DODY EKA SAKTIANDY, 049916391 (2006) PERKEMBANGAN KEBIJAKAN TATA NIAGA IMPOR GULA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-saktiandyd-8712-c2707-k.pdf Download (382kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-saktiandyd-8684-c2707.pdf Download (9MB) | Preview |
Abstract
Industri gula di Indonesia mempunyai peranan yang penting dan sejarah yang panjang dalam perekonomian Indonesia. Gula pertama diperkenalkan dan masuk ke Indonesia pada abad ke 15 oleh para pedagang Cina yang mendarat di pulau Jawa, dan di Jawa industri gula di kembangkan. Penjajah pada saat itu sangat mengandalkan industri gula hingga dijadikan komoditi penting dalam ekspornya. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan hasil produksi gula dari penerapan kerja paksa, tanam paksa sampai dengan sistem geblagan. Produksi gula Indonesia pernah mencapai puncaknya pada tahun 1928 dengan produksi mencapai 3 juta ton dan Indonesia merupakan produsen utama gula yang melakukan ekspor ke berbagai negara. Produksi gul.a pasta tahun 1928 semakin turun ditambah terjadinya perang dunia kedua dan masa penjajahan Jepang produksi gula turun sangat drastis. Pasca perang dunia dilakukan perbaikan pada industri tebu untuk meningkatkan hasilnya. Kebijakan dalam perdagangan gula mengalami perubahan dari 1950 hingga 1958 ketiga perusahaan asing memegang peranan yang terdiri dari empat kelompok. Perubahan dalam hal pemasaran gula terus terjadi hingga tahun 1980 ketika pemasaran gula dipegang oleh Bulog dan menjadi satu-satunya lembaga yang mengatur pemasaran gula. Dari tahun 1965 hingga tahun 1997 produksi gula terus mengalami peningkatan dari jumlah sebesar 775.950 ton menjadi 2.189.975 ton pada tahun 1997 dengan produksi tertinggi terjadi pada tahun 1993 sebesar 2.470.590 ton sedangakan hablur terus mengalami penurunan. Luas areal tanam meningkat hingga tahun 1994 sedangkan produktifitasnya cenderung turun. Babak baru mengenai perkembangan gula terjadi ketika pada awal tahun 1998 kewenangan Bulog dalam hal monopoli produk pertanian dibatasi sehingga gula yang menjadi salah satu produk yang tercantum dalam kesepakatan menjadi komoditi dalam perdagangan bebas. Pada awal perdagangan bebas belum ada masalah, karena faktor harga gula dunia yang tinggi dari keadaan ekonomi Indonesia yang tidak menarik minat importir untuk melakukan impor gula. Permasalahan terjadi ketika keadaan ekonomi bangsa mulai membaik dan harga gula dunia sangat murah, bahkan beberapa negara terindikasi melakukan dumping dalam perdagangan gula. Perdagangan bebas menyebabkan industri gula dalam negeri sangat terpengaruh oleh perkembangan harga gula dunia. Dengan semakin terpuruknya industri gula, maka keluarlah kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga pada tahun 2002 akhir keluar kebijakan yang mengatur mengenai tata maga impor gula. Tujuan dari keluarnya kebijakan tersebut untuk melindungi harga gula petani yang terdistorsi oleh harga gula dunia.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 C 27/07 Sak p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | MONOPOLISTIC COMPETITIONS; SOCIOLOGY | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD2340.8-2346.5 Small and medium-sized businesses, artisans,handicrafts, trades H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD3611-4730.9 Industrial policy. The state and industrial organization Including licensing of occupations and professions, subsidies, inspection, government ownership, municipal services T Technology > TS Manufactures > TS1080-1268 Paper manufacture and trade |
||||||
Divisions: | 04. Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Ekonomi Pembangunan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | ||||||
Date Deposited: | 30 Jan 2009 12:00 | ||||||
Last Modified: | 15 Jul 2016 09:00 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/1202 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |