RIZKI AMALLINDA YULIANTI, -
(2015)
PENANGANAN LEUKORRHEA DENGAN METODE AKUPUNKTUR PADA TITIK SANYINJIAO (SP6), YINLINGQUAN (SP9), GONGS UN (SP4), DAN ZUSANLI (ST36) SERTA PEMBERIAN HERBAL RIMPANG TEMU KUNCI (BOESENBERGIA PANDURATA ROXB.) DAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L).
Tugas Akhir D3 thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Leukorrhea (white discharge, fluor a/bus, keputihan) adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi klinik berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ reproduksi. Pada perempuan sekret vagina ini merupakan mekanisme tubuh untuk membersihk:an diri, sebagai pelicin, dan pertahanan dari berbagai infeksi. Pada kondisi normal, umumnya cairan yang dikeluarkan sedikit, jemih, tidak gatal dan tidak berbau. Namun jika cairan yang dikeluarkan berlebihan, menimbulkan rasa gatal dan bau tidak sedap maka perlu diwaspadai sebagai leukorrhea patologis. Pada kasus ini keluhan yang dialami pasien adalah leukorrhea dengan sekret banyak, berwarna putih susu, memi1iki tekstur kental, ti~ disertai gatal dan tidak berbau. Keluhan ini dirasakan pasien sejak duduk di bangku SMA dan bertambah parah saat pasien duduk di bangku kuliah. Metode yang digunakan untuk mengatasi leukorrhea menggunakan terapi akupunktur yang dikombinasikan dengan terapi herbal. Diagnosa secara konvensional adalah disebabkan faktor lemahnya sistem imunitas pasien dan kurangnya personal hygiene. Sedangkan diagnosa secara TCM leucorrhea disebabkan defisiensi Qi Limpa dan Lambung. Adapun titik utama yang digunakan adalah Sanyinjiao (SP6), Yin/ingquan (SP9), Gongsung (SP4 ), dan Zusan/i (ST36) ditambah titik tambahan lain yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Terapi herbal menggunakan dekokta rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) yang bersifat antifungal dan infusa daun sirih (Piper betle L.) yang bersifat antifungal. Perawatan akupunktur dilakukan 2 hari sekali selama 24 hari yang dibagi menjadi 4 tahap. Tiap tahap terdiri dari 3 kali terapi akupunktur. Pemberian herbal dekokta rimpang temu kunci diberikan sehari 1 kali @ 1 00 rnl diminum pagi hari setelah makan sedangkan infusa daun sirih diberikan 2 kali sehari @300 ml yang digunakan untuk membersihkan area kewanitaan setelah mandi. Dari basil yang didapat dari kombinasi terapi akupunktur dan herbal menunjukkan perbaikan kondisi serta keluhan tambahan yang dialami pasien berkurang, namun belum dapat mengobati leukorrhea patologis secara total. Terapi yang dilakukan perlu ditunjang dengan perubahan pola hidup dan kebiasaan sehingga didapatkan basil terapi yang optimal.
Item Type: |
Thesis
(Tugas Akhir D3)
|
Additional Information: |
KKA KK FV.PT 10.15 Yul p |
Uncontrolled Keywords: |
Leukorrhea, Akupunktur, Titik Sanyinjiao (SP6), Yinlingquan (SP9), Gongs Un (SP4), Zusanli (ST36), Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia Pandurata Roxb.), Daun Sirih (Piper Betle L) |
Subjects: |
R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy |
Divisions: |
15. Fakultas Vokasi > Departemen Kesehatan > D3 Pengobat Tradisional |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
RIZKI AMALLINDA YULIANTI, - | NIM011210413002 |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Contributor | Prof. Dr. Suhariningsih, Ir., - | - | Contributor | Prof. Sri Agus S djarwo, drh., Ph.D, - | - |
|
Depositing User: |
Ny Wahyuni -
|
Date Deposited: |
21 Mar 2023 08:26 |
Last Modified: |
21 Mar 2023 08:26 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/120710 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |