Nurrahayu Yanuari
(2014)
Perbandingan Penanggulangan Hemorrhoid (Wasir) dengan Terapi Akupunktur pada Titik Erbai (EX-UE-2), Sanyinjiao (SP 6) dan Chengshan (BL 57) dengan Terapi Pemberian Ubi Jalar Kuning [IPOMEA BATATAS (L.) LAM].
Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Wasir adalah pembuluh darah yang bengkak dan meradang di sekitar anus atau rektum. Wasir eksternal terletak dibawah kulit disekitar anus. Wasir internal berkembang pada rektum. Penderita hemorrhoid sering mengeluh merasa tidak nyaman akibat benjolan yang keluar dan anus. Wasir dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan berserat dan cairan, kontipasi, usia, keturunan, tumor abdomen, pola buang air besar yang salah, kurang aktivitas fisik dan kehamilan.
Pada studi kasus ini, pasien didiagnosa terkena sindrom lembab panas. Pada sindrom lembab panas terdapat manifestasi gejala seperti pasien sering mengantuk ini menandakan adanya lembab di dalam tubuh. Pasien lebih senang berada di ruangan yang bersuhu dingin, suka minuman dingin, suka makan makanan yang pedas, pasien juga mempunyai kebiasaan jika haus langsung minum, hal ini menandakan adanya patogen panas. Sindrom lembab juga dapat terlihat dari lidah pasien yang lembab.
Metode yang digunakan pada studi kasus ini adalah menggunakan terapi akupunktur pada pasien I dan terapi nutrisi pada pasien II. Diagnosa wasir yang diderita kedua pasien adalah wasir tipe eksternal dengan diferensiasi sindrom lembab panas.
Terapi akupunktur dilakukan dalam satu seri terapi yang terdiri dari tiga tahap dan masing-masing tahap dilakukan empat kali terapi dengan menggunakan titik Erbai (EX-EU 2), Sanyinjiao (SP 6), Shangjuxu (ST 37), Chengshan (BL 57) dan Yinlingquan (SP 9). Terapi nutrisi dilakukan dalam satu seri terapi yang terdiri dari dua tahap dan masing-masing tahap dilakukan tujuh kali terapi dengan pemberian ubijalar kuning sebanyak 250 gramihari. Menu yang diberikan berbeda-beda dan bisa dibagi dalam beberapa kali makan dalam satu hari.
Hasil studi kasus membuktikan adanya pengecilan penonjolan pada anus dan dapat mengurangi keluhan-keluhan lain pada pasien I dengan terapi akupunktur, sedangkan pada pasien II tidak terjadi perubahan pada penonjolan pada anus, namun dengan pemberian terapi nutrisi dapat membantu mempertahankan frekuensi BAB Ix sehari dan massa feses yang normal meskipun pasien dalam keadaan kelelahan. Selain itu, juga terdapat perubahan pada lidah pasien yaitu berkurangnya tapal gigi.
Actions (login required)
|
View Item |