahal serta keberhasilan yang belum begitu memuaskan menarik minar profesi kedokteran hewan untuk terus meneliti dengan tujuan untuk memperoleh suatu metoda gertak birahi yang mudah, murah, efisien dan selanjutnya dapat menunjang program inseminasi buatan dan transfer em brio Preparat hormon yang dapat digunakan untuk gertak birahi pada temak adalah hormon progesteron dan Prostaglandin F2<l (PGF2<l ). Aplikasi pemberian PGF2<l dapat secara intramuskular, subkutan dan intrauterin (Hafez,2000) akan tetapi terdapat kendala yaitu besarnya dosis yang dipakai serta memer1ukan ketrampilan khusus. Untuk itu dilakukan altematif pemberian PGF2<l secara submukosa vulva dengan asumsi dosis lebih rendah, caranya mudah, tidak memer1ukan keahlian khusus sehingga menjadi lebih murah dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu model teknologi pembuatan anti- PGF2a yang dapat digunakan pada ternak lain serta untuk membakukan teknik gertak birahi dengan hormon PGF2<l. Manfaat penelitian ini dapat untuk mengkaji pembuatan anti- PGF2a serta jalur luteolitik yang dilalui hormon PGF2a sebagai gertak birahi yang diberikan secara submukosa vulva. Metode penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap I pembuatan antibodi PGF2u. Oengan cara imunisasi PGF2U. Pad a 8 ekor kelinci local jantan dengan dosis imunisasi 250 I-lg, 500 I-lg dan 750 I-lg dengan penambahan ajuvant CFA, booster dilakukan tiga kali dengan penambahan IFA. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 9 kali. Selanjutnya dilakukan isolasi dan purifikasi serum dengan SAS 50%. Serum hasil purifikasi dilakukan uji karakterisasi dengail metoda dot blot, indirect elisa dan SOSPAGE. Selanjutnya dilakukan labelling anti- PGF2U dengan ensim alkalin fosfatase. Penelitian tahap II pembuktian jalur luteolitik dengan cara penyuntikan PGF2u secara submukosa vulva pada kambing dengan dosis 7,5 mg (perlakuan) dan 7,5 mg PBS (kontrol). Setelah 2 jam penyuntikan kambing dipotong, saluran reproduksi diambil dan dibuat preparat histologis serta dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Hasil penelitian tahap I pada uji karakterisasi dengan metoda dot blot terlihat bahwa pada timbulnya antibodi PGF2u +CFA sudah mulai Nampak pada bleeding I (minggu ke-3) dan tingkat kegelapan yang paling tajam terlihat pada kelompok II dan III pad a bleeding ke 4,5,6 (minggu ke-6,7 dan 8) hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi antibodi cukup tinggi. Oengan metoda Indirect Elisa, pada preimun dan ulangan kontrol menampakkan titer negatif terhadap anti- PGF2U sedang padR kelompok perlakuan mulai bleeding ke-2 menunjukkan titer positif karena nilai titer anti- PGF2u diatas nilai dua kali COV (cut of value) , hal ini menunjukkan respon imun terbaik terhadap PGF2<x dengan terbentuknya anti- PGF2u dihasilkan pad a bleeding ke-5 Perlakuan II. Oari penentuan berat molekul antibodi dengan metode SOS-PAGE 10% terlihat bahwa antigen (PGF2u) dapat mendeteksi antibody (anti- PGF2u) sebagai suatu pita-pita protein dengan rataan BM sebesar 139,7237kO. Penelusuran jalur luteolitik pada alat kelamin kambing betina dengan teknik imunohistokimia menunjukkan adanya warna kecoklatan pada slideslide saluran alat kelamin betina yang meliputi vulva, vagina serviks, korpus uteri dan kornua uteri pada pemotongan dua jam setelah penyuntikan hormon PGF2u secara submukosa vulva, hal ini menunjukkan bahwa jalur luteolitik hormon PGF2u yang diberikan secara submukosa vulva dapat dirunut perjalanannya dengan mengggunakan anti-prostglandinF2u terlabel alkalin fosfatase dengan menggunakan teknik imunohistokimia. ( Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga , SK. Rektor nomor : 71811 J031 PPI 2003, No. kontrak : HIBAH PROYEK DUE-LIKE Universitas Airlangga, Tahun Anggaran 2003/2006)

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Additional Information: LP_71_07
Uncontrolled Keywords: Anti-Prostaglandin F2a, Alkalin Fosfatase, Luteolitik Prostaglandin F2a, Hormon Gertak Birahi, Teknik Imunohistokimia
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine
Creators:
CreatorsNIM
Ismudiono, -NIDN0016055206
Husni Anwar, --
Tri Wahyu Suprayogi, -NIDN0004016309
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 07 Dec 2022 00:59
Last Modified: 07 Dec 2022 00:59
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/119093
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item