PEMBAKUAN EPITOP PROTEIN MEMBRAN SPERMATOZOA KELINCI SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN IMUNOKONTRASEPSI PADA PRIA

Sri Puji Astuti Wahyuningsih1, - and Imam Mustofa, - and Alfiah Hayati, - (2008) PEMBAKUAN EPITOP PROTEIN MEMBRAN SPERMATOZOA KELINCI SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN IMUNOKONTRASEPSI PADA PRIA. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
KKC KK LP 232-10 Wah p.pdf

Download (3MB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan antibodi terhadap protein membran spermatozoa kelinci dalam menghambat fertilisasi yang diamati secara invitro. Penghambatan spermatozoa dilakukan secara in-vivo dan in-vitro. Penelitian ini menggunakan kelinci jantan dan betina dewasa strain loka!. Spermatozoa dikoleksi kauda epididimis dengan cara flushing. Selanjutnya, protein membran spermatozoa diisolasi dalam larutan hipo-osmotik (10 mM potassium phosphate buffeT) dengan teknik sentrifugasi. Penghambatan spermatozoa secara invivo dilakukan dengan cara kelinci jantan diimunisasikan dengan protein membran spermatozoa dosis 200 IIg/lll. Imunisasi sebanyak 3 kali dengan selang waktu 21 hari. Titer antibodi diuji dengan ELISA. Spermatozoa dikoleksi, dihitung kecepatan motilitas dan morfologinya. Oosit dari kelinci superovulasi difertilisasi dengan. Penghambatan spermatozoa secara in-vitro dilakukan dengan cara kelinci betina dimunisasi denganprotein membran spermatozoa. Dosis dan cara imunisasi sama seperti di atas. Satu minggu setelah imunisasi ketiga dilakukan pengambilan serum. Serum digunakan untuk inkubasi spermatozoa. Selanjutnya, dilakukan uji fertilisasi spermatozoa terhadap oosit. Data berupa titer antibodi yang ditunjukkan dengan nilai 00 dan persentase telur terfertilisasi karen a penghambatan sperma in-vitro dianalisis anava dan dilanjutkan dengan uji LSD. Data motilitas dan morfologi sperma, serta persentase telur terfertilisasi karena penghambatan sperma in-vivo dianalisiis dengan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titer antibodi pre-imun lebih rendah dari imunisasi I, II, dan 1\1 dengan nilai 00 berturut-turut 0,652, 1,490, 1,777, dan 1,853. Kecepatan motilitas spermatozoa perlakuan (10,284 ~m/dt) lebih rendah kontrol (56,489 ~/dt). Spermatozoa dengan morfologi abnormallebih banyak ditemukan pada perlakuan (67,3 %) daripada kontrol (14,74 %). Persentase telur yang terfertilisasi oleh sperma yang dihambat secara in-vivo pada perlakuan (5,33 %) lebih sedikit daripada kontrol (98 %). Persentase telur yang terfertilisasi oIeh sperma yang dihambat bertJagai konsentrasi antibodi 0; 0,625; 1,25; 2,5; 5, dan 10 ~g/ml berturut-turut adalah 98,33 %, 63,33 %,33,33 %, 13,33 %,6,67 %, dan 3,33 %. Kesimpulan penelitian adalah lama waktu imunisasi berpengaruh pada titer antibodi, antibodi menurunkan motilitas dan menyebabkan morfologi spermatozoa abnormal, Spermatozoa yang telah dihambat dengan antibodi secara in-vivo dan in-vitro menurunkan kemampuan spermatozoa dalam membuahi sel telur melalui pengamatan fertilisasi in-vitro.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: KKC KK LP 232-10 Wah p
Uncontrolled Keywords: protein membran spermatozoa kelinci, epitop, imunokontrasepsi
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 08. Fakultas Sains dan Teknologi > Biologi
Creators:
CreatorsNIM
Sri Puji Astuti Wahyuningsih1, -NIDN-
Imam Mustofa, -NIDN0027046003
Alfiah Hayati, -NIDN0018046404
Depositing User: Dewi Puspita
Date Deposited: 12 Dec 2022 06:11
Last Modified: 12 Dec 2022 06:11
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/119097
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item