Nove Hidajati
(2001)
Sifat Antioksidan Bawang Putih (Allium sativum) yang Berperan sebagai Hepatoprotektor pada Tikus Putih (Rattus norvegicus galur Sprague dawley) yang Diinduksi dengan CCI4.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Bawang putih telah digunakan di seluruh dunia sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa macam penyakit dan diketahui dapat menetralisir radikal bebas (oksidan), mempunyai kemampuan sebagai peredam bahan yang bersifat oksidan pada sel tubuh.
Sari bawang putih dapat melindungi membran biologis mikrosom hati tikus dari peroksidasi lipid yang dilakukan secara invitro. Pemberian sari bawang putih dengan dosis 10 g/kg berat badan yang diberikan selama 8 hari berturut-turut dapat melindungi hati dari keracunan karbon tetraklorida (CCI4).
Ketidakseimbangan aktivitas oksidan, radikal bebas dan antioksidan dapat mendasari beberapa keadaan patologis. Dalam usaha untuk mengurangi keadaan patologis yang disebabkan ketidakseimbangan oksidan, radikal bebas dan antioksidan perlu diketahui bagaimana antioksidan itu dapat mencapai keadaan yang berimbang dengan oksidan dan radikal bebas.
induksi peroksidasi lipid yang akan menghasilkan kerusan hati dapat menggunakan CCI4 sebagai bahan hepatotoksik. Peroksidasi lipid yang terjadi pada membran sel akan menghasilkan produk yang stabil yaitu malondialdehida (MDA). Pengukuran kadar MDA dapat menggunakan thiobarbituric acid test (TBA test). Adanya kerusakan hati dapat dilihat dari kadar glutamate transaminase serum yang semakin meningkat dan pemeriksaan histopatologi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bawang putih sebagai antioksidan dan hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi dengan CC14,
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan 3 perlakuan (sari bawang putih 2,5 glkg berat badan , 5 g/kg berat badan dan 10 g/kg berat badan) yang diberikan tiap hari selama 8 hari. Untuk pembanding digunakan 2 kontrol yaitu kontrol negatif dan positif. Rancangan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap, selanjutnya data yang diperoleh dari pemeriksaan MDA dan GPT serum dianalisis dengan analysis of variance (Anova), yang kemudian dilanjutkan dengan uji least significant difference (LSD) . Pemeriksaan histopatologi diuji dengan statistik nonparametrik (Kruskal Wallis) yang kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang putih pada dosis 10 g/kg berat badan dapat mencegah kerusakan hati yang ditandai pencegahan terjadinya nekrosis sentrilobuler, pencegahan peningkatan kadar MDA dan GPT serum pada tikus putih yang diinduksi dengan CC14 dosis 0,55g/kg berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa bawang putih dengan dosis 10 glkg berat badan mempunyai efek antioksidan dan hepatoprotektor.
Actions (login required)
|
View Item |